EL: RKS 01

1.5K 82 5
                                    

oOo
_____________
Raden kian santang S2
........

Beberapa tahun setelah kejadian...tepat 2 tahun sudah berlalu.
Kematian sang pangeran pada 2 tahun lepas membuat semua orang menjadi bersedih.

Kehilangan salah satu pilar yang menjadi penyangga kerajaan itu, membuat kerajaan Pajajaran menjadi tidak seimbang. Pilar terkuat yang menyangga sudah tidak ada lagi.

Nyimas Dewi Rengganis beserta yang lain, kini sudah kembali ke kerajaan kumpar putih, mereka pergi setelah acara pemakaman Raden kian Santang selesai dilaksanakan. Bagi Nyimas Rengganis berat sekali jika harus ditinggalkan oleh orang yang dia sayang.

Terutama Subang larang. Dirinya sangat amat terpukul atas kehilangan putra bungsunya itu. Harapan untuk dirinya kembali berkumpul bersama keluarga lengkap kini hancur.

Sementara Raden gagak ngampar dan sang ibunda yaitu Gusti ratu ambet kasih kini sudah kembali ke kerajaan mereka, yaitu kerajaan sumedang larang. Raden gagak ngamparlah yang meminta ibundanya untuk kembali keistana, bukan karena dia marah atau apa pun itu, tapi yang jelas dirinya hanya tidak ingin berlarut terlalu lama didalam kenangan-kenangan bersama sang adik selalu menghantuinya saat ia berada di istana Pajajaran.








Di istana Pajajaran
Wisma kian Santang

"Ibunda...aku mohon, janganlah engkau bersedih lagi"

"Putriku Rara santang, bagaimana ibunda tidak bersedih...ibunda harus kehilangan salah satu anak ibunda, ibunda harus kehilangan sosoknya...anak yang sudah ibunda rawat dari kecil hingga dia tumbuh besar"

Rara Santang hanya bisa menghela nafas pelan...tanpa disadari olehnya air mata yang sedari tadi dia tahan..menetes. Subang larang tidak menyadarinya, karena dia sedang sibuk menatap langit langit dibalik jendela pada malam itu, dia berharap sebuah ini hanya mimpi.

"Maafkan aku ibunda...ini semua salahku, andai saja aku dan juga Raka walangsungsang sewaktu itu tidak bertengkar mungkin ini semua tidak akan terjadi, kami mungkin masih memiliki harapan untuk menyelamatkan rayi kian santang."-ucap rara santang yang selalu menyesali tindakkannya dimasalalu.

"Putriku, sudahlah...ibunda sama sekali tidak menyalahkan kalian, kalian tidak sepenuhnya salah...ini memang sudah takdir dari yang maha kuasa"-ucap subang larang sambil memegang pipi rara santang, mengelus pelan sebagaimana biasanya.

"Bagaimana pun kita harus bisa menerima kepergiannya, kita harus ikhlas walaupun rasanya sakit jika harus mengikhlaskannya pergi, tapi percayalah. Rayimu pasti jauh lebih damai disana."-subang larang

Air mata Rara Santang semakin mengalir deras..membasahi pipinya. Dengan lekas Rara Santang memeluk sang ibunda, Subang larang juga memeluknya balik dan mengusap pelan punggung putri kandung satu satunya itu.

"Rayi kian santang, andai saja dirimu masih hidup sampai sekarang...mungkin saat ini aku masih bisa berlatih bersama dirimu dan melihatmu, sungguh maafkan perbuatanku."-Batinnya












"Maafkan Aku ayahanda, tetapi Aku tidak ingin menerima lamaran dari laki laki itu"

"Tapi kenapa putriku, ada apa?"

"Aku sama sekali tidak mencintai dirinya Ayahanda, aku tidak cinta"-lirihnya.

Kini berada di kerajaan kumpar putih. Tepat disaat perbincangan antara raja kerajaan itu dan juga sang putri dari raja tersebut.

RADEN KIAN SANTANG//Putra Dari Prabu Siliwangi (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang