"Adrian..."
"Hhmmm??"
"Sekarang... Kita apa?"
Adrian diam ditempatnya tak bisa menemukan kata yang tepat untuk menjabarkan hubungannya dengan Maura saat ini. Mereka sudah tak bisa lagi dikatakan sebagai sahabat. Mana ada sahabat yang mencium satu sama lain bahkan bercinta dua kali dalam sehari?
Adrian melihat Maura yang kini tengah memainkan dadanya dengan jari telunjuk membentuk pola lingkaran, menunggu jawaban. Maura bahkan sudah tak malu lagi bertelanjang di depan Adrian. Lihat saja sekarang, bagaimana ia meringkuk dengan nyaman seperti kucing dipelukan Adrian.
"Kamu mau sebut ini dengan pacaran?"
Maura terkikik sambil meninju bahu Adrian.
"Cheesy banget sih. Aku mah ogah pacaran sama kamu."
Ditempatnya Adrian membeo. Ia melongo tak percaya.
"Gila ya, baru pertama kali aku ditolak cewek nih."
"Jujur ya, Dri.." Maura mulai membenarkan duduknya, mengambil bantal yang ada di sofa untuk menutupi dadanya agar Adrian fokus pada pembicaraan, bukan payudaranya. "Kamu tahu kan aku nggak terbiasa menyimpan rahasia dari kamu?"
Adrian mengangguk.
"Walapun tadi malam aku mabuk, aku tahu pasti apa yang aku lakuin. Kita sama-sama tahu kalau kita punya 'kebutuhan'. Dan tadi malam kamu malah menjauhkan aku dari mangsaku."
"Aku cuma mau jauhin kamu dari para lelaki brengsek itu."
"Terus apa bedanya kamu sama mereka?"
Adrian mengernyit tak mengerti.
Maura memutar bola matanya kesal.
"Kamu kenapa nyium aku tadi malam?"
Adrian hanya 'O' ria tanpa perasaan bersalah. Sejurus kemudian Adrian malah tersenyum malu sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
"Oh my God, Adrian... Don't you say..."
Maura menggelengkan kepala karena ia mengerti arti senyuman itu.
"ARE YOU HORNY WITH ME???"
Adrian menutup wajahnya dengan kedua tangan layaknya anak remaja yang ketahuan berciuman dibelakang sekolah.
"Gila ya kamu!!! Sama sahabat sendiri kayak gitu! Jangan-jangan kamu sering ngebayangin aku yang enggak-enggak! Dari kapan kayak gitu! Ngaku!" Maura sebal, malu dan ingin tertawa. Tapi ia menyembunyikannya dengan memukul-mukul Adrian seperti saat ini.
Adrian menghentikan pukulan Maura. "Berarti kamu juga sama dong kayak aku?"
"Maksudnya?"
"Kamu kan juga balas ciuman aku."
Maura mengendus. "Itu karena semua laki-laki yang ngedeketin aku kamu ancam. Jadi cuma kamu sisanya, yaudah aku lahap aja."
Adriam tergelak ditempatnya.
"Lahap? Kamu pikir aku makanan? Main lahap aja."
"Ya sudah, anggap saja tadi malam dan pagi ini adalah bonus untuk persahabatan kita selama lima belas tahun. Aku bisa cari orang untuk memenuhi kebutuhanku dan orang itu jelas bukan kamu, Adrian. Aku nggak mau persahabatan kita hancur gara-gara ini."
"Jadi kamu mau bilang kalau kamu akan melakukannya dengan orang lain?" Suara Adrian mulai meninggi.
"It never gonna happen, Maura."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Into You
RomanceAdrian dan Maura sudah menjadi sahabat selama hampir lima belas tahun. Mereka sudah berbagi segalanya. Tawa, riang, tangisan, kesedihan dan kebahagiaan. Bahkan mereka dikecewakan pasangan masing-masing dalam waktu yang berdekatan. Bagi Adrian tak ad...