BAB 8: BULU-BULU

2.4K 19 4
                                    

"Hukumanmu yang ke delapan untukmu, Shakira Khairunnisa!"

Degup jantung Kira sudah luar biasa kencang, padahal Ryan baru mengucapkan itu dan belum sampai pada keputusan apa yang akan dia lakukan pada Kira.

'Tapi tatapannya seperti itu. Dingin dan dia sekarang bahkan dalam posisi kurang dari setengah meter dari Ryan yang tadi mendekat.

Apa yang suami Kira itu mau lakukan?"

Ryan memang tidak langsung mengutarakan apa yang dia inginkan.

Hanya sepenggal kalimat itu saja yang diutarakan membuat Kira juga sejujurnya penasaran hingga dia diam dan serius memfokuskan pendengarannya.

"Kau suka kah menatapku seperti itu?" tapi Kira yang menatap Ryan serius justru yang dikomentari.

"Apa aku memang sangat tampan sampai kau tidak pernah mau melepaskan matamu dari wajahku?"

'Jelas saja bukan karena kau sangat tampan! Tapi karena aku sangat takut sekali soal apa yang akan kau perbuat padaku!'

Lagi dan lagi, Kira berkhianat dengan isi hatinya karena dia mengangguk pelan. Dia membenarkan kata-kata Ryan meski hatinya menjerit mengatakan jawaban yang berbeda.

"Tapi tetap saja walaupun kau menyukaiku dan suka melihat wajahku dan ketampananku, kau tidak akan luput dari hukuman nomor delapan, Shakira Kharunnisa!"

Lagi dan lagi bagai di permainkan. Kira juga tahu kalau dia memang pasti akan dihukum.

Tapi bukankah sebaiknya katakan saja apa hukumannya supaya Kira bisa langsung lega agar tak memikirkan yang aneh-aneh, menduga hukuman berat apa hingga sekujur tubuhnya ngeri dan stress luar biasa?

"Hukumanmu yang nomor delapan adalah membawa pitcher air minum dan buah yang tadi ada di keranjang itu. Kumpulkan pakaianmu yang ada di lantai juga! Bawa mereka semua ke dalam kamarmu, termasuk pakaian bersihmu dari Laundry!"

'Hanya itukah hukuman untukku?'

Kira mencoba bertanya-tanya sendiri karena dia masih gugup dan saat ini salahnya sendiri kenapa dia tidak langsung melakukan apa yang diperintahkan Ryan dan justru malah diam termangu.

"Sudah kubilang aku tidak suka kalau kau tidak melakukan apa yang kuperintahkan! Kau dihukum sekarang dengan hukuman nomor sembilan sekaligus!"

'Bodoh kau Kira! Harusnya kau bisa pergi dengan aman!'

Kira menelan salivanya sambil mengangguk karena memang dia terlambat.

"Hukuman nomor sembilan, bulu di bagian bawahmu itu berantakan kruil-kruil mengganggu pandanganku! Seharusnya kau sebagai seorang wanita bisa mencukurnya yang rapi agar bulu di sana itu tidak membuatku jijik melihatnya! Itu tidak menarik, terlalu rimbun!"

'Ahahahha! Sial sekali kau! Sudah jelas sekarang, dari seluruh dunia ini orang yang paling kubenci nomor satu adalah dirimu!'

Tak tahukah Ryan betapa malunya Kira saat pria itu harus membahas sesuatu yang sangat sensitif untuknya?

Kira itu seorang wanita yang sangat lugu. Dia tidak pernah memperhatikan masalah bercukur dan bagian sensitif wanita.

Sebagai seorang wanita, Kira memelihara dirinya dengan wajar. Memang Kira merawat dirinya, dia mandi dan melakukan semua yang harus dilakukan oleh wanita tapi untuk masalah yang sensitif itu mana dia pernah memikirkan? Apalagi Kira juga tidak pernah membayangkan dirinya akan dilihat oleh orang lain yang bukan pria yang dicintainya.

Jelas saja ini membuat hatinya mengomel, geli ingin tertawa, membingungkan antara Kira ingin tertawa, menangis atau memaki dirinya sendiri.

"Jangan diam saja di sana. Atau aku akan menambahkan hukumanmu yang lain!"

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang