Desiran angin bertiup lembut dan sejuk.
Burung-burung berkicau ceria dan berkejaran kesana kemari diatas atap.
Akhir pekan yang baik dan indah untuk Shani yang fokus menatap sang kakak sulung yang sibuk menyirami tanaman kesukaannya ditaman belakang rumah.
Dua adik kembarnya juga sibuk bermain dengan ikan-ikan dikolam.
Dan jangan lupakan adik manja kesayangan Shani, Gracia.
Gadis roman itu juga sibuk.
Sibuk dengan menyuapi Shani buah segar.
"Udah ge.. Cici kenyang". Ucap Shani.
" Lagi ci.. Baru 4 potong melonnya. " Ucap Gracia.
"Dari tadi bilangnya 4 suap terus, udah lebih tau ge.. Itu melonnya buktinya tinggal sedikit. " Bantah Shani.
"Oh iya?? Hehehe" Gracia terkekeh saat menyadari itu. Ia pun menaruh piring buah yang dipegangnya di atas meja.
"Cici mau makan apalagi?"
Kali ini Zee bertanya setelah puas bermain dengan ikan.
"Udah Zee.. Cici kenyang. " Jawab Shani dengan tersenyum.
Zee dan Christy menghampiri Shani lalu bertekuk lutut dihadapan Shani.
"Makan yang banyak ci.. Biar cici kuat dan sehat. " Ucap Christy.
Shani tersenyum kemudian meraih piring buah yang tadi Gracia taruh di meja.
"Adek-adek cici juga harus kuat dan sehat.. Biar kalau cici ga ada nanti, kalian bisa jagain satu sama lain. " Ucapnya sambil menyuapi Zee dan Christy.
"Cici ngomong kayak gitu lagi aku cubit nih. " Ucap Gracia dengan sebal mengancam Shani.
Shani terkekeh melihat ekspresi adik-adiknya.
Shani lalu menarik Gracia agar mendekat padanya dan merangkul pinggangnya.
Lalu mengusap kepala adik-adik kecilnya.
"Cici.. Bukan mau berkecil hati atas kesembuhan atau harapan hidup cici. Juga gak berharap kematian cici datang lebih cepat. " Ucap Shani dengan wajah sendu namun tetap dengan senyumannya yang teduh dan menenangkan.
"Cici gak mau juga kalian bersedih terus menerus karena keadaan cici. Jadi.. Kita nikmati aja momen ini. Momen selagi kita masih bisa sama-sama. Ayo kita buat memori yang indah dengan bahagia" Lanjutnya lagi.
Airmata Gracia menetes membasahi pipinya. Sementara Christy dan Zee menatap Shani dengan mata berkaca.
Hati mereka ingin menyangkal semua ucapan Shani.
Bibir mereka ingin berteriak keras bahwa Shani tidak akan ke mana-mana.
Tapi mereka sadar itu tidak mungkin.
Zee dan Christy pun memeluk Shani bersamaan.
Shani mengerti apa yang adiknya rasakan dan ia hanya bisa menenangkan dengan usapan lembut dipunggung mereka. Memberi anggukan pada Gracia yang menatapnya dalam. Seakan memberi tahu bahwa semua akan baik-baik saja.
Dari tempat yang tidak jauh dari situ, Melody menatap sedih adik-adiknya yang terlihat sedih dalam dekapan Shani.
Di palingkan wajahnya dari pemandangan itu dan memandang langit.
Bunda... Ayah... Bisa minta Tuhan untuk gak bawa pergi Shani? Mel gak akan mampu menenangkan adik-adik seperti Shani menenangkan mereka.
Tak lama kemudian Melody pun menghampiri Shani dan adik-adiknya.
Ia tersenyum menatap Shani.
"Kak.. " Panggil Shani.
Melody kemudian bersimpuh dihadapan Shani dan mengusap sayang kepala Shani.
"Shani adik kakak yang paaaling sempurna.. Paling cantik.. " Ucapnya sambil merapikan anak-anak rambut Shani.
Ketiga adik-adiknya yang lain tersenyum melihat pemandangan itu.
Saat ini.. Ci Shani mereka sedang menjadi dede Shaninya Melody.
Andai kakak tidak terlambat tahu tentang sakit kamu Shani..
Andai kakak menangkap kata-kata perpisahan kamu waktu kakak sakit itu.
Batin Melody melirih.
Menyesal pada waktu-waktu yang terbuang hanya untuk pekerjaannya.
Hingga ia kurang mempedulikan keluarganya.
Namun demi Tuhan, Melody sangat menyayangi adiknya.
Jika saja Shani memintanya untuk membawanya kemana pun dengan biaya berapapun ia akan menyanggupi untuk kesembuhan adiknya itu.
"Bertahan sampai akhir ya Shan.. Jangan pernah menyerah. Kakak akan selalu ada bersama kamu, begitu juga adek-adek kita..kali ini kita yang akan jagain kamu. "Ucap Melody sambil memeluk tubuh Shani yang semakin kurus.
Shani tersenyum dibalik dekapan Melody.
" Tolong Shani mohon.. Jangan berikan Shani perlakuan khusus ya. Bersikaplah seakan Shani gak kenapa-kenapa. Kalian gak boleh nangis-nangis terus.. " Ucap Shani setelah melepas pelukannya. Lalu ia menghapus airmata adik-adiknya dan juga Melody.
Mereka hanya mengangguk dengan senyuman pada Shani.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Reader-nim annyeong
Makasih ya yang udah sering komen dan vote.
Tanpa itu semua cerita ini ga akan bisa berlanjut lagi..
Soalnya author kehilangan semangat..
But, karena semangat dari kalian yang minta cerita ini dilanjutkan jadi aku berusaha melanjutkannya.
Aku juga yg nulis penasaran endingnya gimana.. Hehe
Sekali lagi.. Gracia
Eh salah
Sekali lagi Gomawo...
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Flash Melody
Acak𝙺𝚊𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚊𝚞𝚛 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚓𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊 𝚂𝚎𝚗𝚓𝚊 𝙰𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝𝚖𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚛𝚎𝚍𝚊? 𝙰𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚊𝚔𝚞𝚒 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝𝚔𝚞 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊𝚖𝚞, 𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚊𝚔𝚊�...