BAB 16: BATERAI

1.7K 17 4
                                    

PLAAAAK!

Mau protes tapi dua bukit Kira di bawah panggul tubuhnya malah kena pukul.

'Ddduh, duuuh, gimana ini? Jadi maksudnya dia minum dia mau--'

Makanya Kira berusaha untuk menahan rasa inginnya dengan mencoba mengajak dirinya sendiri bicara.

"Aaaakh!"

Tapi ini terjadi pertama kali untuknya dan membuatnya sulit.

"Shakira Khairunnisa, apa kau ingin aku menelepon Gilbert dan memintanya untuk menembak adikmu?"

‘Ya Tuhan, jangan sampai dia melakukan itu!’

Kira cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Wajahnya sudah pucat sekali.

Masalahnya dia panik bukan hanya karena urusan adiknya tapi juga urusan sesuatu yang dirasakan hampir membuat nyawanya seakan-akan terbang ke langit menahan semua rasa yang dia tak tahu bagaimana harus mengatur semua loncatan listrik di tubuhnya karena perbuatan Ryan dan alat yang masih menancap di sana.

"Diam! Aku ingin minum! Jangan gerakan tanganmu! Jangan menyentuhku! Kau tidak punya hak untuk memegang tubuhku. Dan jangan pernah memekik. Jangan getarkan tubuhmu karena aku tidak mau air minumku tumpah!"

'Haduh, haaah, dia menghisap, kan? Apa dia lupa tadi aku bilang kalau aku habis pipis?’

Kira jadi kepikiran ke sini. Ingin rasanya dia menjatuhkan tubuhnya. Rasanya dia tak tahan sekali saat Ryan seperti menyesap sesuatu tapi dia masih dalam posisi sekarang.

"Kau basah sekali. Hanya dengan itu saja kau basah! Sudah berapa kali kau keluar?" tanya yang membuat Kira bingung.

"Tak mengerti?"

'Aku tidak tahu harus berkomentar apa. Tapi apa sebaiknya aku jujur!’ hati Kira berbisik lagi sebagai komando untuk gerakan tubuhnya yang mengangguk

"Kau sangat polos!" dan itu yang terucap dari bibir Ryan lagi, terlihat kepuasan yang makin membuat Kira bingung.

"Tapi baguslah! Aku tidak suka istri yang terlalu pintar. Dan aku tidak suka istri yang membantahku."

'Ugh dia menyesapnya lagi!' Kira sungguh hampir tak kuat dan tadinya dia berpikir habis pujian itu selesai dia tidak akan diperlakukan begini lagi.

"Nah, sudah cukup minumku untuk sekarang. Aku suka dengan makanan yang kau buat! Tapi rasa yang kemarin favoritku. Ingat itu, Shakira Khairunnisa!"

Lagi pria itu lalu berdiri dan menatap mata Kira yang masih berlutut di atas meja.

"Leanna, ambilkan baterai!"

"Baik, Tuan!"

‘Mau apa dia?’

Kira yakin sekali ada sesuatu yang perlu diwaspadai yang akan terjadi padanya dan ini akan membuat Kira kena masalah baru andai membuat kesalahan.

"Hukumanmu ke sembilan, turun dari sana!"

Rasanya lega sekali ketika kira mendengar ucapan itu! Seakan-akan dia mendapatkan untung besar sangat. Bukankah ini tandanya hukuman yang akan segera berakhir?

Kira menggunakan kursi pijakan yang sama seperti yang tadi dia gunakan naik lalu dia berdiri di samping Ryan. Dia mencoba untuk lebih bersabar.

"Silakan baterainya, Tuan!"

’Buat apa baterai lima pack gitu?’

Yang diberikan oleh Leanna adalah bundelan baterai yang dalam satu bundelnya itu terdapat dua puluh empat baterai. Dan itu ada lima. Berarti isinya ada seratus dua puluh baterai. Kira sungguh bingung apa maunya Ryan dengan baterai-baterai itu?

Perjalanan Cinta KiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang