Tentang Alana (2)

2 0 0
                                    

Sekertaris Lee mengerutkan keningnya saat sampai didepan butik tempat Nona Mudanya bekerja.
Tidak bisa dipungkiri bahwa jantungnya sedang meletup letup sekarang , sama seperti saat pertama kali mengunjungi tempat ini sebelum pernikahan Nona Muda dan Tuan Muda.

Sekertaris membuka pintu butik.
Butik cukup ramai dengan pengunjung, semua karyawan terlihat menghandle pekerjaan mereka masing-masing.

"Selamat siang Tuan" Sapa Gissel dengan ramah dengan menundukkan kepalanya.

"Selamat siang Nona" sapa balik Sekertaris lee

"Omo..." gissel terlihat terkejut dengan siapa yang ada didepannya.

"Bu..bukan anda su..suami Mbak Alana ?"

"Kau mengingatku ternyata"

"Bagaimana mungkin tidak mengingat anda tuan, suatu kehormat anda datang kesini tuan" puji gissel

"Jangan sungkan, bersikaplah seperti biasa "

Sekertaris Lee melirik Tuannya.

Kau bahkan gila hormat tuan. Aku rasa dunia akan benar benar kiamat.

"Untuk apa kalian kemari?"

Mereka bertiga melihat kearah suara.

Rani mendekat kearah mereka bertiga dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.
Sekertaris Lee menunduk saat Rani melewatinya.

"Gissel , pergi dan lanjutkan pekerjaanmu!" Perintahnya

"Baik mbak rani" gissel akan melangkah pergi

"Tunggu Nona, tuan muda membawakan beberapa bingkisan. Jadi tolong bagikan kepada teman-teman anda" ucap sekertar lee memberikan paper bag yang ada ditangannya.

"Terima Kasih tuan, terimakasih saya akan membagikannya pada teman teman saya" gissel membungkuk lalu pergi.

"Pergilah, alana sedang sibuk. Kumohon jangan mengganggunya kali ini"

"Kau sama sekali belum berubah ternyata" ucap Tommy

"Aku tidak mengerti. Jadi pergilah" usir rani lagi

"Aku bukan menemui istriku kemari, tapi Kau"

Rani dan Sekertaris Lee sama sama terkejut.

"Akuu? Kenapa ? "

"Aku tidak bisa bicara disini"

"Maaf nona Rani, maksud tuan muda ingin bicara dengan anda diruangan nona"

Rani melirik sekilas Sekertaris Lee, hatinya selalu melunak setiap kali bertemu dengan laki-laki ini.

Rani membawa kedua orang keras kepala ini memasuki ruanganya.

"Bicaralah. Aku tidak punya banyak waktu"

"Kau bahkan tidak mempersilahkan aku duduk "

Rani menghembuskan nafas kasarnya.

"Duduklah! " sarkasnya

Tommy duduk disofa dan didepannya ada Rani.
Rani melirik sekilas Sekertaris Lee.
Ia bedecak dalam hati.

"Apa yang akan kau bicarakan?"

"Tentang istriku"

"Kenapa dengan Alana ?"

"Ceritakan semua tentang istriku"

"Aku tidak perlu menceritakannya, kau bahkan bisa mencari tahu semua tentangnya"
Melirik Sekertaris Lee lagi.

"Aku dengar kalian bersama dari SMA jadi kurasa kau lebih tahu semua tentangnya. Jadi ceritakan saja jangan banyak bicara,"

"Ckk.. aku aku mulai darimana yaa ?"

Ice Prince TommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang