BAB 19: HANYA PERLU MEMINTA

555 11 3
                                    

"Aku--"

"Aku apa? Kau ingin apa hmm? Memperlihatkan lekuk tubuhmu agar para pelayanku bisa menghina dan bergosip kalau istriku tidak bisa berpakaian yang benar?"

Sungguh sebuah keadaan yang semakin membuat Kira lemas dan lelah menghadapinya.

Dia sebenarnya ingin bertahan lebih lama cuma kondisinya memang sudah kehausan dari tadi pagi. Dia juga sudah kelaparan. Saat ini tubuhnya sudah terlalu lelah untuk terus berpura-pura baik-baik saja dengan semua permainan yang dibuat oleh Ryan.

"Kenapa kau menangis Shakira Khairunnisa?"

Tentu saja Kira masih terus menitikkan air matanya karena dia tidak tahu apakah dia diizinkan untuk bicara atau tidak. Yang pasti, tubuhnya sekarang lemas! Sudah cukup semua penderitaannya selama empat hari ini! Kalau dilanjutkan, Kira bisa gila sendiri. Makanya dia mencoba meluapkan semua emosinya dengan air matanya itu.

"Hei bicaralah padaku. Kenapa kau menangis?"

"Aku lelah! Aku lapar dan aku juga haus! Aku juga tidak mau memperlihatkan tubuhku seperti ini di hadapan orang lain. Aku malu! Tapi semua baju yang ada di sana hanyalah lingerie karena itulah aku tidak keluar dan tadi aku tidak bisa membuat makanan untukmu karena aku malu dengan getaran di sini. Bagaimana aku bisa mengendalikan diri karena rasa getaran itu membuatku semakin malu kalau aku keluar terus tiba-tiba aku tidak bisa mengendalikan perasaanku sendiri karena getaran ini terus saja membuatku jadi tak jelas! Kayak terus membuatku ingin pipis." Kira benar-benar memanfaatkan kesempatan itu untuk bicara, meluapkan isi hatinya.

Selama empat hari ini dia sudah berjuang untuk tidak melawan Ryan tapi semakin hari ini jadi semakin sulit baginya.

Apakah salah jika dia ingin berterus terang dengan semua tekanan yang dihadapinya?

"Ssst! Bicara perlahan-lahan! Tidak perlu bicara sambil menangis!"

'Apa yang dia lakukan? Dia menghapus air mataku? Dia mau apa sekarang?'

Kira tak mengerti karena sikap Ryan jadi berubah padanya.

Pria itu seharusnya mengomel atau mungkin memberikan tambahan hukuman karena Kira baru saja mengatakan sesuatu yang mungkin menyakiti hatinya.

Tapi melihat Kira tak berhenti menangis, Ryan jadi melangkah mendekat dan tangannya lembut sekali menghapus air mata Kira. Sungguh perasaan khawatir pun muncul di dalam hati Kira melihat gelagat Ryan.

"Pakai jasku ini!"

Ditambah lagi sekarang pria itu memberikan sesuatu yang membuat Kira makin tak jelas.

Dia memberikan jasnya dan mengancingkannya sendiri sehingga bagian atas tubuh Kira tertutup. Tepat sampai tengah pahanya. Karena tubuh Ryan sangat tinggi dan besar sehingga jas yang dipinjamkan pada Kira ini bisa mengcover semua tubuhnya.

Kira sungguh tak menyangka Ryan melakukan ini.

"Duduk sini."

Dia bahkan membawa Kira ke sofa di dalam ruangan itu dan menenangkan Kira dengan merangkul dan mengelus rambutnya, membiarkan Kira dalam dekapan dan merasakan hangat dada bidangnya.

Sungguh Kira tak mengerti apalagi dengan caranya berbisik sekarang.

"Leanna akan datang ke sini membawakan makanan untukmu. Katakan saja jika kau membutuhkan sesuatu padaku. Tidak perlu takut padaku! Aku akan menjagamu, jadi jangan menangis lagi! Kau aman di sisiku."

'Semudah inikah dia berubah?'

Seandainya Kira tahu kalau dia hanya perlu meluapkan semua isi hatinya sejujur mungkin pada Ryan dan memohon pada pria itu untuk tidak lagi memberikan hukuman padanya, mungkin dia akan melakukan dari hari pertama dan tidak akan membiarkan dirinya tersiksa sampai harus memasak tanpa pakaian, lalu dia juga tidak harus menunjukkan tubuhnya di depan pelayan dan mendapatkan hukuman-hukuman gila dari Ryan.

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang