BAB 3 - Kali Ini Sungguh Patah Hati

516K 26.4K 940
                                    

Dua kantong belanjaan yang cukup berat berisi bahan makanan sedikit merepotkan Maura untuk mengambil hanphone yang ada di tasnya. Ia ingin mengabarkan Desta kalau sekarang ia sudah di depan pintu apartemen lelaki itu. Tetapi Desta tak kunjung mengangkat telfonnya atau bahkan membalas pesannya.

Semarah itukah Desta sama aku?

"Aku harus optimis! Semoga Desta nggak marah kalau aku buatin dia masakan kesukaannya."

Maura tersenyum sambil sekali lagi menghubungi Desta. Tapi nihil. Lelaki itu tetap tak menjawab telfonnya. Sekarang Maura dihadapkan oleh dilema. Sebenarnya Desta memberinya kunci cadangan untuk Maura agar bebas masuk apartemen lelaki itu. Tapi tak pernah sekalipun Maura menggunakannya. Maura selalu menunggu Desta membukakan pintu untuknya atau menelfon lelaki itu jika ia akan datang ke apartemennya. Selalu seperti itu walaupun mereka sudah satu tahun lebih berpacaran. Bagi Maura, rasanya tak enak saja jika masuk ke apartemen Desta tanpa memberitahukan Desta terlebih dahulu. Sangat berbeda apabila Maura datang ke apartemen Adrian. Selain memaksa lelaki itu untuk memberinya kunci cadangan, Maura tak pernah meminta izin atau bahkan menelfon Adrian apabila ingin ke tempat laki-laki itu. Bagi Maura apartemen Adrian seperti rumah kedua baginya. Bahkan kadang Adrian kesal kalau menemukan Maura sudah di apartemennya ketika ia pulang kerja. Ada saja alasan Maura untuk berada di apartemen Adrian. Entah itu sekedar beristirahat, mencoba masakan baru atau menaruh manequine bahkan bahan-bahan untuk perlengkapan desainnya. Adrian selalu mengeluh kalau apartemenya lebih terlihat seperti gudang dari pada tempat tinggal. Tapi sesungguhnya Adrian bahagia setiap kali Maura ada di apartemennya.

Lima belas menit berlalu dan Maura sudah cukup lelah berdiri di depan pintu apartemen Desta dengan menenteng dua kantong belanjaan yg cukup berat.

"Baiklah..." Kata Maura pada akhirnya dan mengeluarkan kunci apartemen Desta dari dalam tasnya.

Pintu apartemen terbuka. Ia tersenyum senang mendapati ada sepasang sepatu Desta di dekat pintu. Laki-laki itu ada disini, pikirnya.

"Dest..." Suaranya terhenti Maura ketika menemukan sepasang heels hitam tak jauh dari sepatu Desta.

Sepatu siapa ini? Ini jelas bukan sepatuku.

Jantungnya berdegup dengan kencang. Kantong belanjaannya sudah terjatuh begitu saja. Pikirannya berkecamuk. Setahunya, Desta tak pernah membawa perempuan masuk ke dalam apartemennya kecuali Ibunya dan Maura. Lagipula sepatu heels dengan hak 12 centimeter itu jelas bukan jenis sepatu yang digunakan ibu-ibu berumur 53 tahun. Maura berusaha menepis segala pikiran buruk yang masuk. Tetapi, semakin Maura berjalan ke dalam apartemen fakta menunjukan sebaliknya. Sebuah gaun berwarna maroon tergeletak di lantai. Dan tak jauh dari itu, ada sebuah bra dan celana dalam tergeletak di lantai. Maura mulai merasakan matanya memanas. Hingga ia sampai di kamar Desta yang pintunya sedikit terbuka. Terdengar suara seperti orang kehabisan napas dan terengah-engah. Maura memejamkan matanya menahan perih dan memberanikan diri membuka pintu itu lebih lebar. Dan pemandangan didepannya sungguh membuatnya sangat mual, ingin memuntahkan seluruh isi perutnya. Seorang perempuan tanpa sehelai benang pun sedang menungging menghadap ke arahnya. Dibelakangnya, Desta sedang berlutut sambil meremas payudara perempuan itu dan tangan satunya lagi menarik rambut perempuan itu. Kepala Desta mengadah kebelakang. Matanya terpejam dan mulutnya terbuka. Wanita yang berada di depannya terpekik melihat Maura layaknya tamu tak diundang yang sedang mengganggu aktivitas mereka. Tapi wanita itu tak bergeming. Sekedar menutupi ketelanjangannya dengan selimut pun tidak. Mata Desta seketika terbuka.

"Mau..raa.." Suaranya begitu serak.
Maura yang tak sanggup melihat lebih lama lagi segera berlari menginggalkan apartemen laki-laki brengsek itu. Bahkan Maura masih sempat mendengar suara erangan si perempuan ketika Desta melepaskan kejantanannya dari tubuh sang wanita dan berusaha mengejarnya. Tapi Maura yakin ketelanjangan Desta akan menghambat ia mengejar Maura dengan cepat.

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang