~~
Hari ini terhitung sudah 2 minggu sejak ia pulang dari menginap di kediaman Jevan. Gauri kembali sibuk dengan urusan tokonya seperti biasa. Gadis itu kini sedang menata puluhan gelas yang siap untuk dikeringkan.
Waktu menunjukkan pukul 8 malam, namun Gauri masih betah berada di toko ditemani Nindi yang baru saja pulang dari acara kampus.
Nindi membuka makanan yang baru saja mereka pesan secara online, malam ini Winola pulang kerumah orang tuanya jadi mereka hanya tinggal berdua. Kemungkinan juga akan menginap di toko karena terlalu malas untuk pulang.
"Riiii makan duluuuu!!!" Teriaknya pada Gauri yang sibuk di belakang.
Gauri tidak menyahut, tapi beberapa saat kemudian ia datang dengan dua gelas nutrisari mangga ditangannya.
"Kok pesen banyak banget?" Tanya Gauri melihat berbagai makanan berjejer di ataa meja.
"Hehe soalnya biar dapet diskon ongkir." Jawab Nindi dengan cengiran lucunya.
Gauri menghela nafas, "Padahal kalo bayar ongkir engga semahal ini kan?"
"Iya sihhh... Tapi kan kalo bayar ongkir tetep mahal plus makanan yang dateng dikit. Jadi mending pesen banyak, bayar agak mahal tapi makanan juga banyak plusnya gratis ongkir." Ucapnya penuh keyakinan.
Gauri tertawa kecil, "Iya juga sih"
Mereka duduk berhadapan dengan berbagai makanan di depannya. Gauri meraih sumpit dan mulai memakan bentonya dengan tenang.
Nindi menatap Gauri sambil meminum nutrisari miliknya, "Ri?"
"Hmm.." Gauri menoleh.
"Itu nyokap bokapnya Jevan beneran setuju sama hubungan kalian? Mereka beneran welcome?" Sejujurnya sejak Gauri pulang ke kontrakan, Nindi dan Winola sudah sangat ingin menanyakan hal ini. Namun mereka memutuskan untuk menunggu Gauri sendiri yang bercerita.
Setelah sekian lama. Gadis yang biasanya akan selalu bercerita hal apapun tentang kehidupanya itu masih diam, sampai akhirnya Nindi menanyakannya sekarang.
Gauri mengendikkan bahunya, "Welcome sih, tapi setuju atau engga.. yaa aku nggak tau."
"Gue nggak tau ya lo jujur apa bohong! Tapi kalo mereka ngapa-ngapain plis cerita ke kita. Lo tau kannn kita udah kayak saudara, haram kalo apa-apa masih dipendem sendiri." Ucap Nindi dengan mimik yang dibuat sedih.
"Iyaaaa, kemaren mau cerita tapi lupa terus. Pesenan lagi kejar-kejaran banget soalnya."
Nindi mengangguk paham. "Ehhh ngomong-ngomong, Jevan udah cerita belum kalo dia sama temen-temen nggak jelasnya itu mau tampil di acara puncak kampus kita kamis nanti. Lo dateng kan?"
Gauri mengangguk, "Iya dia cerita. Tapi aku nggak dateng deh, kan bukan mahasiswa."
Memang benar beberapa hari yang lalu Jevan mengabarinya jika lelaki itu akan sedikit sibuk mempersiapkan acara kampusnya. Setelah sekian lama akhirnya mereka berempat akan kembali tampil sebagai band.
Kalau tidak salah, setau Gauri Jevan itu berposisi sebagai bassist. Lelaki itu juga ikut menulis lirik lagu yang akan mereka bawakan.
"Hehhh! Acara kampus itu dibuka untuk umum, tiketnya bahkan dijual juga."
"Oh yaa? Kalo gitu beli tiketnya dimana?" Tanya Gauri.
Nindi berdecak sebal, "Kenapa harus beli tiket? Ya kalo lo mau dateng tinggal nanti bareng gue atau Wino. Sama cowok lo juga boleh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pottery
RomanceJevano Diratama adalah putra pertama dari pengusaha ternama Hardi Diratama yang namanya sudah sangat dikenal di dunia bisnis. Seperti konglomerat pada umumnya, dari kecil Jevan selalu diajarkan untuk bersikap terhormat. Belajar bisnis sejak kecil da...