MAS, DIA SIAPA?!

24.6K 1.5K 42
                                    

welcome!!!(⁠๑⁠˙⁠❥⁠˙⁠๑⁠)

long time no see para pecinta bapak Nata👋

udh bikin jadwal sih sebenernya, seminggu sekali gtu apdet tuh minimalnya, eh malah ngaret lagi. maaf yaa^_^

etdah kalo diinget-inget setiap chapter guwee minta maaf mulu, tp emng harus sih 🗿 maaf lagi pokoknya lah 👌💔

[rachelnaufal in ur area!!! natayara nya minggu depan]

***

Terdengar gelak tawa dari ruang tamu. Tawa Setya dan Juna yang mendominasi. Kali ini, Jerry tidak ikut hadir. Keluarga kecil itu langsung pulang setelah acara masak-memasak selesai. Meskipun hubungan mereka terjalin cukup dekat, Jerry cukup sadar diri jika acara ini hanya diperuntukkan bagi keluarga saja. Ya walaupun tadi Diana dan Setya sempat melarang pasangan itu pulang, tapi yang namanya Jerry— yang Alhamdulillah nya masih punya rasa malu itu tetap memilih pulang. Tentunya setelah mengantongi banyak makanan.

Berbeda dengan yang lainnya yang sibuk bersenda gurau, Nata malah diam dengan bibir mencebik juga alis yang menukik garang. Dia yang awalnya paling semangat dengan acara ini, kini malah merengut tak suka. Bapak satu anak itu duduk sambil memangku Ziel.

"Ayah, kenapa?" tanya Ziel.

Nata menarik sudut bibirnya, "gak papa."

Ziel yang tau ada sesuatu dengan Ayahnya lantas membalikkan badan lalu mendekap tubuh tegap yang sedikit mengurus itu. Pipinya ia sandarkan di dada sang Ayah. "Ayah cepet sembuh. Ziel sayang Ayah."

Setelah melihat insiden Nata yang pingsan gara-gara microwave juga jadi tak menyukai nasi, Ziel membatalkan rencana quality time nya. Katanya, nanti saja setelah Ayah sembuh. Memang, si bocil satu ini sangat pengertian.

Perihal adiknya, Ziel tidak terlalu bereaksi. Anak itu biasa-biasa saja. Awalnya Ayyara kira Ziel akan marah sebab pernah mengatakan tidak ingin memiliki adik, tapi saat diberitahu, anak itu diam saja. Tidak terlihat marah, pun tidak terlihat senang.

Tapi yang pasti, anak itu semakin menempel pada Ayahnya.

"Ayah juga sayang Ziel." jawab Nata. Tidak peduli dengan pembahasan yang tengah di bahas oleh orang-orang di ruangan itu, Nata malah lebih fokus pada anaknya.

"Sayang Mama juga?"

Nata terdiam. Dia terlihat berpikir lalu setelah itu mengedikan bahu. "Kita nyari Mama baru aja."

Ziel mengikuti arah pandang Ayahnya lalu dia ikut merengut. Tangannya memainkan kancing baju Nata. "Ayah, Mama kok deket-deket sama Om Ganteng? Ayah pasti gak suka."

"Biarin." sahut Nata sedikit judes sambil melirik Ayyara yang ketahuan sedang mencuri pandang kearahnya juga. "Nanti kita nyari Mama baru."

"Setuju!" pekik Ziel.

Heh?!

"Apa yang setuju, sayang?" tanya Diana.

Ziel tersenyum lebar, "Ayah ngajak Ziel nyali Mama balu telus Ziel setuju."

"Loh, kok?" Setya dan yang disana sama bingung nya. Tapi tiba-tiba saja Diana tertawa dengan anggunnya.

"Istri kamu lagi ngidam loh, Din." katanya dengan mengerling jahil pada anak pertamanya. "Jarang-jarang kan Yara ngidam. Pertama kalinya bahkan ini tuh. Maklumi lah."

"Tau tuh." timpal Juna tiba-tiba. Meski tangannya masih aktif menyuapi Haru buah naga, tapi mulutnya dengan pedas berkata. "Emangnya elu doang bang yang bisa ngidam? Mana nyusahin lagi."

1000% GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang