BAB 13: MAKAN TANPA TANGAN

1.9K 13 4
                                    

"Shakira Khairunnisa! Kau tahu aku sedang ingin makan tapi kenapa kau malah berteriak begitu?"

'Haduh, gimana aku jelasin ke dia? Mana itu kan refleks. Dan gimana nih?'

Bukan hanya suara teriakannya saja yang mengganggu Kira.

'Bener deh kayaknya ngalir deh, aku beneran pipis, deh! Duh, muah-mudahan ga banyak kan ya? Malu banget aku.'

Kira memang belum diizinkan untuk bicara oleh Ryan. Tapi memang dia sedang mempersiapkan dirinya kalau ditanya.

Apakah pantas kalau dia mengatakan dirinya baru saja pipis di celana?

"Kesalahan kesebelas! Kau teriak saat aku sedang makan. Bahkan aku belum menyentuh makananku dan baru mau menyuap makananku. Tapi kau sudah membuat mood-ku berantakan!" lemas Kira saat Ryan menyentak tanpa menatapnya.

Sekarang saja baru di hukuman keempat untuknya. Kini Kira sudah membuat Ryan emosi  sudah dan kembali menghitung Kesahannya lagi. Seperti apa hukumannya nanti?

"Shakira Khairunnisa hukumanmu yang kelima, berdiri di sampingku!" perintah Ryan.

"Berdiri di samping kiriku. Jaraknya harus dekat dengan kursiku."

'Haduh, gimana kalau dia tahu aku ngompol dari bau pesing? Mati aku!'

Kira tak tahu seberapa banyak dirinya mengeluarkan air seninya, menurut Kira. Tapi memang dia tidak merasakan seperti mengalir deras. Hanya sesuatu yang baru keluar sedikit tapi memang tadi rasanya tidak bisa membuat dirinya untuk tidak memekik.

"Jawab aku!"

Kira bukan orang bodoh dan dia masih mengingat apa yang ditanyakan pria itu saat Kira memekik dan belum dijawabnya.

"Ma-maafkan saya Tuan Danken, tadi saya tidak tahan dengan getarannya dan saya buang air kecil!"

Malu sebenarnya Kira mengakui ini apalagi dua staf pelayan di rumah Ryan masih ada dan tentu masih bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Ah, jadi itu alasannya!"

'Apa maksudnya dia bilang 'jadi itu,' ya? Kenapa wajahnya kayak gitu? Aku bingung nih!'

Datar. Ryan memang selalu menunjukkan ekspresi yang sulit untuk ditebak dan kadang kontras dengan ucapannya.

Sesaat wajahnya memang terlihat seperti malaikat yang sangat tampan. Orang mungkin yang tak mengenalnya tidak akan pernah berpikir apa yang bisa dilakukan oleh Ryan di apartemennya pada wanita seperti Kira. Tapi Kira yang kini berdiri di sampingnya juga merasa senyum itu seperti senyum iblis. Sangat mengerikan. Di balik kemanisan wajahnya dan ketampanannya ada pikiran yang kadang tidak bisa dimengerti oleh Kira kenapa Ryan bisa bersikap seperti ini.

"Basah sekali?"

'Haduh, kenapa dia bodoh dan kenapa dia memegang luar intiku?'

Refleks, kira langsung menggerakkan tangannya mengambil sesuatu di meja.

"Kau ingin apa mengambil tisu? Mau menghapus itu?"

Gelengan kepala rasanya sudah cukup menurut Kira karena mereka memang saling bertatapan dan memang belum ada kata-kata yang membuat dirinya harus bicara. Kira juga tak berniat mengambil tisu untuk mengelap bagian inti dan sekitarnya yang basah dan membuat tubuhnya serasa lemas.

"Jawab aku!"

"U-untuk mengelap tangan Anda tuan Dunken, sa-saya minta maaf karena saya menjijikkan."

"Ah!" Ryan lalu melirik ke jari tangan kirinya tepat di indeks finger di mana tadi dia memang menyentuh cairan yang sempat sedikit keluar dan memang ada sedikit basah di pinggir-pinggir bagian yang tadi dimasuki oleh vibration.

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang