"Good morning."
Maura yang masih setengah sadar terbangun karena merasakan sebuah kecupan dihidungnya. Perlahan matanya terbuka, ia memicingkan matanya, mendeteksi sekeliling ruangan.
Aku dimana? Oh, aku lupa! Aku disini di president suite Hotel Kempinski dengan lelaki paling tampan sedunia yang sedang memperhatikan aku dengan penuh cinta! Dan aku masih nggak percaya kalau hari ini adalah hari pertamaku menyandang status Mrs. Putra!
"Morning..." Kata Maura sambil mengalungkan lengannya ke leher Adrian dan menarik napas dalam-dalam dileher suaminya itu.
"Are you sleep well?" Tanya Adrian mencium bahu polos Maura.
Maura hanya mengangguk dan memberikan sebuah ciuman dirahang Adrian sebagai jawaban.
"Kamu udah bangun dari tadi?" Kata Maura sambil menopangkan sebelah tangannya ke dagu dan mengusap rambut Adrian.
Adrian mengangguk.
"Kok nggak bangunin aku?" Kata Maura kali ini sambil menelusuri hidung Adrian yang mancung.
"Ayah nggak tega sama Bunda. Bunda kan baru tidur jam tiga." Jawab Adrian dengan gaya mendayu-dayu yang dilebih-lebihkan.
"Lagian, aku dari tadi sibuk kok. Sibuk merhatiin wajah kamu." Lanjut Adrian gombal sambil mencium kening Maura.
"Aduuuh, telinga aku sakit nih! Pagi-pagi kena gombalannya tukang bakso Malang." Kata Maura mengusap-usap kupingnya.
Adrian sontak tertawa kencang mendengar jawaban Maura sampai matanya terpejam.
Karena lelaki itu tak berhenti tertawa, Maura membekap mulutnya. Berisik.
"Kamu inget nggak, gara-gara siapa aku baru bisa tidur jam tiga?" Tanya Maura pura-pura cemberut, tapi dengan genit, kakinya masuk diantara kaki Adrian. Entah kenapa, pagi ini Maura ingin sekali menjadi satu dengan Adrian.
Adrian berhenti tertawa, melepaskan tangan Maura dari mulutnya, lalu mencium bagian dalam tangan istrinya itu.
"Seinget aku sih, gara-gara suami kamu yang namanya Adrian bukan?" Adrian balik bertanya sambil mendekatkan tubuhnya ke tubuh Maura. Istrinya itu menggeliat ketika merasakan sesuatu yang keras diantara perutnya.
"Iya... kok kamu tahu suami aku sih? Yang badannya ijo, gede, yang kayak Hulk, yang pikirannya nggak jauh-jauh dari paha sama dada. Kamu kenal dimana sama suami aku?" Kata Maura meladeni bayolan Adrian.
Mulut Adrian membulat sempurna.
"Mulut kamu, luar biasa... benar."
Lalu Adrian bergaya menggigit seperti macan sambil membalikkan tubuh Maura sehingga berada di bawahnya dan mulai menggigit pipi, leher, bahu, telinga dan apa saja yang bisa digigit.
"Adrian, ampun!" Tawa gadis itu disela-sela pelukan erat Adrian yang sedang bergaya seperti memakan orang ini.
Setelah puas, Adrian memerosotkan tubuhnya sampai sejajar ke perut Maura dan melapor. "Nak, Ayah dibilang Hulk sama Bunda. Kalau Ayah marah, badan Ayah jadi ijo. Kamu nggak pa-pa punya Ayah badannya ijo?"
Maura tertawa kencang melihat tingkah laku konyol suaminya itu.
"Paling aku sama Bunda kabur dari rumah, Yah." Kata Maura menirukan suara anak kecil.
"Sebelum kamu kabur, aku bakalan ngiket kamu duluan di tiang kasur." Kata lelaki itu kembali mensejajarkan dirinya dengan Maura dan mengigit telinga gadis itu sebagai hukuman.
"Sadis..." Kata Maura meringis.
"Alah, sadis-sadis tapi cinta mati." Kata Adrian sombong menyurukan kepalanya di cekungan leher Maura. Mencuimnya lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Into You
RomanceAdrian dan Maura sudah menjadi sahabat selama hampir lima belas tahun. Mereka sudah berbagi segalanya. Tawa, riang, tangisan, kesedihan dan kebahagiaan. Bahkan mereka dikecewakan pasangan masing-masing dalam waktu yang berdekatan. Bagi Adrian tak ad...