Jika tak Lagi bersama

679 48 5
                                    

Melody mengerjapkan matanya beberapa kali setelah terbangun dari tidurnya.
Dilihatnya jam dinding sudah menunjukkan pukul 2 sore.
Terakhir kali yang diingatnya, Shani dengan telaten mengusapi keningnya saat suster memasang infus ditangannya.

Kira-kira ia tidur selama 4 jam lamanya setelah itu.
Selama itu dia tidur???

Ia pun mulai mencoba untuk bangun dari tidurnya meski sedikit kesusahan karena infus ditangannya yang menempel dan kepalanya masih terasa sakit.

Tak lama kemudian Shani memasuki kamarnya dengan membawa makanan diatas nampan.

Ia terburu-buru melangkah karena melihat kakaknya yang mencoba untuk bangun dari tidurnya.

"Kak Mel mau apa?? Ngapain bangun???" Tanya Shani khawatir.

Melody tersenyum melihat adiknya yang khawatir itu.

"Kakak gak kemana-mana, cuma mau bangun aja. Punggung kakak panas." Jawab Melody dengan suara seraknya.

Wajah Melody terlihat pucat sekali Shani jadi merasa sedih.

"Bajunya mau diganti??" Tanya Shani.

"Iya Shan..baju kakak basah." Jawab Melody lagi.

Shani pun beranjak pergi mengambil baju piyama Melody yang baru namun sebelum itu ia mengambil baskom terlebih dahulu dengan air hangat dan wash lap untuk menyeka tubuh Melody.

"Nah..gini lebih nyaman. Cantik lagi deh." Ucap Shani dengan senyuman.

Melody hanya diam menatap Shani yang sibuk mendinginkan bubur dan sup untuknya.

Ia merasa de javu mendapat perlakuan seperti itu dari adiknya.

Shani sangat lembut dan penyabar.
Dengan telaten menyuapinya, membujuknya agar mau meminum obat yang sudah disiapkannya.

Seperti bunda Veranda..ibu mereka

Melody tiba-tiba jadi menitikkan airmata.

Shani terkejut melihatnya dan memeluk sang kakak untuk menenangkan.

"Kakak kangen bunda Shan.." ucap Melody lirih.

Shani hanya diam tak bicara sambil terus mengusap lembut kepala Melody agar tenang.

"Makasih Shan.. makasih karena kamu terlahir di dunia ini dan menjadi adik untuk kakak. Makasih karena udah mengobati rasa kangen kakak Shan.."

Shani melepas pelukannya dan mengangguk.

"Kakak jangan sedih.. jangan nangis.. nanti tambah pusing." Ucapnya dengan senyuman menghapus airmata dipipi Melody.

.

.

.

Pada malamnya, adik-adik Melody berkumpul di kamar Melody.

Christy berbaring disisi kiri Melody dan memeluknya karena merasa sedih kakak sulungnya jatuh sakit.

Ditemani Zee yang duduk diatas kursi yang hanya menonton manjanya adik kembarnya.

Hanya Gracia dan Shanilah yang sibuk.

Mereka berdua merapihkan kamar Melody yang cukup berantakan karena tidak sempat Melody bereskan.

Shani juga membereskan beberapa berkas kerja yang ditunggu Kinal sekertaris Melody di kantor, menggantikan Melody.

Untung Shani paham akan pekerjaan Melody, jadi ia bisa mengerjakan pekerjaan kakaknya itu.

Namun saat fokus pada layar laptop kakaknya, tiba-tiba Zee meneriakinya.

"Ci shaniii... hidungnya berdarah!!!."

Green Flash MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang