Selesai makan malam bersama Gracia dan Melody, Shani melangkahkan kakinya menuju kamar adik-adik bungsunya Zee dan Christy.
Bersama sepiring makanan ditangannya lantaran Christy belum makan sama sekali.
"Dedek.. Zee.. " Panggilnya dari luar pintu kamar mereka.
Zee dan Christy yang sedang badmood itu awalnya sedang tiduran malas diatas ranjang.
Mendengar suara kakak keduanya memanggil, Christy pun beranjak bangun untuk membukakan pintu.
"Iya cici? "
"Cici boleh masuk? " Tanya Shani lembut dengan senyuman.
Christy pun melebarkan pintunya untuk membiarkan Shani masuk.
Zee bangun dari posisinya dan duduk dipinggir ranjangnya.
Shani menaruh makanan Christy di meja dan mengambil satu kursi untuk duduk diantara Christy dan Zee yang ranjangnya berseberangan.
"Kalian marah banget ya sama kak Mel? " Tanya Shani.
Zee menundukkan kepalanya dan Christy memainkan jari-jarinya yang tergeletak diatas pangkuannya.
"Kita ga marah ci.. Cuma kecewa. Kak Melody kan udah janji bulan lalu... Tapi malah batal. " Ucap Zee menjelaskan.
"Iya ci.. Zoya Toya tuh kepengennya kak Mel yang maju dampingin pas nama kita dipanggil. " Timpal Christy.
Shani gemas melihat kedua adiknya ini.
Mereka sudah akan berumur 15 tahun tapi justru terlihat seperti anak usia 7 tahun saat mengadukan sesuatu kepada kakak-kakaknya.
"Dedek.. Zee.. Kak Melody tuh sayang sama kita semua. Dia juga pengen banget bisa nemenin kalian. Tapi kita sebagai adiknya harus bisa mengerti kalau tanggungjawab kak Mel itu besar. " Ucap Shani menasehati.
"Kak Melody lagi berusaha ngebangun perusahaan peninggalan ayah yang hampir bangkrut. Emang kalian mau liat perusahaan yang Ayah bangun susah payah itu hancur? "
Zee dan Christy menggelengkan kepalanya kompak.
Shani tersenyum melihat kedua adiknya.
"Adik cici sudah besar, bahkan sudah dewasa sekarang. Cici bangga kalian selalu nurut. Jangan marah lagi sama kak Melody ya.. Besok kalian perginya sama cici. " Ucapnya.
"Beneran ci? " Tanya Christy dengan semangat.
Shani mengangguk sebagai jawaban.
Zee dan Christy saling melemparkan senyuman lalu dengan kompak sambil bersorak, menubruk tubuh cici mereka dengan pelukan."Makasih ya ci... " Ucap Zee padanya.
"Iya.. Haha sama-sama sayang. Aduh meluknya jangan kenceng-kenceng ini. "Jawab Shani sambil mengusap lembut kepala Zee dan Christy yang ada di pelukannya.
" Hore.. Walaupun gak jadi sama kak Melody, kita ditemenin sama cici sempurna Zoy. "Celetuk Christy diangguki Zee kemudian.
Shani hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Christy.
.
.
.
Tanpa disadari dibalik pintu kamar yang renggang, dua orang gadis lainnya tengah asyik memandangi keseruan obrolan mereka sejak awal.
Mereka adalah Melody dan Gracia.
Melody awalnya akan bersiap untuk tidur lantaran besok harus pergi ke Surabaya.
Namun ia tak sengaja melihat Shani masuk ke kamar dua adik kembar itu.
Melody penasaran, apakah Zee dan Christy marah sekali padanya atau tidak.
Lalu ia pun mendekati kamar itu.
Ia melihat betapa lembutnya Shani bersikap pada mereka yang terkadang menjengkelkan saat marah.
"Cici kayak bunda ya kak.. Penyabar. " Komentar Gracia.
"Iya, dia emang definisi manusia sempurna Ge.. Selalu bisa jadi penenang. " Balas Melody dengan senyuman.
Dalam hati dia sangat bahagia dan bangga dengan Shani karena saat ia tak bisa mendampingi adik-adiknya, Shani lah yang akan menduduki posisinya.
"Kakak jangan sedih ya, aku sama ci Shani akan selalu ada buat si kembar kalau suatu waktu kakak berhalangan. " Hibur Gracia sambil mengelus bahu Melody.
"Fokus kerja, jangan terlalu capek juga ya.. " Tambahnya mengingatkan kakak Sulungnya itu.
"Makasih ya Ge.. " Ucap Melody sambil memeluk Gracia dengan nyaman.
Sudah lama rasanya ia tak memeluk adiknya sejak sang bunda meninggal.
Terimakasih Tuhan, bunda.. Karena memberikan Melody adik-adik yang penuh kasih sayang.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Flash Melody
Random𝙺𝚊𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚊𝚞𝚛 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚓𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊 𝚂𝚎𝚗𝚓𝚊 𝙰𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝𝚖𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚛𝚎𝚍𝚊? 𝙰𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚊𝚔𝚞𝚒 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝𝚔𝚞 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊𝚖𝚞, 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚊𝚔𝚊�...