BAB 26: JALAN-JALAN

769 15 5
                                    

‘Dia beneran mengajakku keluar jalan-jalan?’

Sejujurnya, saat Kira ditanya oleh Ryan apakah dia ingin pergi keluar, dirinya sempat ragu kalau pria itu memang ingin mengajaknya melihat kota London.

Kira yakin sekali Ryan hanya bercanda dan pasti resikonya akan sangat besar sekali kalau mereka jalan-jalan berdua.

Bukankah ini artinya Kira bisa saja teriak dan minta bantuan pada orang lain untuk menolongnya  menghindar dari Ryan?

Tapi semua dugaannya ini salah.

Weekend telah tiba. Di hari Sabtu pagi, Ryan yang malam harinya keluar dari kamarnya entah ke mana Kira juga tidak tahu, sudah kembali lagi ke dalam kamar dan seperti biasa, Kira membantunya untuk mandi. Setelahnya lah Ryan mengingatkan kalau mereka akan pergi keluar dan meminta wanita itu memakai pakaian yang pantas.

Kira pikir ini hanya sebuah candaan, tapi ternyata tidak.

Matanya kini melihat sesuatu yang juga jadi background foto favorit bagi turis di london.

"London bridge."

"Iya, kau kemarin minta kesini, bukan? Jadi ya kita akan jalan-jalan kemana saja yang kau inginkan. Dan kita juga akan ke pusat perbelanjaan. Kau ingin beli apa nanti di sana? Ada banyak sekali barang-barang branded. Mulai dari tas, sepatu, dan kau juga bisa mencari pakaian yang kau inginkan. Mungkin bisa menambah koleksi baju tidurmu?"

Memerah wajah Kira ketika Ryan mengingatkan sesuatu di kalimat terakhirnya itu.

"Apa yang kau pikirkan?"

Tapi memang Kira tidak mengatakan apa pun, sehingga membuat Ryan ingin tahu lebih.

"Aku? Yang kupikirkan? Oh ya!" Kira yang terdesak di hadapan Ryan terpaksa berbohong.

"Eh, tentu saja, aku bingung. Apa aku boleh belanja? Tapi kan aku tidak punya uang. Aku akan berhutang banyak padamu, jika aku membeli barang."

"ShaKira Chairunnisa. Kau bersamaku dan kau istriku. Tak perlu pikirkan soal uang."

Ryan mengambil sesuatu dari sakunya.

Kira juga tak mengerti apa yang diinginkan pria itu saat mengeluarkan sesuatu dari dompet di tangannya.

"Ini adalah secondary card milikku dan ini tersambung langsung dengan kartuku tanpa batas. Kau bisa belanja apa pun yang kamu inginkan, unlimited."

Lagi-lagi, sebuah jawaban yang membuat Kira tercengang dan dia yang sudah disodorkan kartu malah tak berani mengambilnya dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau tidak mau menerima pemberianku?"

Tanya yang membuat Kira sulit. Dia tidak menjawabnya hanya diam dan menunduk.

"Kenapa kau tidak menjawabku? Bicaralah."

"Kau belum mengizinkan aku bicara. Kalau aku bicara, nanti aku akan membuat kesalahan baru."

Lagi-lagi, Ryan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tidak ada lagi aturan untukmu yang seperti itu. Kau istriku kau bisa bicara kapanpun yang kau inginkan."

'Apakah ini mimpi? Dia seriusan jadi baik?'

Kira tak tahu. Seharusnya dia tidak tersenyum dan terlihat bahagia mendengar ucapan Ryan. Toh dia juga tidak mencintai pria itu dan pernikahan seperti apa yang mereka jalankan sekarang? Ini semua hanyalah sebuah kepura-puraan dan bukan sebuah cinta.

Tapi entahlah!

Kira justru makin merasa hangat di sisi Ryan.

"Benar, aku boleh bicara apa saja padamu?" tanya Kira sedikit ragu.

Ini pula yang membuat Ryan menepuk-nepuk kepala Kira.

"Selama kau menurut padaku dan tidak membuat masalah denganku, aku akan memberikan banyak reward untukmu."

Kira sadar yang dilakukannya ini sebetulnya adalah kesalahan. Dia tidak seharusnya mengejar reward, karena dia tidak harus bersama dengan Ryan selamanya, bukan?

Tapi, apakah dia bisa pergi dan dia bisa melindungi keluarganya kalau dia tidak bersama pria itu?

Ini membuat Kira mengulurkan tangannya dan mengambil kartu yang diberikan Ryan.

"Tapi, aku tidak ingin menggunakan ini.”

"Simpan saja kalau kau membutuhkannya. Kalau kau pergi tidak denganku, bagaimana kau ingin membayar sesuatu nanti."

Lagi-lagi, Kira tertegun mendengar ucapan Ryan. Apakah itu artinya dia bisa pergi jalan-jalan sendiri?

“Tidak, aku tidak akan pergi keluar kemanapun tanpamu."

Dan jawaban Kira ini kembali menarik perhatian Ryan.

"Ah… padahal aku berniat mengizinkanmu untuk pergi keluar dan ditemani oleh Leanna kalau kau ingin pergi belanja atau ingin jalan-jalan. Jadi Baiklah kau tidak boleh keluar kalau tanpa aku!”

Sungguh sebuah penyesalan! Andaikan Kira mengatakan dia akan pergi bersama dengan Leanna, bukankah ini lebih menyenangkan dia bisa pergi kemanapun saat Ryan bekerja?

Cuma sekarang apa daya? Ryan sudah tidak lagi membicarakan masalah itu dan dia malah mengeluarkan sesuatu dari kantongnya

"Pakai ini."

"Buat apa?"

Melihat benda yang diberikan Ryan merinding Kira. Bukankah Mereka ingin belanja? Lalu kenapa dia harus memakai itu?

"Shakira Khairunnisa apa aku harus mengulang kalimatku berkali-kali?"

Tentu Kira langsung menggelengkan kepalanya dan mengambil benda itu.

"Ntar dulu kartumu di dalam tasmu dan pakai itu!"

Mereka masih ada di dalam mobil dan Kira gugup sekali! Dia ingin menolak tapi tak berani.

"Aku, masukkan?"

"Sssh, pasang begini saja kau tidak bisa?" seru Ryan yang langsung menarik kaki Kira naik ke atas pangkuannya dan membuka pangkal kaki wanita itu membuat denyut di dalam inti Kira bereaksi refleks padahal Ryan belum membukanya.

"Nah, Aku ingin kau memasangnya sedalam ini!"

Lagi-lagi Kira menelan salivanya setelah dia merasakan sesuatu di intinya yang didorong Ryan.

"Itu posisi pas dan dia tidak akan terjatuh karena aku juga sudah mengikatnya dipinggangmu."

'Kupikir dia benar-benar baik mau mengejekku jalan-jalan! Tapi kenapa dia malah memasang vibrator di intiku?'

Kira ingin sekali menangis! Dia sudah terbayang Apa yang akan terjadi dengan benda itu jika Ryan iseng.

"Nah, buka mulutmu dan bersihkan tanganku."

Belum habis rasa kesal dalam hati kira dia sekarang harus menjilat sesuatu yang rasanya asin dengan mulutnya. Ini menyebalkan untuk Kira. Tapi apa dia bisa menolak permintaan Ryan.

"Sssh, Aku suka cara membersihkan tanganku!"

'Aku hanya berharap saja tanganku tidak bau mulut dan tanganmu tidak jadi bau!' keluh hati Kira karena pria itu tidak mengelapnya dengan air atau tisu basah.

"Baiklah. Kau sangat manis. Sekarang kau ingin kita pergi ke mana? Kau ingin belanja?"

Kira tidak menginginkan itu. Dia tadi menggelengkan kepalanya pelan. Lagi pula Siapa yang mau pergi keluar dari mobil itu dengan alat yang dipasangkan di intinya?

Kira membayangkannya saja memilih untuk pulang. Atau yah, mungkin hanya melihat pemandangan kota London dari dalam mobil?

Yang penting tidak jalan! Yang penting tidak harus berdiri dan membuat tubuhnya bergetar kalau si pemilik alat itu iseng.

"Jangan malu-malu padaku, kita akan belanja sekarang."

Tapi Ryan yang memutuskannya. Bisa apa dirinya?

Tunggu Kira merasa lemas saat dia turun dari mobil. Rasanya jalan dengan sesuatu yang mengganjal itu memang sangat mengganggu.

Tapi apakah Ryan akan menyalahkan itu saat mereka di dalam Mall?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang