Paginya …
Emily sedang duduk, menyandarkan siku di meja makan dan memegangi kepalanya dengan dua tangan. Ia tengah meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang semalam benar-benar terjadi. Itu benar-benar Antoni Marano, pria yang memeluknya dengan posesif saat Emily terbangun tadi. Satu lengannya melingkar di perut Emily, sedangkan telapak tangannya yang lain bersarang di leher Emily, hampir seperti mencekik, tapi Emily dapati itu sangat manis. Dan anehnya Emily menyukainya. Daripada terancam, Emily justru merasa aman diperlakukan demikian.
Sejujurnya Emily tidak begitu terkejut mendapati ia dan Antoni ada dalam satu ranjang saat terjaga tadi. Semuanya memang sudah cukup jelas untuk Emily mengerti setelah percakapan mereka semalam. Emily mengerti, tapi sungguh sulit untuk mempercayainya.
_______
"Apa kau berusaha menyelinap keluar?" tanya Antoni, menangkap basah Emily yang bahkan baru berhasil menurunkan kaki dari ranjang.
"A-aku …." Emily berusaha mencari alasan secepat yang ia bisa, tapi rupanya masih tidak cukup cepat jika dibandingkan dengan keputusan Antoni yang menariknya kembali dalam dekapan.
Emily membeku, menahan napas, serta kelu. Antoni memeluknya dari belakang dengan cukup erat lalu dagu itu bersandar di pundaknya. Emily menegang karena terpaan udara panas yang Antoni embuskan di telinganya.
"Jangan berani melakukan itu, atau sekadar memikirkannya, Emily," bisik Antoni. "Aku tidak akan melakukannya seperti dalam novel."
Emily berkerut alis, tidak paham bagian akhir dari kata-kata itu, yang disebutkan Antoni tentang novel.
"A-apa maksudnya?" tanya Emily, menoleh dan menatap Antoni dengan polosnya. "Apa yang terjadi dalam novel?"
Antoni agak tak menyangkanya, apalagi wajah polos yang bertanya padanya itu tampak sungguh tidak tahu apa-apa. Sulit bagi Antoni untuk percaya bahwa Emily adalah wanita yang sama dengan wanita yang mendesah di bawahnya dan memintanya mengentak lebih keras sebelumnya.
"Yang terjadi dalam novel …," terang Antoni, "kau tidur dengan bosmu, menyelinap keluar dari rumahnya, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa pada keesokan harinya, lalu si pria akan mengejar-ngejar si wanita dan begitulah yang terjadi pada sepanjang cerita hingga akhirnya mereka bersama, menikah, dan membangun sebuah keluarga."
Emily mengulum bibirnya, berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa, tapi Antoni menyadarinya.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Antoni jadi ingin tertawa juga.
"Aku hanya tercengang dengan fakta bahwa jika kau tahu hal itu dengan begitu detail, itu berarti kau sering membacanya, kan?"
Antoni memaki lirih lalu menyembunyikan wajah di ceruk leher wanita di pelukannya. Emily bergidik geli, tapi kemudian tertawa pelan karena Antoni tidak menyangkalnya.
"Okay, tapi itu hanya satu kali dan aku muak setelah membacanya. Intinya adalah …." Antoni mengangkat mukanya. "Aku tidak akan mengejar-ngejarmu jika kau berani menyelinap keluar dari sini," terang Antoni. "Aku juga tidak suka berpura-pura seolah semuanya tidak terjadi. Kita akan bertemu di kantor senin depan, dan tatapanku padamu akan lebih dari sekadar atasan pada pegawainya jika kita tanpa sengaja berada dalam satu lift berdua …."
"A-apa?" Senyum Emily surut dan menoleh pada Antoni dengan tercengang.
"Yang ingin kukatakan adalah egoku menolak drama. Jika kau ingin semuanya seperti tidak pernah terjadi, maka itulah yang akan terjadi, yang akan aku setujui. Kita selesai saat itu juga, kau masuk daftar hitam, dan aku pastikan tidak ada kesempatan kedua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair or Fair?
RomanceMenemukan pasangan mereka berselingkuh membuat Antoni dan Emily menjadi satu kubu sebagai korban pengkhianatan. Tapi, takdir sepertinya punya rencana lain karena mereka terus terlibat dalam kebetulan aneh dan tidak masuk akal. Apa yang kamu sebut p...