BAB 24: KELONGGARAN

577 13 4
                                    

"Kenapa diam di sana, Shakira Khairunnisa?"

Ryan yang melihat Kira tidak mengikutinya sudah memicingkan matanya. 

Kira tadi sedang memikirkan tentang bajunya, tapi kini dia sudah buru-buru mendekat ke Ryan, pasrah dirinya.

Ada sebetulnya keinginannya untuk melawan dan minta untuk tidak ditindas, tapi melihat hidupnya yang sudah berantakan dan kehilangan kekasihnya, Kira juga tidak tahu dia berada di mana dan keluarganya yang di sandera oleh Ryan membuatnya menjadi gadis yang pasif, padahal sebetulnya Kira bukan orang yang menerima keadaan seperti ini.

Dia memiliki jiwa pemberontak dan dia juga tidak suka dengan perlakuan ini.

“Tidurlah, tadi kau ingin tidur kan?"

Tapi tidak untuk kali ini. Saat mendengar perintah itu, Kira langsung naik ke tempat tidur meski ada rasa tak nyaman tidur di tempat tidur pria padahal dia tidak mengenakan satu helai pun benang.

‘Berpikir positif lah Kira! Setidaknya dia adalah suamimu! Kau tidak tidur di ranjang laki-laki hidung belang!’ bisik hati Kira di saat yang bersamaan Ryan juga bertanya padanya.

"Bagaimana rasanya? Kau suka tidur di sana?"

Kira mengangguk dengan senyum kikuk. Sebenarnya rasanya sama saja seperti dia tidur di tempat tidurnya, hanya saja sekarang Kira jengah. Tidur tanpa selimut dengan posisi terlentang diperhatikan oleh seorang pria dan dia tanpa pakaian.

Bagaimana Kira tidak frustasi.

"Kau ingin memamerkan tubuhmu di hadapanku supaya aku tertarik padamu?"

Makin malu saat ditanya seperti itu, tentu saja Kira langsung menggelengkan kepalanya.

Dia menarik selimut di bawahnya dan segera masuk ke dalamnya.

"Jika kau ingin berguling atau ingin melakukan apa pun di tempat tidur ini, silahkan. Tapi tidak untuk memuaskan dirimu sendiri dikasur ini. Aku tidak suka kau jadi gadis yang nakal. Ada CCTV di sini dan kalau aku melihat gerakan aneh dari tanganmu masuk ke selimut, kamu dapat hukuman yang berat.”

Ada anggukan pelan diberikan Kira, karena dia juga tidak berani untuk melakukan itu.

Dia tidak berani menentang Ryan.

"Kalau begitu, tidurlah. Aku keluar dulu ya."

Tercengang Kira. Dia tak menyangka kalau Ryan akan membiarkannya sendiri tanpa mengganggunya. Kira pikir dia pasti sudah kehilangan sesuatu yang berharga yang sudah dijaganya selama puluhan tahun. Sesuatu yang ingin diberikannya kepada laki-laki yang memang sangat dicintainya nanti.

Tapi pria itu tidak mengambilnya. Dia yang sudah memakai pakaian santai keluar begitu saja dari kamarnya dan Kira menunggu sepanjang malam sampai akhirnya dia ketiduran sendiri, Ryan tidak kembali.

‘Apakah dia sedang bekerja? Tapi kenapa sudah pagi begini dia masih belum datang?’

Kira membuka matanya lebih cepat dari biasanya. Tempat tidur Ryan memberikan kenyamanan tidur untuknya, tapi karena belum terbiasa dengan tempat itu, Kira bangun di jam lima pagi.

Dia tidak menemukan Ryan di sana.

‘Apa mungkin dia pindah kamar, karena aku memakai kamarnya dan dia tidak suka?’

Ini rasa-rasanya tidak mungkin juga. Kalau Ryan tidak menyukainya kan bisa mengusirnya. Ini yang membuat wanita itu memposisikan tubuhnya duduk di tempat tidur tanpa mengerti jalan pikiran Ryan.

"Kau sudah bangun?"

Pertanyaan yang sempat didengar oleh Kira di saat pintu baru saja terbuka.

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang