Overthingking

340 72 11
                                    









~~

Jevan mengetuk-ngetukkan jarinya pada stir mobil. Ia kini berada di depan gedung apartemen Clarine menunggu gadis itu keluar dan segera pergi ke tempat undangan tadi. Iya Jevan akhirnya berangkat.

Karena meskipun melawan Ayahnya dengan cara apapun itu tetap berakhir gagal, sampai sang Ibu juga ikut turun tangan membujuknya mengatakan jika ini yang terakhir.

Jevan sudah lebih dulu menghubungi Gauri dan mengatakan jika malam ini ia akan datang ke rumah sakit cukup larut, Jevan juga meminta gadis itu untuk tidur terlebih dahulu dan tidak menunggunya.

"Ehh haii sorry-sorry lama ya? Duh gue tuh tadi baru dikabarin mendadak banget jadi buru-buru." Celoteh Clarine saat baru saja memasukki mobil Jevan.

Lelaki itu tidak menjawab apapun melainkan langsung menjalankan mobilnya ke tempat acara itu berlangsung, rencananya adalah segera datang kesana kemudian bertemu pemilik acara dan setelahnya berpamitan pulang.

"Lo kenapa kok kayak bad mood gitu? Males ya ke acara begini?" Tanya Clarine saat melihat ekspresi tidak enak Jevano.

"Biasa aja. Nanti gue gak bisa lama-lama, habis ketemu yang punya acara kita pulang aja."

Clarine mengangguk tidak keberatan, "Mau ketemu cewek lo ya?"

"Bukan urusan lo."

"Hihh astaga galaknya, kan gue cuma nanya. Lagian sejujurnya gue juga nggak enak hati kalo terus-terusan jalan sama lo di belakang dia." Perempuan itu menatap Jevano yang fokus pada jalanan di depannya. "Kalo lo butuh bantuan gue buat jelasin biar cewek lo nggak salah paham gue mau kok, call aja." Lanjutnya lagi.

"Gak perlu. Gue bisa urus sendiri." Balas Jevan singkat.

Baru akan membuka suara lagi tiba-tiba ponsel milik Jevan berdering, ada nama Gauri yang bersanding dengan love biru muncul disana. Kekasihnya menelepon.

Jevan tersenyum tipis kemudian menekan ikon hijau pada ponselnya bertepatan dengan lampu merah, "Halo sayang?" Lelaki itu sempat memberikan isyarat pada Clarine untuk tetap diam. Astaga bukankah ini perselingkuhan?

Tak hanya itu Jevan juga menyambungkan ponsel dengan audio mobilnya, sehingga ia bisa tetap bicara dengan Gauri dalam kondisi menyetir. Lalu Clarine mendengarnya? Jevan tidak perduli.

"Jevannnnnn!" Sapa Gauri panjang dari ujung telepon.

"Apa cantik? Gimana udah sehat?" Tanya Jevan kemudian.

"Udahhh, kata dokter besok aku boleh pulang. Tinggal nunggu infusnya habis hehehehehe." Jawab Gauri dengan tawa lucu membuat Clarine ikut tersenyum saat mendengarnya.

Jevan semakin tersenyum lebar, "Bagus dong cantik. Sama siapa sekarang disana?"

"Hmmmm sama Nindi, Winola, terus Regan, Naresh, Hanan. Sama gebetannya si Hanan yang cantik itu lohhh.." Balasan Gauri kali ini diikuti dengan suara ejekan teman-temannya yang tertuju pada Hanan. Lelaki itu sepertinya membawa kekasih barunya Risa.

"Rame ya.." Satu hal yang begitu Jevan syukuri adalah keberadaan sahabat-sahabat mereka yang begitu tulus. Setidaknya gadisnya tidak kesepian.

"Iyaa.. kamu lagi sama siapa?" 

Mendengar itu Jevan menoleh sekilas ke arah Clarine yang juga menatapnya, "Sendiri sayang, ini lagi perjalanan ke tempat temen Ayah."

Clarine semakin menatap Jevan tak terima, kenapa harus disembunyikan bukankah harusnya lelaki itu jujur?

PotteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang