EL: RKS 23

267 30 2
                                    

"apa?!"

"Tapi kau baik baik saja kan?"-tanyanya cemas.

"Ibunda, aku baik baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan"

"Lantas, ada apa dengan keningmu? Bagaimana dirimu mendapatkan luka itu?"-kini sang ayahanda yang bertanya pada putranya.

"Itu hanya luka kecil saja, luka itu diriku dapat pada saat tidak sengaja terkena lemparan benda benda dari penyusup itu"-kian santang

"Luka ini mungkin akan sembuh secepatnya, yunda rara santang sudah memberikan obat pada lukaku"-kian santang

"Syukurlah, dan kalian. Kalian juga baik baik sajakan?"-tanya subang larang.

"Alhamdulillah gusti ratu, kami baik baik saja"-raden abyakta

"Baguslah, untung saja kalian tidak kenapa kenapa"-subang larang.
.
.
.
.
.
"Tapi" surawisesa

Mereka yang ada diruangan itu sontak menoleh kearahnya.

"Siapa penyusup itu?"-surawisesa.

"Dan apa tujuannya hingga ingin membunuh raka kian santang"

"Pikiranku benar benar buntu, aku tidak habis pikir. Berapa banyak orang jahat di muka bumi ini?"

"Putraku, siapapun orang itu kita tetap harus waspada. Kita tidak tahu dia siapa untuk saat ini, ada dua kemungkinan."-kentring manik membuka suara.

"Apa itu ibunda?"-tanya rara santang penasaran.

"Kemungkinan pertama, mungkin dirinya ialah musuh ayahanda kalian. Kalian pasti sudah paham betul jika hampir semua musuh kanda prabu pasti akan mengincar salah satu dari kalian, atau diantara kita semua"-kentring manik

"Lalu kemungkinan kedua?"

"Dia adalah orang terdekat kita"-ucap kentring manik pelan, tapi mampu didengar oleh semuanya.

"Kenapa ibunda bisa berpikiran seperti itu?"-rara santang.

"Entahlah putriku, ibunda hanya mengatakan apa yang mengganjal dipikiran ibunda, jikalaupun itu adalah musuh ayahanda kalian, memangnya siapa lagi?, apakah ada lagi musuh yang hidup?"-kentring manik.

"Apa yang dikatakan rayi kentring manik ada benarnya, bisa jadi pelakunya adalah orang terdekat kita, tapi bisa juga musuh musuh terdahulu bangkit kembali"-ambet kasih.

"Benar benar tidak ada habisnya, musuh yang sudah mati sangat mudah untuk dihidupkan kembali"-gagak ngampar.

"Itulah hidup, mereka itu seperti sebuah ujian untuk kita semua, ujian itu akan berakhir jika kita bisa menyelesaikannya"-kian santang.

"Yah, tapi jika ujian itu selesai, hidup kita juga akan selesai, bukan begitu?"-walangsungsang.

"Pasti, setidaknya berusahalah menyelesaikan ujian itu dengan jalan yang benar, jangan sampai kita tersesat dan salah mengambil langkah hanya karena merasa kita tidak mampu melewatinya"-kian santang.

"Rayi kian santang benar, tidak semua orang mampu bertahan sampai akhir. Hampir dari mreka ingin mengakhiri penderitaannya didunia, namun mereka tidak berpikir jika justru itu akan membuat mereka menderita di neraka, bahkan jauh lebih menderita di sana dibandingkan dengan dunia"-rara santang.

"Ayahanda bangga kepada kalian semua, putra putriku. Apapun yang terjadi tetaplah menjadi satu, berbeda tapi tetap satu. Kalian adalah keluarga, sedarah maupun tidak sedarah"-siliwangi

"Penyusup itu biar ayahanda yang akan turun tangan langsung. Kalian beristirahatlah, manfaatkan waktu yang ada, kita tidak tahu kedepannya apakah kalian bisa beristirahat dengan tenang"-siliwangi.

RADEN KIAN SANTANG//Putra Dari Prabu Siliwangi (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang