BAB 3: KESALAHAN YANG SAMA

2.2K 36 3
                                    

"Apa menurutmu ayahmu, yang cuma pemilik pabrik garmen kecil, bisa mempengaruhi kerajaan bisnisku sampai aku harus repot-repot menculik putrinya untuk hutang yang hanya beberapa ratus ribu pounds?" wajah Ryan tampak mengejek Kira.

"Dan balas dendam untuk apa maksudmu? Apa menurutmu aku akan melakukan balas dendam dengan cara sebodoh ini?"

'Kenapa dia curang?'

Kira tak bisa menjawab karena dia bertanya justru ingin tahu alasan Ryan mengobrak abrik kehidupannya. Tapi jawabannya justru pertanyaan dikembalikan pada dirinya.

Lalu apa gunanya dia diberikan kesempatan untuk bertanya?

Bukankah itu namanya curang?

"Jawab Shakira Khairunnisa!" dan lihatlah, Kira kini yang di teror jawaban.

"Aku rasa dengan perusahaan sebesar WTD's Enterprise tidak mungkin ayahku mampu mengintervensimu."

"Bagus kalau kau cukup pintar, jadi jangan memberikan pertanyaan bodohmu lagi!"

"Baik, Tuan Duncan."

Memang bisa menjawab apa lagi Kira selain itu?

"Baiklah, aku sekarang akan menjelaskan peraturan di sini ini untukmu!" seru Ryan kembali serius.

"Para pelayan tidak punya kewajiban untuk mengajakmu bicara, melayanimu atau memenuhi semua kebutuhanmu," seru Ryan kemudian.

"Mereka hanya menurut padaku, dan kau tidak punya hak untuk memberi mereka perintah! Jadi penuhi semua kebutuhanmu sendiri. Kau boleh menanyakan pada mereka di mana tempat laundry, bahan makanan, tapi hanya sekedar bertanya, bukan memerintah mereka. Mengerti?"

"Iya, Tuan Duncan."

"Bagus! Tidak akan ada gadget untukmu. CCTV dua puluh empat jam akan memantaumu, termasuk apa yang kau lakukan di kamar mandi. Jangan sekali-kali kau melakukan tindakan menjijikan di kamar mandi untuk memenuhi hasratmu sendiri, aku akan memberikan hukuman yang mengerikan untukmu jika aku melihatnya."

'Apa dia maksud? Memuaskan hasratku? Ish!' seumur-umur dalam hidupnya Kira memang tidak pernah melakukan tindakan serendah itu.

"Saya tentu tidak akan melakukannya, Tuan Dun--"

"Apa aku sudah menyuruhmu bicara?"

"Maaf."

Kira tidak ada maksud untuk menyelak. Dia hanya ingin mengklarifikasi kalau tindakan itu tidak mungkin ada di dalam benaknya. Tapi itu ternyata salah untuk Ryan.

"Aku tidak suka jika kau bicara sebelum aku memerintahkanmu!" lagi Kira mengangguk, mencari aman dan memilih menunduk saja sambil mendengarkan kicauan Ryan.

"Ingat, semua CCTV terhubung dengan ponselku jadi tidak ada tempat untukmu bersembunyi. Aku juga tidak mengizinkanmu untuk keluar dari apartemenku. Pakai apa yang sudah disediakan di sini! Aku akan bertanya padamu sebulan sekali jadi pikirkan matang-matang apa yang kau inginkan. Apa kekurangan di sini dan aku akan pikirkan untuk menambah itu dalam anggaran untukmu."

'Benar-benar neraka! Tapi memang apa yang kuharapkan? Diizinkan untuk mengeksplor London dan bermain setiap hari dengan uang saku ratusan ribu pounds?' Kira sudah membayangkan.

Itu masih bisa ditolerir oleh dirinya cuma Kira masih tak tahu apakah Ryan akan melakukan kekerasan yang brutal pada dirinya atau tidak.

'CCTV bahkan dipasang di kamar mandi! Itu artinya dia bisa melihat tubuhku kapanpun dia mau. Tapi memang apalagi yang bisa kuperbuat? Bahkan di saat pertama kali bertemu dengannya dia juga sudah melihat tubuhku! Semoga saja aku tidak membuatnya nafsu dan dia pikir aku menjijikan!'

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang