BAB 17: TANPA CINTA

725 16 3
                                    

'Ternyata sudah pagi! Bagaimana aku bisa tidur?'

Kira bicara seperti itu bukan karena malam yang pendek. Tapi karena malam yang serasa sangat panjang itu membuatnya merana dan Kira bahkan tidak bisa merasakan kantuk karena getaran yang menyiksa.

Rasanya memang lelah tubuhnya. Tapi getaran itu terus saja berputar di sana dan membuat saraf sensitif tubuhnya terjaga.

'Lapar!'

Kondisi tubuhnya sudah seperti orang linglung karena tak tidur semalaman dan ini semakin buruk karena perutnya yang mulai tidak bisa diajak bernegosiasi.

Kira memang diberikan makan malam oleh Ryan kemarin. Tapi makanan itu memang tidak mengenyangkan untuknya. Bisa dibayangkan makan dengan kondisi stres berat harus sambil melakukan segala kegiatan yang tidak masuk akal itu, bagaimana bisa mengenyangkan?

'Tapi bagaimana aku keluar sekarang dengan getaran begini dan gak ada baju yang pas?'

Cuma lagi-lagi Kira berpikir panjang. Bukan hanya karena getaran itu saja Tapi Kira sudah tidak lagi punya baju normal. Berjalan dengan menggunakan lingerie dan getaran itu masih di sana, rasanya Kira tak sanggup menjadi bahan tertawaan pelayan Ryan. Dia masih punya malu.

'Jam berapa sekarang?'

Tak ada yang dilakukan olehnya kecuali hanya meringkuk di tempat tidur atau pergi ke kamar mandi jika memang dia ingin melakukan rutinitasnya sebagai makhluk hidup.

Tubuhnya semakin lemas. Makin parah dengan rasa yang merongrong dari getaran itu yang tak pernah berhenti. Maunya Kira tidak lagi memasang baterai ketika baterai itu melemah tapi dia khawatir akan ada hukuman yang makin berat, makanya Kira selalu mengganti baterai meski ujungnya dia tersiksa sendiri.

Berjam-jam menahan lapar, haus, rasa geli tak jelas di intinya, jelas lama-lama membuatnya tak tahan.

"Baru bangun?"

"A-aku-- Ma-maafkan aku Tuan Duncan, aku--"

"Kau tidur di waktu aku pulang kerja dan bagaimana dengan makan malamku? Apa begini caranya istri yang baik menyambut suaminya yang sudah lelah mencari uang di luar?"

'Istri, apa istri? Cari uang apa? Dan apa aku minta dia bekerja untuk menghidupiku? Lama-lama aku bisa gila mendengar drama yang dibuatnya!'

Seandainya bisa, Kira pasti sudah mengomel. Tapi lagi-lagi mana berani dia?

Apa yang akan terjadi pada keluarganya itu adalah prioritas utama. Dia selalu mengulang kata-kata ini dalam hatinya sambil pasrah menunggu apa yang akan pria berstatus suaminya itu lakukan padanya.

"Apa ada pembelaan yang ingin kau sampaikan padaku?"

Kira hanya diam di tempat tidur itu memandang seorang laki-laki yang masih belum diketahui olehnya apa maunya itu.

Kalau ditanya ingin menyampaikan apa tentu banyak yang ingin disampaikan olehnya.

Tapi apa dia berani?

"Maafkan saya Tuan Duncan."

"Tuan?"

"Ehm--"

"Begitu caramu memanggil suamimu?"

Kira tidak pernah memikirkan apa panggilan yang tepat untuk pria di hadapannya dan dia memanggil sama seperti para pelayan di tempat itu memanggil Ryan.

Lalu apakah salah?

Toh dirinya bukan wanita yang dinikahi karena dicintai. Kira tahu pernikahannya ini bukanlah sebuah pernikahan yang dinginkan oleh mereka berdua dan di sini dirinya adalah tawanan! Sama seperti yang Ryan jelaskan di awal.

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang