**
Sepasang kekasih yang baru saja resmi itu masih saling memagut bibir ketika terdengar suara ketukan tidak sabar pada kaca mobil Jevan.
Disaat seperti ini Jevan bersyukur karena mobilnya cukup tinggi dan kacanya gelap, sehingga kekhawatiran akan orang lain dapat melihat kegiatan mereka dari luar lenyap begitu saja.
Lelaki itu menghiraukan ketukan kaca yang semakin keras, ia masih menangkup sebelah pipi Gauri dan merangkul pinggangnya kuat. Tidak melepaskannya sedikitpun.
Di sisi lain Gauri mencoba mendorong Jevan menjauh, "Udahhh ada Winola sama yang lain tuh."
"Ganggu amat sih." Gerutu Jevan sebal.
"Kamu yang nggak tau tempat ih." Balasan kesal dari Gauri hanya dibalas cengiran tanpa dosa lelaki disampingnya.
Jevan dengan cepat membuka kaca mobil miliknya ketika dirasa ketukan itu semakin kencang.
"Ngapain sih nggak turun-turun?" Winola bertanya sambil berusaha mengintip ke dalam.
"Habis beres-beres isi tas." Gauri sudah lebih pintar sekarang, ia juga sudah merapikan lipstiknya sejenak sebelum Jevan membuka kaca mobilnya.
"Masak sih?" Ucap Regan tidak percaya.
"Bacot ah lo pada." Jevan turun dari mobil kemudian berjalan ke arah mereka semua, hal yang sama juga dilakukan oleh Gauri dibantu Nindi yang kebetulan berdiri di sisi mobil Jevan.
"Habis darimana?" Tanya Nindi.
"Dari panti sama makam, terus mampir makan sebentar." Gauri menjawab santai, "Ini kenapa pada kumpul disini?"
"Tadi mereka abis nganterin kita pulang terus sekalian nungguin kalian." Winola menjelaskan.
"Ngapain nungguin kita?" Tanya Jevan bingung.
Hening. Semuanya diam saling melirik satu sama lain sampai akhirnya Naresh yang membuka suara, "Jadian ya kalian berdua?"
"Iya." Jawab Jevan singkat, padat, jelas.
"HAHHHH!"
~~
Ketiga lelaki tadi sudah diusir pulang oleh Winola karena mereka ingin segera mengintrogasi Gauri.
"Kok bisaaaaaaaaaa????" Tanya Nindi pada Gauri disampingnya, mereka bertiga sudah mandi dan berganti baju kemudian kedua gadis itu menarik Gauri ke ruang tengah tidak dibiarkan melarikan diri.
"Bisa apanya?" Gauri balik bertanya.
"Ya kok bisa lo jadian sama Jevan?" Winola ikut nimbrung dengan sekotak slai olai dipelukannya.
Gauri mengendikkan bahunya, "Dia minta aku jadi pacarnya."
"Terus?"
"Ya terus aku mau."
"Hahhh! Gitu doang? Secepet ini? Lo percaya sama dia neng?" Nindi masih dengan keterkejutannya.
Gauri adalah gadis dengan 0 pengalaman urusan laki-laki, lalu sekarang sekalinya punya pacar dia terjebak dengan Jevano Diratama.
Tidak-tidak, masalahnya bukan pada Jevano. Meskipun ia memang sering gonta-ganti perempuan, Nindi tau jika Jevan bukan tipe lelaki yang senang berhianat. Dia tidak sejahat itu.
Namun yang membuat mereka khawatir adalah banyaknya penggemar cowok itu di kampus ditambah lagi latar belakang keluarga Jevan yang sangat sulit untuk disentuh. Apakah ini akan baik-baik saja?
"Ya aku mikirnya kita jalanin aja dulu, Jevan baik kooo kalian harus percaya." Ucap Gauri.
"Lo yakin sama keputusan ini kan ri?" Winola memastikan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pottery
RomanceJevano Diratama adalah putra pertama dari pengusaha ternama Hardi Diratama yang namanya sudah sangat dikenal di dunia bisnis. Seperti konglomerat pada umumnya, dari kecil Jevan selalu diajarkan untuk bersikap terhormat. Belajar bisnis sejak kecil da...