Fakta pertama

1.2K 158 24
                                    

~~

Meninggalkan masa liburan menyenangkan mereka di villa, kini Gauri dan teman-temannya sudah kembali ke realita kehidupan masing-masing.

Gauri yang sibuk dengan tokonya, dan yang lainnya juga sibuk dengan urusan kuliah masing-masing karena semester baru sudah dimulai.

Beberapa hari setelah kembali dari villa mereka semua dikejutkan dengan foto pribadi Jevan Gauri yang tersebar di base kampus mereka. Sejujurnya itu adalah foto yang diambil diam-diam saat keduanya berada di kontrakan Gauri. Kira-kira siapa yang memotretnya?

Gauri sebenarnya bukan tipe yang ambil pusing dengan berita miring di luar sana, lagipula dirinya jarang bergaul kecuali dengan beberapa teman Jevan yang memang sudah akrab dengannya. Yang perlu gadis itu lakukan hanyalah mengunci akun sosial medianya dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja.

Namun berbeda dengan Jevan. Lelaki itu dengan terang-terangan marah dan tersinggung. Meskipun menurutnya itu bukan kesalahan besar karena ia melakukannya bersama kekasihnya, Jevan tetap tidak terima karena hal itu menyeret nama Gauri.

"Kalo gue sendiri yang digituin gue terima. Tapi jangan pake bawa-bawa cewek gue sialan!" Begitulah kira-kira umpatan Jevan saat pertama kali temannya mengirimkan foto itu padanya.

Meskipun harus kembali mendapatkan pukulan dan makian sang Ayah karena kembali membuat malu nama keluarganya ke sekian kali, Jevan tidak perduli. Yang ia pikirkan adalah bagaimana membuat nama Gauri kembali bersih.

Masalahnya tidak berhenti sampai disitu karena sekarang sang Ibunda yang ia percaya malah semakin terang-terangan membawa banyak perempuan untuk berkenalan dengannya. Dengan dalih Gauri tidak sebaik itu. Padahal Jevan juga ada di foto itu, lalu kenapa hanya gadisnya yang disalahkan?

Malam itu Jevan memacu motornya dengan kecepatan penuh ke kontrakan kekasihnya. Sebelumnya ia juga sudah menghubungi Regan dan Hanan untuk ikut menyusulnya kesana agar ia nanti bisa menginap.

Garyatama. Sedari tadi otaknya terus memikirkan apa hubungan gadisnya dengan Garyatama. Meskipun Jevan bukan orang yang ikut terjun langsung dalam bisnis sang Ayah. Ia cukup tau jika Garyatama adalah perusahaan yang cukup berpengaruh dalam dunia bisnis. Perusahaan itu bahkan berkali-kali lipat lebih besar dari milik keluarganya.

Jevan memarkirkan motornya pada teras rumah dengan rapi kemudian langsung masuk ke dalam. Tadi Gauri sempat menghubunginya untuk menunggu gadis itu di kamarnya.

Lelaki itu melepaskan jaket kemudian duduk di pinggir ranjang, kamar ini tidak memiliki pendingin ruangan tapi kenapa rasanya sejuk dan nyaman sekali. Itu yang selalu Jevan pikirkan setiap berkunjung kemari.

Saat sedang fokus pada ponselnya pintu kamar terbuka, Gauri baru saja masuk dengan gaun tidur putih dan bandana cantik di rambutnya.

"Udah sampe? Kehujanan nggak?" Tanya Gauri melihat gerimis kecil turun dari jendela kamar.

Jevan menggeleng singkat kemudian merentangkan tangannya lebar, "Cantik amat habis ngapain?" Ucapnya setelah sang gadis masuk dalam pelukan hangatnya.

Gauri mengangkat kepalanya cepat, "Itulohh Winola nangis! Katanya si Naresh ketauan joget sambil grepe-grepe cewek lain. Kamu ikutan ya??"

"Hah? Kapan?" Jevan melotot kaget, si bucin itu bisa nakal juga ternyata?

"Nggak tau. Dia masih sesegukan jadi ceritanya nggak jelas, tunggu besok biar istirahat dulu. Tadi Regan juga bantu nenangin tapi nggak mempan."

"Aku nggak tau sumpah, habis pulang dari villa aku remed 2 matkul. Mana sempet mabok atau joget." Jelas Jevan singkat sebelum gadis ini kembali berpikiran liar kemana-mana.

PotteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang