a sweet night>>>

32.5K 2K 122
                                    


yg blom punya ktp mundur yaa demi kebaikan pemikiran polos anda sekalian 🤸🙏
.
.
.
hm semoga kalian syukaa>>>🤨

***

"Aya."

Ayyara mengatupkan bibirnya yang sedikit terbuka sebab kegiatan mereka barusan. Lalu meraup nafas. Dia menaikan pandang dan dipertemukan dengan mata tajam suaminya.

Tidak.

Pandangan mereka tidak bertemu. Sebab Nata lebih fokus pada satu hal yang baru saja ia lepaskan. Lelaki itu memiringkan kepala. "Aya?"

"Ya?" Ayyara menelan ludah gugup. Ini bukan pertama kali. Ini juga bisa disebut bukanlah posisi yang begitu intim. Masih bisa disebut biasa saja untuk ukuran sepasang suami istri. Tapi demi Tuhan. Dia masih sama gugupnya seperti pertama kali.

"Kamu makan sate berapa tusuk?"

"Huh?" Ayyara mengernyitkan dahi. Bingung dengan pertanyaan Nata, juga sedang mencoba mengingat berapa banyak sate yang tadi ia lahap. "Dua puluh?" jawabnya ragu.

Kali ini Nata menatap mata istrinya. Ingin tertawa sebenarnya kala melihat bola mata Ayyara yang bergetar. "Pantes. Bibir kamu rasanya saus kacang."

"Ih!" Ayyara mendelik. Memukul punggung Nata yang tengah mengukung nya. "Aturannya bilang rasa strawberry kek! Nyebelin banget."

Nata mencecap lidahnya sendiri. Mencoba mencari dimana letak rasa strawberry yang wanita itu maksud. Dia menelengkan kepala lalu menggeleng. "Tidak ada."

"Apanya?"

"Tidak ada rasa strawberry." jawab Nata pendek.

Ayyara berdecak. "Terus?"

"Lagi."

Mata Ayyara menyipit. Dasar modus!

Belum sempat protes Nata sudah kembali memagut bibirnya. Sebenarnya posisi ini tidak nyaman bagi Ayyara. Dia bersandar di kaca mobil dengan Nata yang mengukung nya. Tubuhnya jadi terasa pegal.

Nata yang juga merasa tidak nyaman pun mengangkat tubuh mungil itu lalu diletakkan di atas pahanya. Setelah merasa nyaman Nata kembali menekan tengkuk istrinya. Menyesap dengan lembut labium lembut yang demi apapun tak bisa Nata abaikan.

Ayyara adalah bentuk dari godaan hidup yang tak bisa Nata tampik. Wanita itu—

Sebelum mengakhiri pagutan nya, Nata mengecup dalam bibir kecil istrinya. Merangkum pelipis Ayyara dengan tangan besarnya lalu menyatukan dahi. Nata bisa merasakan nafas yang memburu juga hangat menerpa sekitaran bibirnya. Dia bergumam serak, "Give me, more."

Ayyara hampir saja tersedak ludahnya. Jarak mereka terlalu dekat. Saking dekatnya, saat Nata berbicara, bibir pria itu sedikit bersentuhan dengan miliknya. Mata kecilnya berpendar mengamati sekeliling. Lalu dia meringis, "disini?"

Nata mengecup kecil pucuk hidung istrinya lantas menarik diri. "Tidak. Saya tidak suka tempat sempit."

"Tidak leluasa." lanjutnya. Membuat Ayyara mengutuk dalam hati. Mengerti dengan konteks kata tidak leluasa yang suaminya maksud.

Ayyara merapihkan rambut. Menepuk pundak suaminya. "Yaudah ayo keluar. Kita udah hampir satu jam loh di dalem mobil, mas. Padahal teras rumah tinggal berapa langkah lagi."

Tinggal membuka pintu mobil dan keluar dari area garasi, maka mereka akan langsung sampai di teras rumah. Harusnya sedari tadi. Tapi entah apa alasannya laki-laki itu malah mengajak bergulat di ruang sempit bernama mobil.

Nata mengangguk. Dia membuka pintu mobil lalu menurunkan Ayyara. Disusul oleh dirinya dan langsung melangkah meninggalkan Ayyara yang masih terdiam.

Sadar istrinya tak bergerak, Nata membalikan badan. "Ayo. Kamu ngapain?"

1000% GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang