Sudah satu bulan berlalu sejak kejadian itu. Maura dan Adrian tak pernah sekalipun bertemu. Mereka berdua seakan berlomba-lomba menyibukan diri untuk menghindar dari perasaan rindu yang menerpa. Maura berusaha untuk bekerja lebih lama setiap harinya, bahkan tak jarang ia melemburkan dirinya. Maura benar-benar ingin mengenyahkan Adrian dari pikirannya. Walau pada akhirnya pikiran Maura sepenuhnya tenggelam pada pekerjaan, ia jadi sering lupa untuk makan siang dan beristirahat. Ah, kadang cinta bisa membuat sengsara...
Tak jauh berbeda dengan Maura, Adrian melakukan hal serupa. Yang membedakan adalah lelaki itu selalu pergi ke Xillemax setelah pulang kerja dan itu sudah berjalan selama sebulan ini. Anton sampai bingung melihat Adrian yang setiap harinya datang ke Xillemax, memesan minum, lalu minum tak kurang dari 4 gelas dan pulang setelahnya. Tapi Anton bersyukur karena tak pernah sekalipun ia mendengar kabar bahwa Adrian kecelakaan atau mobilnya menabrak bahu jalan. Hebat sekali setiap hari pulang dalam keadaan mabuk tapi selalu selamat. Mungkin, Adrian memang memiliki ilmu hitam.
***
"Jadi begini, Maura. Saya mau rancangan kamu masuk menjadi highlight di bagian Fashion and People bulan ini." Kata Rudi salah satu creative director majalah Glamour yang menaungi bagian Fashion and People.
"Oh, baik Mas. Kira-kira pemotretan kali ini berapa sesi?" Kata Maura yang kini tengah duduk manis di ruang redaksi majalah Glamour.
"Karena rancangan kamu akan menjadi highlight, pemotretan kali ini kita adakan 3 sesi. Pertama, cocktail dress untuk afternoon look, kedua gala night dress untuk night look. Dan bagaimana kalau yang terakhir tema casual chic untuk office look? Untuk yang office look kita pakai baju dengan label ready-to-wear kamu aja, Ra. Lagian label ready-to-wear kamu kan belum di lauch, sekalian aja nanti di launch di sini." Kata Rudi yang tahu dengan detail perjalanan karir Maura sebagai desainer.
"Ya ampun, aku jadi nggak enak lho, Mas. Jadi sekalian promosi gini."
"Ah, kamu Ra, ngomong gitu kayak sama siapa aja." Kata Rudi menimpali.
Memang bagi Rudi, sosok Maura sudah tak asing lagi di majalah Glamour. Rancangan baju gadis itu sudah sering di ulas di majalah tersebut. Bahkan jauh sebelum rancangan bajunya seterkenal seperti sekarang, majalah Glamour sudah sering membahas rancangan baju Maura.
"Tapi kali ini mau ya, kamu yang jadi model buat rancangan kamu sendiri."
"Hah? Kok aku, Mas? Aku nggak bisa gaya di depan kamera."
"Ah, kamu suka ngerendah gitu. Asal kamu tahu ya orang-orang tuh penasaran sama sosok kamu, Maura. Apalagi saat pagelaran kamu bulan lalu itu. Banyak yang nggak nyangka kalau kamu itu nggak kalah cantik dari model-modelmu."
"Ah, Mas Rudi bisa aja. Aku jadi nggak enak."
"Udah ya, saya nggak terima penolakan. Pokoknya kamu harus mau." Kata Rudi sedikit memaksa.
"Oke deh, Mas. Tapi jangan nyesel lho kalau gaya aku nanti kaku."
"Enggalah, kamu kan nanti nggak sendiri. Pemotretan kali ini kamu ada partnernya. Jadi nggak bakal kaku. Tenang aja, Maura." Kata Rudi menjelaskan.
"Aduh, sorry ya aku lupa bilang sama kamu sebelumnya... Jadi, pemotretan kali ini kamu akan dipasangkan dengan laki-laki yang masuk top list eksekutif muda di Indonesia yang profilnya sudah dibahas di edisi majalah Glamour bulan lalu. Dan besok kamu akan berfoto sama laki-laki yang ada diperingkat pertama top list kita. Soalnya untuk edisi bulan ini kita mau ngebahas lebih personal lagi." Kata Rudi menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Into You
RomanceAdrian dan Maura sudah menjadi sahabat selama hampir lima belas tahun. Mereka sudah berbagi segalanya. Tawa, riang, tangisan, kesedihan dan kebahagiaan. Bahkan mereka dikecewakan pasangan masing-masing dalam waktu yang berdekatan. Bagi Adrian tak ad...