telat gaaa?? 🤣
btw, kalian baca cerita ini lucu ya? soalnya ada beberapa komen yg katanya 'ngakak'
ngakak gara-gara Nata gemesin atau ngeselin?
***
Rencana liburan ke Malaysia gagal total sebab Ziel yang mendadak demam. Padahal tiket sudah di pesan oleh Juna. Untungnya pemesanan kamar hotel bisa dibatalkan — kebetulan Juna menawarkan hotel milik kenalannya.
Jangan salah. Meskipun sedikit gila juga duda, Juna ini relasinya luas.
Saat ini, Ayyara tengah duduk ditepian ranjang dengan sebuah mangkuk berisi bubur ditangan nya. Wanita itu tengah menyuapi Ziel makan sebelum meminum obatnya.
Untungnya bocah yang tengah membaringkan kepala diatas dada Ayahnya itu tidak terlalu rewel. Demamnya pun tidak terlalu tinggi. Tapi tetap saja, yang namanya orang tua pasti khawatir. Rela melakukan apapun. Termasuk menunda acara liburan mereka. Padahal anak itu juga sudah begitu antusias ingin pergi ke negri sebrang. Katanya ingin bertemu Upin Ipin.
Ziel semakin mengeratkan pelukannya pada sang Ayah yang bertelanjang dada. Nata seolah ingin menyerap suhu panas dari tubuh Ziel ke tubuhnya. Meskipun panasnya tidak terlalu tinggi, tetap saja Nata tak tega saat merasakan panasnya kulit sang anak. Setidaknya, Ziel tidak merasakan panasnya sendiri.
Bibir anak itu mengerut kendati mulutnya tak berhenti mengunyah bubur yang beberapa kali di surungkan oleh Mamanya. "Pengen ketemu Upin Ipin ... "
"Boleh," Nata mengelus surai hitam anaknya dengan sayang. "Tapi jagoan Ayah ini harus sembuh dulu. Oke?"
Ziel mengangguk. Dia membuka mulutnya ketika suapan sang Mama sudah berada dekat dengan bibirnya. "Mama, makan obatnya yang banyak bial sembuh nya cepet."
Ayyara meringis. Dasar pikiran anak kecil. Bukannya sembuh yang ada malah tambah parah jika begitu caranya. "Gak bisa banyak-banyak dong. Kan harus sesuai sama resep dari Dokter Hana."
Ziel cemberut. "Nanti sembuhnya lama."
"Gak lama kalo kamu makan obatnya rutin terus istirahat yang baik." jawab Nata. Calon bapak dua anak itu menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri sembari mendekap Ziel. Lalu dia berkata dengan riang, "Nah, sekarang ayo abisin buburnya biar cepet makan obat terus sembuh deh!"
Nada riang Ayahnya membuat Ziel mendongak dengan cengiran khasnya. Dia terkekeh. "Ayah lucu."
"Katanya Ayah ganteng?"
Ziel mengangguk membenarkan pertanyaan Ayahnya. "Ganteng kok. Tapi hali ini Ayah lagi lucu. Iya, kan, Mama?"
Ayyara menyurungkan suapan bubur terakhir yang diterima baik oleh Ziel. Wanita itu menyimpan mangkuknya di atas nampan yang berada di nakas. "Mana ada. Ayah kamu itu nyebelin."
"Iya kah?" tanya Ziel polos.
Dan Ayyara mengangguk tanpa dosa. Dia menjawil hidung mungil anaknya dengan gemas. "Ayah tuh nyebelin tau. Pake banget!"
Ziel menatap bingung pada wanita yang telah melahirkannya itu. "Kok sama Ziel enggak?"
"Ya sama kamu mah enggak." jawab Ayyara enteng. "Tapi kalo lagi sama Mama nyebelin."
Nata yang sedari tadi hanya mendengarkan pun lantas mendengus. "Saya di depan kamu loh, Aya."
"Ya emang kata siapa Mas ada di belakang aku?"
Jika tidak ada Ziel, sudah pasti Nata akan menjitak kening istrinya itu. "Harus ya, kamu ngomongin saya di depan saya langsung kayak begitu?"
Ayyara menampilkan wajah polosnya lengkap dengan kerutan di dahi. "Loh mending gitu dong. Biar gak disebut munafik."
KAMU SEDANG MEMBACA
1000% GENGSI
ChickLit[TAMAT] Bersama Adinata, Ayyara menyadari satu hal. Bahwasannya, menjalani hubungan tanpa cinta bukanlah sebuah masalah besar. Saling percaya dan komunikasi menjadi pondasi utama meskipun dibumbui segudang gengsi. Karena itu pula, Ayyara tak pernah...