BAB 4 - The Kick and The Kiss

630K 24.7K 308
                                    

"Ganti!"

"Nggak!"

"GANTI!!!!"

"NGGAK!!!!!"

"Ganti atau kita nggak akan berangkat!"

"Gue nggak akan ganti dan gue bisa berangkat sendiri."

"Kesabaran gue mulai menipis, Maura."

"Dengar Adrian, kita itu mau ke Xillemax! XILLEMAX!!! Bukan mau ke acara bakti sosial! Dan baju ini masih tergolong sopan. Jadi jangan mulai ceramah lo, gue lagi nggak mau jadi anak santri yang dengerin ustadz lagi ceramah." Maura sudah mulai terbawa emosi. Ia berjalan menuju mobil mendahului Adrian.

"Oke, kalau lo mau main kasar."

Maura mengernyitkan dahi tak mengerti apa yang dikatakan Adrian. Tapi detik berikutnya Maura merasakan dirinya melayang di udara. Adrian menggendongnya sambil berjalan kembali ke rumah.

Tubuh Maura dihempaskan begitu saja ke tempat tidur miliknya. Maura sampai terpekik saat dijatuhkan ke kasur. Maura yang sudah sangat marah berusaha berdiri dan mulai menendang serta memukul Adrian secara membati buta yang sekarang dengan sangat tidak sopan sudah membuka lemari pakaian gadis itu dan sedang memilih, kira-kira pakaian apa yang 'pantas' untuk dikenakan oleh Maura.

Adrian masih terus mencari kira-kira pakaian apa yang 'pantas' dikenakan oleh Maura dan tidak bergeming saat Maura memukuli dirinya secara membabi buta. Adrian geli sendiri melihat Maura sekarang, selain karena pukulan dan tendangannya tak berasa apapun terhadap dirinya, Maura terlihat begitu cute saat mukanya merah padam seperti sekarang ini karena menahan marah. Tapi hal itu tak berlangsung lama, karena setelahnya salah satu tendangan Maura mengenai kejantanan Adrian.

"SHITTTTT!!!" Kata Adrian memegangi kejantanannya yang di tendang oleh heels 12 centimeter itu.

Maura hanya tersenyum sinis, mengambil clutch bag Dior-nya yang berada di kasur dan berjalan ke arah pintu. Tapi sayang beribu sayang, Adrian jauh lebih cerdik daripada Maura. Lelaki itu mengunci pintu kamarnya dan Maura tak tahu dimana lelaki itu menaruh kuncinya.

"Buka!" Bentak Maura marah.

"No, until we fix this." Kata Adrian menunjuk sebuah dress lace maroon berlengan panjang dengan tangan kirinya dan menunjuk kejantannya dengan tangan kanannya.

"Gue bilang, BUKA. PINTUNYA. ADRIAN!!!"

"Gue masih kuat kalo lo mau pake cara kasar." Kata Adrian tersenyum meremehkan walaupun di akhir kalimatnya terdengar tak yakin.

Maura mengendus marah mengambil dengan kasar dress lace maroon-nya dan berjalan ke kamar mandi. Tepat sebelum masuk ke kamar mandi gadis itu berkata, "So, how to fix yours?" kata Maura dengan nada mengejek sambil menunjuk kejantanan Adrian dengan dagunya.

***

Selama perjalanan menuju Xillemax tak satupun dari mereka yang berbicara. Adrian dibalik kemudinya masih sedikit marah terhadap gadis itu karena pakaian yang Maura kenakan sebelumnya sangat jauh dari kata sopan. Bayangkan saja, sebuah dress oranye dengan belahan dada sangat rendah yang tak memungkinkan si pemakai mengenakan bra ditambah pada bagian perutnya di buat terbuka dengan bentuk segitiga yang menampakkan perut Maura yang rata dan mulus serta dari bagian pinggul sampai pahanya dibuat sangat ketat sehingga menonjolkan pantat Maura yang sangat menggiurkan. Saking ketatnya, Adrian tahu bahwa Maura tak mengenakan celana dalam karena pasti akan terceplak dengan jelas. Kecuali jika Maura mengenakan--For God Sake...G-String. Adrian tidak bisa membayangkan bagaimana para lelaki di Xillemax menatap Maura seakan ingin memakannya bulat-bulat karena dress oranye sialan itu. Untungnya dengan resiko yang akhirnya ia tanggung, Maura mau menggantinya dengan dress lace maroon yang menurutnya cukup sopan.

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang