30. Kita dan Hujan

717 108 21
                                    

HEMA

Hujan.

Ramalan cuaca yang katanya cerah mendadak turun hujan.

Aneh ya? Kemarin aja yang katanya bakal hujan malah terang benderang.

Hujan di Jogja. Sesuatu yang baru buat gue. Karena setiap ke sini selalu aja waktu panas-panasnya.

Sekarang hujan. Dan di malam hari. Untunglah gak terlalu deras. Cuma beberapa saat tadi, sekarang tinggal rintik-rintiknya walau masih lumayan.

Orang-orang udah mulai kembali ke jalanan. Mereka pada jalan, ada yang pakai payung juga jas hujan.

Kalau gue dan Metta tim jas hujan. Tuh bocah kayak anak ayam ilang dengan jas hujan warna kuning yang gemoy. Keliatan bahagia banget sambil meluk boneka bobanya yang udah di plastik lima lapis.

 Keliatan bahagia banget sambil meluk boneka bobanya yang udah di plastik lima lapis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi mari kembali ke tiga puluh menit yang lalu...

"Kak Hema cepetan! Boneka gue huaaa takut basah!"

"Bocah! Lo lari dikejar anjing apa gimana sih?!"

Itu karena Metta larinya cepet banget. Gue gatau dia jago lari.

Ah dia emang jago sih. Buktinya ngejar gue aja kekejar kan?

Krik. Apasih Hem!

Metta tantrum cuma gara-gara boneka yang gue kasih. Baru juga dipeluk gak nyampe lima menit, si Metta udah berani ninggalin gue.

Akhirnya kita berteduh di pelataran mall Malioboro. Untung lah ada yang jual payung sama jas hujan.

"Plastiknya yang gede dong pak, boneka aku kehujanan." katanya memohon ke bapak-bapak yang jual jas hujan.

Dikasih satu kantong gede. Sama Metta boneka itu dibungkus. Dia nyengir lihat gue.

"Pertama kalinya loh dapet hadiah dari kak Hema. Kalau sampai rusak kan bahaya."

"Hujan nggak akan bikin boneka itu rusak. Dijemur kan bisa, gak akan jamuran."

"J-jamur apa?!" mata Metta melotot lebar. "KRESEKNYA SATU LAGI DONG PAK!"

"Eh?"

Penjualnya bingung. Tapi ngasih juga. Gue ampe terbengong-bengong dibuatnya. Segitu ngototnya Metta cuma karena boneka.

Yang gue lakuin cuma makai jas hujan sambil lihatin Metta minta plastik lagi dan lagi.

"Udah neng, jangan bikin bapak bangkrut. Bayar kalau mau plastik lagi."

"Kak Hema, bayar!"

"Lah?!"

Tai!

"Minggir," gue narik pinggang Metta, menghindari genangan air. "Jalan di samping gue, gausah jauh-jauh."

"Uhh sosweet," katanya mengerjap-ngerjap imut.

Obsession Series 4; Bad and GoodWhere stories live. Discover now