chapter ²

641 67 3
                                        

.
.
.

.
.
.

hilang

.
.
.


mata itu terbuka perlahan, kedua orang tua disana langsung menghampirinya yg sudah  seminggu menutup mata kembali kala itu.

“kau sudah sadar boy?”

taehyung mengernyit menatap dua orang yg berada di pinggir ranjangnya.

“siapa kalian?” begitu tanyanya.

kedua orangtuanya saling pandang. “taehyung-a, ini eomma nak”

“dan ini appa”

taehyung masih diam melihat kedua orangtuanya yg begitu antusias mengenalkan diri.

“aku siapa?” begitu tanya taehyung dengan bingung.

ia tidak tau siapa namanya, ia juga tidak tau kedua orang tua ini kenapa menyebutnya orang tua. apa yg terjadi padanya, kenapa ia tidak mengingat apapun.

kim seokjin selaku eomma dari kim taehyung memanggil dokter dengan menekan alat yg berada di bawah ranjang.

setelah itu dokter datang dan memeriksa keadaan taehyung.

“dia mengalami gagar otak karena benturan keras di kepalanya.”

kedua orangtuanya tercengang. “apa bisa di sembuhkan dok?”

“bisa namun dengan perlahan, tolong jangan menekannya untuk mengingat karena akan membahayakan kesehatannya.”

seokjin menangis di pelukan namjoon.

mereka berdua sangat terpukul mendengar keadaan anak tunggalnya yg harus mengalami amnesia.

namun dengan begitu taehyung tetap menerima seokjin dan namjoon sebagai orangtua meski ia tidak mengingat apapun. tidak masalah jika ia percaya dengan dua orang yg mungkin memang benar kedua orangtuanya.

“kamu harus makan supaya cepat sehat”

taehyung hanya mengangguk saja dan menerima suapan dari seokjin tanpa berkata apapun.

“kamu kurusan nak selama tertidur?”

taehyung mendongak dengan kunyahan di mulutnya. “boleh beritahu namaku?”

seokjin menghentikan suapannya yg melayang di udara.lalu tersenyum dengan meletakkan sendoknya ke piring. “taehyung, kim taehyung itu nama kamu”

“jangan memanggilku itu, nama itu sangat jelek”

seokjin mengernyit, padahal dulu ia memberi nama itu bukan cuma² dan selalu senang jika namanya di panggil.

“panggil aku taehan, aku suka itu”

“taehan?” taehyung mengangguk. “ya, itu nama yg bagus”

seokjin hanya mampu tersenyum menuruti apa kemauan dari anaknya.

...

disana yoongi tidak lepas untuk menunggu jungkook bangun dari tidurnya.

ia bahkan memposisikan dirinya sebagai kakak jika memang jungkook tidak memiliki keluarga.

ia masih teringat dimana saat itu ia menemukan jungkook dalam keadaan yg sangat memperihatinkan. yoongi tidak bisa mengatakannya seolah itu luka tersendiri baginya.

“ayo bangun, lupakan semuanya, perjalanan masih panjang. jangan  menyerah ada aku disini untuk tumpuanmu jika tidak ada yg lain untukmu bersandar”

yoongi belum mengetahui nama jungkook, hingga ia hanya akan memanggil kau didalam panggilannya.

“kau cantik, tapi kenapa kau harus merasakan itu semua, bedebah mana yg melakukan itu. bangunlah kau tidak ingin melihat matahari yg selalu menunggumu setiap pagi?”

kata itu mampu membuat jungkook menggerakkan jemarinya. yoongi tentu senang apa lagi melihat jungkook membuka matanya perlahan.
dengan cepat yoongi menekan bel yg berada di bawa ranjang pasien.

“kau bangun? sebentar dokter akan datang”


tak lama dokter yg memeriksa keadaannya datang. dokter lee memeriksanya. dengan senyuman membuat yoongi yakin jika keadaan jungkook telah membaik.

“bagaimana dok?”

“keadaannya sudah lebih baik, dia memang pemuda yg kuat” dokter itu tersenyum ke arah yoongi.

“sampai kapan dia akan di sini dok?”

“secepatnya tergantung perkembangannya sampai besok, takutnya dia ingat kejadian itu akan membuatnya drop kembali. jadi upayakan jangan membahas atau membuat cerita yg mengingatkannya”

yoongi yg paham akhirnya mengangguk dan beralih menatap jungkook.

“kamu dengar bukan, keadaanmu sudah lebih baik, jadi semangat untuk hari esok ya” hangat begitu yoongi menyemangati jungkook. jungkook sendiri hanya mendengar dan menatap yoongi dengan tanya.

“ah kau pasti bertanya siapa aku, kenalkan namaku min yoongi, kau bisa memanggilku hyung”

jungkook lagi² hanya menatapnya dengan binar polos tidak berkata sama sekali.

“jangan takut, kau bisa menganggapku keluargamu. aku akan membantumu jika memang kau ingin mencari keluargamu”

dan lagi, jungkook tak menanggapi itu. ia hanya memperhatikan bagaimana bibir yoongi bergerak untuk bicara.

“ada yg ingin kau katakan?”

jungkook menggeleng, namun ia menyentuh tenggorokannya menatap yoongi dengan senduh.

“ah, kau haus rupanya?” yoongi yg tau maksudnya langsung bergegas mengambil air mineral yg sudah tersedia di samping ranjang.

“kau bisa percaya padaku, aku bukan orang jahat”

jungkook menatap sebentar namun akhirnya mengangguk untuk bisa mengandalkan yoongi.





.
.
.

.
.
.

.
.
.

see you next chapter

revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang