BAB 19 - 9 Bulan Rasa Nano-Nano

407K 16K 509
                                    

Bulan ke 1-3: Jungkir Balik Dunia Adrian.

"Sayang, jangan bikin Bundanya muntah-muntah terus dong. Kasian Bunda kamu." Adrian berbicara diperut Maura yang mulai terlihat membuncit serambi memeluknya sambil tengkurap.

Sedangkan Maura yang tengah asyik menonton tv tak menghiraukan Adrian yang sedang berbicara dengan perutnya.

"Ayah nggak sabar nunggu kamu lahir." Lanjut Adrian menciumi perut Maura sambil sesekali menggesek-gesekan hidungnya ke perut istrinya itu.

Maura berdecak sambil memukul lengan suaminya itu. "Geli dong, Adriaaan!" Katanya mulai terganggu.

"Coba deh, jangan nempel-mempel mulu sama aku. Berat tau nggak setiap hari kamu giniin." Celotehnya.

"Kenapa sih, kamu sekarang galak banget sama aku." Kata Adrian bangun dan memeluk istrinya. Lalu diciuminya wajah Maura secara tak beraturan saking gemasnya.

"Ini apa siiiiiih!" Maura makin sebal sambil berusaha keluar dari kungkungan Adrian.

"Pake peluk-peluk segala lagi! Aku pengap tau nggak!" Sungutnya makin berusaha melepaskan pelukan Adrian.

Kini Adrian yang berdecak. "Tadi habis kamu muntah-muntah, aku disuruh peluk kamu, minta di usap-usap perutnya, sekarang giliran udah nggak mual lagi akunya didepak. Tega kamu, Ra."

"Lebaaaay..." Kata Maura memutar bola matanya.

Tiba-tiba Adrian bangkit.

"Yaudah kalau aku lebay, aku jauh-jauh deh dari kamu." Dan berjalan meninggalkan Maura yang menganga dibelakangnya menuju kamar.

Merasa dirinya membuat Adrian kesal, Maura ikut bangkit.

"Ih, kok jadi kamu yang marah sih..." Katanya mengejar Adrian ke kamar.

Sampai dikamar ia melihat Adrian tidur membelakangi dirinya. Lalu Maura naik ke tempat tidur juga, tapi ia bingung harus melakukan apa.

Maura menggigit bibirnya.

Aduh pakai marah segala sih! Aku kan nggak bisa tidur kalo nggak dia peluk! Gimana nih? Tengsin kali minta maaf duluan!

Tetapi karena ia tahu akan kalah sebelum berperang karena pelukan Adrian adalah tempat untuk tidurnya, akhirnya mau tak mau Maura meruntuhkan gengsinya.

"Masih marah?" Kata Maura melihat wajah Adrian dari balik pundak lelaki itu.

Tak ada suara.

"Maaf deh..." Kata Maura lagi sambil mencium pipinya.

Adrian tak bereaksi.

"Bangun dong, Dri... jangan pura-pura tidur terus..." Kata Maura merajuk sambil mengguncang-guncang bahu Adrian.

Aduh, jangan-jangan Adrian marah beneran!

"Sayang..." Ini usaha terakhir Maura dengan nada manjanya sambil memeluk dan melingkarkan kakinya di kaki Adrian.

Ya ampun nggak mempan juga! Baiklah, sepertinya jurus terakhir harus aku keluarkan nih!

Maura mulai menangis. "Kamu udah nggak sayang lagi sama aku?" Katanya dibuat sesedih mungkin.

"Aku tidur diluar aja kalau be..." Belum selesai ia mengucapkan kalimat, Adrian langsung berbalik.

"Jangan, jangan tidur diluar!" Kata Adrian menatap mata Maura penuh perasaan bersalah.

Maura nyengir tak berdosa. "Kena deh, haha! Aku kan akting doang." Katanya girang sambil memegang pipi Adrian.

Adrian mendecih sebal karena dikibuli istrinya itu. Ia menggigit bahu Maura sebagai balasan. Tapi Maura hanya terkekeh.

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang