9 lagi

8.3K 985 53
                                    

"Nona, apa kau mau ikut kami? Kami akan ke pesta teman setelah ini," tawar pemuda pertama.

"Pesta?" tanya Emily.

Keduanya mengangguk. "Kami jamin itu akan menyenangkan."

"Tidak malam ini, Boys," sela seseorang, bergabung dengan obrolan. Ketiganya kompak menoleh pada Antoni dan wajah laki-laki itu tampak tidak ramah.

"Enyahlah! Cari wanita lain!" usir Antoni dingin.

Keduanya turun dari kursi, saling pandang sesaat sebelum menjawab Antoni.

"Kau mengenalnya?" tanya yang satu kepada Antoni.

"Mr. Marano, is that you?" tanya Emily, berusaha membuat matanya tetap terbuka.

Ketiga pria itu menoleh pada Emily sebentar sebelum kembali saling menghadapi.

"Sudah dengar?" tanya Antoni. Emily mengenalinya, itu berarti sudah cukup jelas kalau mereka memang saling kenal.

"Tenang, Sir." Mereka tersenyum ramah dan mundur perlahan, "Kami tidak melakukan apa pun," terangnya.

"Itu cuma belum," tukas Antoni. "Aku tahu persis tren apa yang sedang kalian lakukan. Pergilah sebelum aku mengenalkan kalian pada pria di sebelah sana." Antoni menunjuk Don tanpa menatap pengawalnya yang bertubuh besar itu.

"Santai saja!" Pemuda itu menanggapi dengan tenang lalu menarik temannya pergi.

"Kenapa kau mengusir mereka?" tanya Emily agak kesal. Ia berdiri sempoyongan lalu memukul lengan Antoni dengan lemah. "Kau membuat teman ngobrolku lari," gerutunya, memukul Antoni lagi.

"Kau mengabaikan pesanku untuk mabuk-mabukan seperti ini?" Antoni menahan pergelangan tangan Emily yang ingin memukulnya lagi.

Emily mendongak pada Antoni lalu tersenyum tanpa rasa bersalah. "Astaga, kau tampan sekali. Siapa namamu?" Emily memegang pipi Antoni.

Antoni menghela napas panjang menyadari Emily pasti mabuk berat sampai tidak mengenalinya begitu.

"Kau terlihat seperti seseorang yang aku kenal," terang Emily. "Dia pria kaya yang baik."

"Oh, ya? Apa dia tampan sepertiku?" tanya Antoni menahan pundak Emily yang baru saja akan menabrak seseorang.

Emily tersenyum lalu dengan mata terpejam ia mengangguk yakin. "Dia sangat tampan dan baik," jawab Emily, "dia membantuku walau kami tidak kenal baik. Apa kau percaya kalau aku bilang dia mau menpertanggungjawabkan kesalahan mantan pacarnya? Mereka sudah putus, tapi dia masih melakukan itu. Mengagumkan, bukan? Aku harap aku juga punya kekasih seperti itu. Seorang pria yang bisa aku andalkan, bukan pria yang bisanya cuma memanfaatkan perasaanku."

Antoni menggeleng tak habis pikir, membiarkan Emily meracau tak jelas.

"Apa kau sudah punya pacar?" tanya Emily. Ia terhuyung menjauh lalu kembali lagi untuk menangkup wajah Antoni dengan dua tangannya.

"Aku baru saja putus," jawab Antoni.

"Wow, itu kebetulan sekali," komentar Emily, terkikik senang.

Antoni melepas dua tangan Emily dari wajahnya. "Sebaiknya aku mengantarkanmu pulang." Antoni memegangi pundak Emily, lalu mengajaknya berjalan.

"Apa kau mau mampir?" tanya Emily dengan polosnya.

"Aku tidak yakin," jawab Antoni. Ia menahan pundak Emily yang baru saja akan menabrak orang lagi lalu membawanya kembali berjalan.

"Kau benar-benar mirip dengan dia," komentar Emily, tidak menatap jalannya, lebih fokus memperhatikan wajah Antoni. "Apa tidak masalah kalau aku memanggilmu 'Antoni' untuk malam ini saja?"

Affair or Fair?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang