Sudah tiga puluh menit berlalu tetapi tidak ada tanda-tanda Adrian akan datang. Maura sudah mulai kesal ditempatnya. Bisa-bisa ia terlambat menghadiri acara ulang tahun Romi kalau terus menunggu Adrian disini. Akhirnya, dengan wajah cemberut Maura memutuskan masuk ke dalam lift dan naik sendiri ke The Sheares's Quarters tanpa Adrian.
Jangan bilang Adrian lupa kalau tadi nyuruh aku nunggu di depan lift!
Sambil terus menggerutu, pintu lift mengeluarkan bunyi 'ding' dan menunjukan angka 28, lantai teratas gedung ini tempat dimana The Sheares's Quarters berada. Saat keluar dari lift, Maura merasa aneh karena tidak ada satupun orang disini. Tak ada tanda-tanda seseorang akan merayakan ulang tahun. Hanya saja, pintu masuk The Sheares's Quarters berubah menjadi pintu yang dipenuhi oleh bunga mawar merah. Seakan pintu itu memang terbuat dari bunga. Maura bahkan sampai terpana melihatnya. Sungguh indah. Tapi tiba-tiba Maura mengernyit heran.
"Ini ulang tahun Romi kan? Kok pake bunga-bunga segala sih? Kayak mau ngelamar aja..." Kata Maura yang tanpa sadar bergumam sendiri.
Lalu karena bingung apa yang harus dilakukannya disini sendirian, Maura akhirnya memberanikan diri membuka pintu masuk The Sheares's Quarters.
Mungkin semua tamu ada di dalam.
Seakan keanehan tadi belum cukup, pemandangan di area dalam The Sheares's Quarters membuat Maura tak bisa berkata apa-apa. Bagaimana tidak, satu ruangan ini dipenuhi oleh kelopak mawar merah yang dibuat menjadi jalan setapak menuju area outdoor dengan lilin-lilin kecil disampingnya! Ini sungguh indah! Luar biasa indah! Maura sampai tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.
Ini jelas bukan perayaan ulang tahun. Kayaknya aku salah masuk tempat deh. Tapi kan The Sheares's Quarters cuma ada satu. Nggak mungkin ada dua acara disatu tempat sekaligus!
Sekali lagi, Maura kebingungan ditempatnya. Pasalnya disini pun tak ada siapa-siapa. Akhirnya dengan rasa penasaran yang ada ia berjalan perlahan di jalan setapak yang dibuat dengan bunga mawar itu ke arah pintu outdoor. Dan ternyata diluar pun tak ada orang. Bakhan lampu saja tidak dinyalakan sampai Maura tidak bisa melihat apa-apa di luar. Gelap gulita dan hanya ada Maura seorang diri.
"Kayaknya aku beneran salah ruangan deh. Aduh... Adrian dimana lagi?!" Tanpa sadar Maura kembali bergumam sendiri dengan kesal.
Tapi ketika Maura ingin berbalik, tiba-tiba lampu menyala dan alunan lagu The Sweetest Love - Robin Thicke mengalun lembut. Jika tadi Muara hanya terpaku atau terpana kali ini ia tercengang, mulutnya menganga lebar melihat pemandangan yang ada didepannya. Ruangan outdoor The Sheares's Quarters penuh dengan lampu-lampu cantik yang bergelantungan dengan bunga mawar yang masih bertebaran dibawah sebagai jalan menuju sebuah meja yang di hiasi lilin dan bunga serta dua buah kursi cantik yang dihiasi pita. Lalu didepannya ada sebuah pohon yang penuh dengan lampu dan mawar putih yang bergantungan diatasnya dengan sebuah tv besar yang menempel disana. Disamping pohon itu terdapat pemain band The Shares's Quarters yang bahkan sampai memakai tuxedo. Dan tak jauh dari para pemain band, terdapat sebuah lingkaran cantik yang terbuat dari untaian mawar merah dengan tulisan 'will you marry me' di dalamnya yang dibuat dengan menggunakan bunga mawar putih. Sungguh. Sangat. Indah.
Ya Tuhan ini indah sekali... Beruntung sekali perempuan yang akan dilamar itu...
Seakan sadar bahwa Maura memang benar-benar salah ruangan, ia segera berbalik meninggalkan tempat, tepat ketika tangannya ditarik oleh salah seorang pelayan disana.
"Eh... mbak... Salah orang, bukan saya yang mau dilamar..."
Si pelayan tak menggubris perkataan Maura dan tetap menarik gadis itu sampai ke kursi untuk duduk. Maura sudah berontak ingin berdiri ketika tv didepannya tiba-tiba menyala.
The Sweetest Love
-Adrian&Maura-Maura mau tak mau duduk kembali dikursi ketika tulisan itu berjalan di tv. Jantung Maura berdegup dengan kencang. "Ini... apa-apaan..."
Setelah tulisan itu hilang dilayar, mucul lah sebuah foto dirinya dan Adrian saat duduk di bangku SMP dulu pada saat masa orientasi siswa. Maura dan Adrian tampak masih polos dan lucu mengenakan topi dari karton berwarna hijau lengkap dengan tali rafia berwarna hijau. Adrian tampak menggemaskan karena badannya sedikit gendut disana. Mata Maura mulai berkaca-kaca.
Foto selanjutnya menampilkan Maura yang sedang cemberut karena seluruh wajahnya dihiasi kue dan disampingnya Adrian tertawa sambil memegang lilin dengan angka 15. Satu butir air mata lolos dari matanya.
Ya Tuhan... Jadi ini semua untuknya? Dari seorang Adrian?
Lalu foto berganti memperlihatkan Maura dan Adrian yang mengenakan baju putih abu-abu yang penuh dengan coretan. Saat sedang merayakan kelulusan mereka. Maura tertawa dalam tangisnya melihat foto itu.
Lalu foto berikutnya memperlihatkan Maura yang habis menangis sambil dirangkul oleh Adrian saat mereka berada dibandara. Ia ingat saat itu. Saat dimana ia sedang bersedih karena ditinggal oleh Adrian yang akan melanjutkan kuliah di luar negri. Maura saat itu bersikeras tak mau difoto karena matanya dan hidungnya merah sehabis menangis, tapi Mama Adrian sudah terlebih dulu mengambil fotonya.
Lalu di foto selanjutnya, memperlihatkan Maura yang sedang tertidur dipelukan Adrian dan laki-laki menjulurkan lidahnya ke kamera. Maura tercengang. Kapan Adrian mengambil gambar ini?
I got the sweetest love there ain't nothing sweeter
I got the sweetest love ain't nothing beating it
There ain't nothing sweeterMaura sudah menangis sepenuhnya ditempatnya. Bahkan ia sampai harus menutup mulutnya karena tak kuat dengan semua kebahagian ini.
Lalu setelahnya sebuah video muncul menampakan wajah Adrian disana yang tampak begitu tampan mengenakan kemeja biru dongker dengan latar belakang The Sheares's Quarters pada sore hari.
"Hai, ibu desainerku yang suka marah-marah. Kaget ya dengan semua ini? Maafkan aku kalau begitu."
Kata Adrian dilayar menunjukan senyum menggoda. Maura tetawa sambil mengapus air matanya yang terus mengalir."Tapi aku sungguh ingin meminta maaf karena kamu sudah menunggu terlalu lama untuk semua ini. Maaf karena baru sekarang aku berani melakukan ini. Aku terlalu pengecut untuk mengatakan bahwa hanya kamu yang ada dihatiku. Dari dulu hingga sekarang."
Maura sudah tersengguk-sengguk dalam tangisnya. Ingin ia berlari dan memeluk Adrian.
Finally I can't believe
Cause you and me, you're my sweetest love
I got the sweetest love there ain't nothing sweeter
I got the sweetest love ain't nothing beating it
There ain't nothing sweeterUntaian lagu semakin membuat suasana menjadi romantis dan penuh cinta malam hari ini.
"Dan hari ini aku mau kamu tahu, bahwa aku mencintai kamu. Jadi, kamu, Maura Earlene Sudjatmiko, sahabat terbaikku selama 15 tahun ini, bisa kamu berhenti menangis sekarang dan berdiri di dalam lingkaran itu agar aku tahu kamu mencintaiku juga dan mau menikah denganku?"
Maura tanpa sadar sudah mengangguk-angguk menangis haru pada Adrian yang ada di layar televisi. Dengan berlinangan air mata, Maura menengok ke arah lingkaran itu dan berjalan perlahan sambil tersedu-sedu masuk ke dalam lingkaran tersebut menunggu Adrian datang kepadanya.
Semua masih terasa baik-baik saja dan Maura masih menangis bahagia di tempatnya, saat dilihatnya sosok Romi datang dengan wajah panik dan napas tersenggal-senggal akibat berlari.
"Maura, Adrian.... menghilang."
***
Hallo! Aku balik lagi :)
Semoga masih menunggu cerita ini.
Terima kasih aku ucapin buat yang setia komenin cerita ini aku seneng banget lho kalo dapet komen! Rasanya tuh makin semangat buat nulis. I love you! Hehe :DAbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Into You
RomanceAdrian dan Maura sudah menjadi sahabat selama hampir lima belas tahun. Mereka sudah berbagi segalanya. Tawa, riang, tangisan, kesedihan dan kebahagiaan. Bahkan mereka dikecewakan pasangan masing-masing dalam waktu yang berdekatan. Bagi Adrian tak ad...