BAB 15: MAU MINUM

1.3K 16 4
                                    

"Shakira Khairunnisa bukankah aku sudah memperingatkan padamu kalau aku makan harus selalu ada air minum di dekat makananku?"

Belum juga pikiran Kira tenang karena dia sedang menebak-nebak apa yang akan terjadi setelah Ryan menghabiskan makanan itu sekarang dia sudah dipusingkan lagi dengan kealpaannya untuk membawakan minum.

Apa yang harus Kira katakan pada pria di hadapannya?

"Tapi karena hari ini kau memberikanku makanan yang lezat, jadi kurasa aku bisa sedikit mentoleransi masalah air minumku."

'Lezat dia bilang? Dia memujiku, kah? Sudah tahu rasanya tidak enak! Tapi dia tadi katakan itu enak, kan?’

Kira tak tahu apa yang salah dengan indra pengecap dari Ryan tapi memang sisa quiche itu dihabiskannya. Dan suami Kira tak mengeluh lagi soal rasa. Mimik wajahnya masih tetap datar tak bisa ditebak.

Ini membingungkan untuk Kira. Tapi bukankah seharusnya dia senang karena makanan itu membuatnya tak jadi dihukum suaminya?

"Cuma sebagai gantinya hukumanmu ke delapan, karena aku haus jadi kau harus memberikanku minum!"

'Minum, Apa itu artinya aku harus turun dan mengambilkannya minum ke dapur?’

Kira tak tahu maksud dari kalimat itu apa. Tapi dia sudah bersiap untuk turun setelah mengangguk patuh.

"Apa aku menyuruhmu mengangkat tanganmu dan menegakkan tubuhmu, Shakira Khairunnisa?"

Tapi bagaimana dia harus mengambilkan minum kalau dia tidak boleh turun?

Kita tak tahu tapi dia sudah menaruh lagi tangannya seperti yang tadi diperintahkan oleh Ryan, khawatr salah.

Kira menunggu aba-aba selanjutnya.

"Shakira Khairunnisa, kau tahu, kalau kau terus membuat kesalahan di hadapanku apa kau tidak memikirkan bagaimana nasib keluargamu nantinya saat aku tak tahan padamu?"

Nah, ini juga yang membuat Kira teringat lagi pada kondisi keluarganya dan memilih diam.

"Sebelum kau membuat masalah, sebaiknya kau ingat keluargamu itu masih ada di tanganku. Aku bisa melakukan apapun dan mungkin itu akan cukup mengerikan kalau kau menyayangi mereka." Ryan duduk bersandar tanpa rasa bersalah setelah kata-kata yang diucapkannya sangat mengintimidasi Kira.

Seakan-akan tak ada masalah yang dia buat sehingga dia bisa tersenyum yang membuat hati Kira sesak.

'Apa yang sudah diperbuat oleh Ayahku dan juga keluargaku sampai dia menghukumku seperti ini?’

Kira tak tahu karena Ryan tak cerita. Tapi dia sekarang harus menjalankan tugasnya untuk melindungi keluarganya.

Haruskah dia menyerah?

'Ibu!' tapi satu kata itu membuat Kira bertahan. Dia tak ingin ibunya kenapa-napa dan pergi meninggalkannya. Makanya Kira tak melawan Ryan.

"Aku sudah mengatakan kalau hukumanmu yang ke delapan adalah memberikanku minuman. Tapi kau malah ingin pergi. Apa maksudnya Shakira Khairunnisa?"

Kira juga tidak tahu memang dia harus memberikan minuman yang seperti apa? Bukankah kalau Ryan haus, Kira harus mengambilnya di dapur?

Karena itu dia tetap diam di hadapan Ryan.

"Kau tidak tahu maksudku Shakira Khairunnisa?"

Melihat Kira yang diam, pertanyaan tersebut seperti memberikan solusi untuk Kira yang kemudian mengangguk pelan meski ragu.

"Shakira Khairunnisa, kalau tidak tahu seharusnya kau bertanya, bukan?"

'Kalau aku bertanya pasti salah. Kalau aku diam salah. Orang ini maunya apa, ya?’

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang