Special Chapter IV - Sorry

786 108 30
                                    

Bisa dibilang kehidupan Hema sekarang terlalu privasi. Dulu pas jadi penyanyi juga privat sih, tapi sekarang lebih lagi.

Gak ada yang bisa ngelewatin gerbang depan kediaman Pradipta kecuali emang yang bener-bener berkepentingan.

"Hema.."

"Iya pi? Kenapa?"

Hema yang habis olahraga kaget karena papi mertuanya belum berangkat ke kantor dan masih di sini.

Buru-buru Hema menyeka keringatnya dengan handuk. Gak bau sih keringetnya, cuma kan ya.. Hema ngerasa gak enak.

"Papi mau ngobrol penting sama kamu."

"Ehm.. Hema mandi dulu ya pi? Apa papi keburu berangkat ke kantor?" tanya Hema.

"Enggak," ucap Bram tersenyum. "Papi tungguin di ruang kerja, gausah buru-buru. Oiya kalau bisa Metta jangan sampai tau."

Hema nganggukin kepalanya habis gitu pergi ke kamar. Dia deg-degan tiap kali mau bicara empat mata sama papi mertuanya.

Padahal udah sering ngobrol, tapi kalau udah sampai nyuruh pergi ke ruang kerja. Brrr.. pasti pembicaraan yang berat.

Kaya waktu itu saat ngobrolin masalah agensi dan harus turun tangan buat ngirim kuasa hukumnya.

"Suamiiii!!"

Eh baru juga Hema buka pintu kamar, dia udah disodorin wajah cemberut Metta.

Istrinya itu rebahan di kasur sambil baca-baca buku tentang kehamilan. Tapi mukanya boro-boro seneng, Metta malah keliatan sedih.

"Kenapa sayang?" tanya Hema mendekat.

"Aku bosen!" katanya ngeletakin buku itu ke ranjang terus bangkit duduk.

"Metta! Bisa pelan-pelan enggak kalau mau bangun?" Hema melotot, dia megangin pundak Metta.

"Kenapa?"

Hema nghembusin napas panjang. "Ngilu aku lihatnya.. perut kamu makin gede, kelakuan hiperaktif kamu dikurang-kurangi. Ya?"

Dinasehatin gitu, Metta ngangguk aja kek bayi polos tanpa dosa. Hema gemes, langsung aja dia uyel-uyel tuh pipi.

"Uu aku bosen please ajak aku main!!" ucapnya dengan bola mata berbinar. "Adek bayi juga bosen.. ayo pergi main!"

"Kamu habis nonton video apa di tiktok?"

"Mas-mas goreng kerupuk."

Hema ketawa. Dia pikir Metta habis nonton orang liburan apa orang main terus jadi kepengen. Ternyata lain.

Ngidam aneh Metta emang udah lumayan berkurang seiring berjalannya waktu. Dua bulan terakhir Hema gak banyak direpotkan dengan hal-hal aneh.

"Aku mandi dulu, kamu pikirin mau main kemana. Mau pergi kemana," Hema ngusap perut Metta lembut. "Tanya adek juga mau pergi kemana, nanti kita pergi bareng-bareng."

"Tanyain dong," goda Metta.

Hema terkekeh, dia ngebawa wajahnya buat mendekat ke perut Metta. Nyentuh perut bulat bumil itu dengan telinganya lalu bertanya..

"Kid.. adek bayi.. sayang kamu mau main kemana? Katanya lagi bosen ya? Iya?"

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Hema dan Metta seketika bertatapan dan tertawa. Konyol kalau adek bayi di dalem bisa jawab.

"Bentar lagi dia bisa nendang, kalau udah bisa nendang pasti bakal dijawab." gumam Metta, ngusapin perutnya juga.

"Yaudah sekarang nurutin keinginan momnya dulu aja.."

Obsession Series 4; Bad and GoodWhere stories live. Discover now