BAB 1 - The Drunk Guy

840K 28.4K 229
                                    

"Hallo Ra, lo dimana? Ke Xillemax dong, gue tunggu sekarang. Nggak pake lama ya, Cantik."

Klik.

"Gila ya gue belum sempat ngomong udah di tutup duluan."

Maura menggerutu sendiri sambil memasukan handphone ke dalam tas dan berjalan ke keluar dari butiknya. Adrian, sahabat sekaligus musuh bebuyutannya selalu seperti itu jika ia sedang membutuhkan Maura. Menelfon Maura, menyuruhnya ke Xillemax untuk mendengarkan keluh kesahnya dan anehnya walaupun sebal, Maura pasti akan datang.

Setelah berjibaku dengan macetnya jalanan ibukota, Maura sampai di Xillemax dua jam kemudian. Maura celingukan ke kanan dan ke kiri mencari sosok Adrian. Setelah matanya mengitari seluruh Xillemax, Maura melihat si sosok menyebalkan itu sedang duduk di area bar sambil meneguk minuman.

"Udah gelas yang keberapa Ton?" Maura sudah duduk disamping Adrian, tepat pada saat, Anton, bartender Xillemax sedang menuangkan minuman ke gelas Adrian.

"Baru gelas ketiga." Katanya sambil tersenyum memperlihatkan gigi-giginya yang rapi.

"Mauraaaa......." Adrian yang melihat Maura langsung bergerak ingin memeluk Maura sambil memonyongkan bibirnya.

"Eh apaan sih, nggak pake ya, geli."
Maura yang sebal dengan keadaan Adrian yang sudah setengah mabuk, memukul lengan Adrian dengan clutch bag yang ia kenakan.

"Galak banget sih lo, dasar mak lampir." Kata Adrian sambil mengelus-elus lengannya.

"Ayo pulang, kerjanya nyusahin orang doang. Bisa jalan sendiri kan?" Maura  sudah bersiap bangkit ketika Adrian menahan lengannya sambil menggeleng seperti anak kecil.

Wah mabuk beneran nih si Hulk. Dasar bikin susah manusia kecil kayak gue aja.

Akhirnya Maura mengambil lengan Adrian dan menyampirkannya ke pundak. Lalu tanganya yang bebas diletakkan di pinggang Adrian agar tidak jatuh.

"Duh, lo berat banget sih Dri." Keluh Maura dan Adrian hanya bergumam tidak jelas.

"Ton gue balik duluan ya, mau bawa ini Hulk ke labolatorium." Dan Anton pun tertawa kencang mendengar ucapan Maura.

***

Butuh perjuangan besar sampai akhirnya Maura bisa memindahkan Adrian ke sofa apartemen lelaki itu. Ia sudah tak kuat lagi jika harus memapah Adrian sampai ke kamarnya. Memapahnya dari Xillemax sampai ke mobil, memasukannya ke dalam mobil, belum lagi Adrian meracau tidak jelas saat perjalanan lalu menyebut-nyebut nama Tasya dan mengeluarkan Adrian dari mobil lalu memapahnya sampai kesini.

Gue harus minta bayaran nih atas kesusahan gue malam ini ngangkut raksaksa besar ini!

Maura yang melihat Adrian sudah meringkuk tertidur pulas disofa berlenggang meninggalkan lelaki itu menuju kamar.

Aku juga butuh istirahat.

***

Adrian bangun sambil merasakan sakit kepala hebat. Ini pasti efek mabuknya semalam. Niat awal lelaki itu untuk menceritakan permasalahannya dengan Tasya kepada Maura, hilang entah kemana ketika ia sudah mulai memesan minuman karena Maura tak kunjung datang. Adrian mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan.

Si Maura tidur dimana? Jangan bilang...

"Maura... Bangun!!! Lo kebiasan deh tidur dikamar gue!" Adrian mengguncang-guncang tubuh Maura dengan sebal.

Maura hanya bergumam tidak jelas dan membalikkan tubuhnya membelakangi Adrian, kembali tidur.
Adrian mengitari tempat tidurnya, merebahkan badannya dibagian yang kosong dengan kedua tangan menyilang dibelakang kepala.

"Ra, bangun dong... gue abis hangover gini lo buatin gue apaan kek."

"Hmm... sepuluh menit lagi... masih ngantuk..."

Maura akhirnya terbangun. Entah ia bangun sepuluh menit kemudian atau lebih dari itu. Ia mendapati Adrian tertidur dengan kedua tangan menyilang di belakang kepala. Reflek,  Maura mengambil bantal lalu menaruhnya di belakang kepala Adrian dengan hati-hati agar tidak membangunkan lelaki itu. Kalau tidurnya seperti itu pasti tangannya akan kebas, batinnya. Setelah menaruhnya, Maura keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur.

Maura tersenyum ketika membuka kulkas. Ia senang karena Adrian selalu menuruti apa yang dikatakannya. Salah satunya seperti ini. Kulkas Adrian penuh dengan bahan makanan, mulai dari telur, daging, buah-buahan dan sayuran segar serta... beberapa kaleng beer yang berjejer rapi ditempat minuman. Walaupun hal yang satu ini Maura tidak mengijinkan, Adrian selalu saja membelinya. Katanya sih, itu obat mujarab dari segala obat. Dimana hanya Adrian seorang yang berpikiran seperti itu. Adrian sebenarnya sama sekali bukan tipikal orang yang suka memasak atau pun suka memenuhi isi kulkasnya dengan makanan. Tapi karena Maura selalu menggerutu setiap kali ia menginap di apartemen lelaki itu dan Adrian memintanya untuk memasak tapi tak ada satupun bahan makanan yg tersedia, jadilah Adrian selalu memenuhi isi kulkasnya. Karena ia tahu, masakan gadis itu selalu membuatnya seperti tempat dimana seharusnya ia berada. Home.

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang