Menjemput bintang (END)

1.1K 75 16
                                    

Gracia berjalan sambil mendorong kursi roda Shani.

Sore ini, Shani meminta Gracia untuk mengantarnya pergi ke bukit biru tak jauh dari rumah sakit.

Tempat itu tidak sangat indah, hanya sebuah taman kota penuh bunga dan pepohonan.

Namun disana, matahari sore terlihat lebih indah karena berada di dataran yang cukup tinggi.

Shani sering kesana sambil membawa buku catatannya.

Termasuk saat Shani menulis tentang perpisahan saat itu.

Sempat terjadi perdebatan sebelumnya antara Shani dengan kakak sulungnya.

Melody melarang Shani untuk pergi kesana lantaran kondisinya sangat lemah.

Wajah Shani bahkan sangat pucat.

Namun Shani memohon pada Melody.

Maka dengan berat hati, Melody mengiyakan permintaan Shani.

"Ge... " Panggil Shani.

"Iya ci?? " Sahut Gracia.

"Udah disini aja, kalau kesana ada tangganya, susah kamu. " Ucap Shani sambil menoleh kearah Gracia.

"Iyakah? Wah sayang banget. " Ucap Gracia sambil mempoutkan bibirnya.

Shani terkekeh lucu melihat adiknya itu.

"Ge stop bertingkah kayak bayi gitu.. Kamu tuh punya adek bungsu inget gak?? " Ucap Shani dalam tawanya.

"Iih gapapa dong. Kan aku masih muda.. Adeknya ci Shani. " Ucap Gracia tak Terima.

"Iiiiihh udah tua juga udah 24 tahun. " Ledek Shani.

"Iiihh cici mah.. Nih rasain nih.. " Gracia pura-pura kesal pada Shani lalu menggelitiki kakaknya itu.

Alhasil Shani tertawa lepas karena merasa geli sekali.

"Ge.. Ih.. Ahahaha ampun.. Aduuh sakit.. "

Mendengar rintihan Shani membuat Gracia terkesiap dan langsung menghentikan perbuatannya.

"Astaga apa yang sakit ci?? Yang mana? Maaf ci aku lupa. " Ucapnya sambil melihat kearah Shani dengan khawatir.

Namun Shani tertawa kecil melihat Gracia yang panik.

"Maksudnya cici sakit ketawa terus Ge.. Cici aman kok.. Gapapa. " Ucapnya sambil mencubit hidung Gracia.

Gracia jadi mendesis sebal merasa dipermainkan oleh Shani.

Shani hanya bisa tersenyum melihat adiknya merajuk.

Mereka berdua pun akhirnya duduk sejajar menatap langit sore bersama.

"Ge.. " Panggil Shani.

"Hm?" Gracia berdehem saja sambil tetap bersandar dibahu Shani.

"Kamu kecewa gak sama cici? " Tanya Shani.

Gracia mengernyit tak mengerti pada pertanyaan Shani.

"Kecewa kenapa ci? " Tanya Gracia.

"Kecewa karena... Cici kayak gini.. Lemah.. Penyakitan.. Kecewa karena cici.. Gak bisa tinggal lebih lama lagi nemenin kamu dan adik-adik. "

Gracia tercekat mendengar pertanyaan Shani.

Perasaannya seketika dibuat terjun jatuh.

"Ci... Jangan gitu ah.. " Cicitnya tanpa menjawab.

Shani terdiam tanpa suara. Ia tahu Gracia sedih dengan pernyataan itu.

"Ci naik sini... " Ucap Gracia tiba-tiba sambil membungkuk dihadapan Shani.

Green Flash MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang