El: RKS 06

512 50 2
                                    

Dipagi hari.
Dipadepokan syekh Hasanudin yang saat ini rara santang, kian Santang dan surawisesa sedang berpamitan kepada syekh Hasanudin dan juga yang lainnya.

Rara Santang sudah meminta izin kepada syekh Hasanudin untuk membawa adiknya kembali ke istana Cirebon, syekh Hasanudin paham dan beliau mengizinkannya...

Mereka bertiga melakukan penyamaran agar para musuh musuh Pajajaran tidak mengenali mereka sewaktu diperjalanan. Kondisi kian Santang saat ini memang harus dijaga ketat.

"Berhati-hatilah kalian dijalan, dan mudah mudahan kalian sampai dengan selamat"

"Aamiin"

"Jika begitu kami bertiga mohon pamit kakek"-rara Santang
Syekh Hasanudin mengangguk, kemudian Rara Santang kian Santang menyalimi dirinya... sedangkan surawisesa hanya menunduk menghormati.

"Kami pamit Raden"-ucap rara Santang kepada Raden abyakta, Raden abyakta hanya mengangguk dan tunduk hormat.

"Assalammualaikum/sampurasun"

"Wa'aalaikum salam, rampes Raden"













_________________________________________

"Rayi Rara Santang?"-batin seseorang

"Mengapa dirinya mengirimiku surat secara diam diam?"

Orang itu lantas membuka surat itu, alisnya nampak berkerut bingung dan penasaran.

Isinya

"Assalammualaikum Raka...ini aku Rara Santang, bisakah Raka dan juga ibunda Subang larang dapat kembali terlebih dahulu ke kadipaten Cirebon?

Aku ingin memberitahukan kalian tentang suatu hal penting, sangat penting..

Aku harap Raka dapat memahaminya.. berangkatlah sekarang, karena ini sangat penting bagi ibunda dan juga kita semua.




"Astaghfirullah hal adzim "-lirihnya

"Rayi Rara Santang, apa yang terjadi.. yaAllah apakah akan terjadi sesuatu kepada kami lagi?"

", Astaghfirullah hal adzim, apa yang aku pikirkan...lebih baik aku memberitahu ibunda tentang surat dari Rayi Rara Santang "-Walangsungsang

"Jujur, aku sangat penasaran dengan maksudnya "-Walangsungsang

Walangsungsang lekas berjalan cepat masuk kedalam istana setelah mendapat surat itu dari orang suruhan Rara Santang.

















Tok

Tok

Tok

"Assalammualaikum "

"Putraku? Wa'aalaikum salam masuk saja putraku..."-ucap orang yang ada di dalam wisma tidak lain adalah Subang larang

"Ibunda"-Walangsungsang

"Ada apa putraku? Kenapa nampaknya kau begitu kebingungan"-subang larang

Walangsungsang menghela nafas berat dan lekas memberikan surat tadi...Subang larang mengerinyit bingung, ia menerima surat itu... membukanya dan sekaligus membacanya

RADEN KIAN SANTANG//Putra Dari Prabu Siliwangi (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang