Happy reading
20 September 2023
.
.
.
.Harry termenung di atas bangsal tempat dia berbaring, dia bisa melihat Draco, Hermione, Neville dan Luna menunggu diluar ruangan dengan raut yang khawatir.
Ada perasaan bersalah dalam benak Harry saat melihat Luna dan Neville di sana, harusnya dia tidak melibatkan hal ini dengan mereka. Harry tahu jika ingatan mereka di hapus ketika Harry terluka di ruangan itu.
'setelah 16 tahun lalu kejadian itu terjadi, kini kau mengetahui apa tindakan jahat yang ayahmu lakukan dulu'
Ucapan dan ingatan tentang masa lalu ayahnya melalui Snape, teringat jelas di pikiran Harry.
Ayahnya membunuh para pemilik sihir hitam? Itu memang rasanya tidak mungkin, selama dia hidup banyak orang menceritakan tentang kebaikan ayahnya. Namun kini, kepercayaan itu runtuh...
Apakah mereka menutup-nutupi hal itu darinya? Hanya untuk Harry bisa memiliki pandangan yang baik dari orang yang mengetahui namanya setelah selamat dari pembantaian beracun itu?
Harry sungguh tidak mengerti, dia butuh seseorang yang bisa menceritakan semuanya dan itu bukan hanya dari ingatan Snape.
Pintu ruang kesehatan itu terbuka, membuat Harry tersadar saat Hermione berlari kearahnya dan memeluknya yang masih dalam keadaan berbaring.
"Bisakah tidak membuat kami khawatir seperti ini?! Sungguh Harry! Aku hampir memecahkan pot tanaman Ekor kuda di ruangan Herbiolog" ucap Hermione sambil menangis di bahu Harry, dia tak ingin kehilangan sahabatnya sejak masuk Hogwarts.
Harry hanya tersenyum masam, tangannya mengelus punggung Hermione menenangkannya.
Matanya melirik Draco yang mengusap kepalanya, usapan halus itu menenangkan hatinya perlahan. Namun disaat yang bersamaan banyak hal yang ingin Harry tahu tentang keluarga Malfoy sebagai salah satu pemilik sihir hitam, mereka mungkin mengenal siapa ayahnya dulu.
"Harry maafkan aku, karena aku ikut kau jadi harus melindungi ku" ucap Luna sembari menangis dan menggenggam tangan Harry yang masih lemas.
Neville hanya mengangguk, dia juga merasa bersalah karena menuruti permintaan Harry untuk mencari tahu soal kematian orang tua mereka. "Aku bingung, dan lupa sebenarnya apa yang terjadi kepadamu saat kejadian itu, maafkan aku Harry"
Harry terdiam, mungkin Snape yang memberi mantra penghilang ingatan kepada teman-temannya. Namun dia tak berniat memberitahunya pada siapapun, karena bagaimanapun kunci rahasia tentang kedua orangtuanya ada di profesor Snape.
"Arry, apa kau mengingat sesuatu?" Tanya Draco dengan wajah yang khawatir, dia bahkan sangat panik saat mendengar berita tentang Harry masuk ruang kesehatan kembali.
Senyum tipis Harry berikan sambil menggelengkan kepalanya, dia tak ingin membuat semua orang menjadi khawatir.
Pintu ruang kesehatan itu kembali terbuka, menampakan dua orang pria paruh baya yang Harry kenali.
Lupin dan Sirius.
"Apa yang terjadi? Apa kau terluka parah? Oh astaga Harry!" Sirius terlihat cukup panik dan histeris melihat anak baptisnya terbaring lemah. Lalu memeluk tubuh Harry bergantian dengan Hermione.
Lupin memandang lelah sahabatnya, dia selalu saja berlebihan menanggapi sesuatu, seperti sekarang.... Rasanya Lupin malu sekali menjadi teman dari Sirius.
"Aku tak apa-apa ayah" ucap Harry dengan suara lemah, Harry sangat tahu jika Sirius tak ingin kehilangannya untuk kedua kalinya kehilangan keturunan Potter lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Evil Enigma [Drarry] - [OPEN PO]
FanfictionHarry adalah seorang Alpha cantik dari Gryffindor, dia bahkan banyak yang menyukainya dari kalangan Alpha Dominan. Termasuk Draco dan Cedric, mereka menyukai Alpha cantik itu. Siapakah yang akan Harry pilih nantinya untuk menjadi sepasang mate Alpha...