Suddenly

633 55 6
                                    

Shani dan Gracia tengah sibuk mendekorasi ulang kamar mereka dengan warna dan nuansa baru.

Hanya Shani yang sibuk sebenarnya, Shani yang meminta katanya iasangat bosan dengan suasana kamarnya yang hanya dominan dengan warna kesukaannya hijau tosca.

Ia berpikir untuk mengganti warna hijau menjadi ungu warna kesukaan Gracia, adik manjanya.
"Aaaaarrgh abscsgsrshs ciciiiiiii" Gracia meracau tidak karuan setelah memasuki kamar mereka berdua.

(Anggap aja begini suasananya ya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja begini suasananya ya)

"Gege suka?" Tanya Shani pada Gracia.

Tentu saja Gracia menganggukkan kepala mengiyakan pertanyaan Shani.

"Sumpah ci ini adem banget ci.. Ini beneran gapapa ci?? " Tanya Gracia.

"Lho kenapa emangnya? Ya boleh dong Ge.. "

Gracia pun menerjang tubuh Shani dengan pelukan erat.

Ia sangat senang dengan kondisi kamar mereka yang baru.

Warna ungu memang sangat ia sukai dalam hidupnya.

"Wiihh pagi-pagi mesra-mesraan aja bunda sama mommy" Tiba-tiba saja Zee berceloteh didepan pintu kamar.

Gracia otomatis melepas pelukannya dan Shani mendengus mendengar ucapan adiknya itu.

Sudah kesekian kalinya Zee mengucapkan kata-kata seperti itu dengan alasan Shani mirip bunda dan Gracia terlihat seperti mama muda. Absurd.

"Dede mana Zi? "Tanya Gracia.

" Ada dikamar ci, lagi sibuk sama proposal acara perpisahan kelas akhir. Kan dia panitianya. "

"Loh kamu kan juga OSIS, kok gak sibuk? " Tanya Gracia lagi.

"Aku kan cuma anggota ci.. " Seloroh Zee sambil mengangkat bahunya.

Shani menggeleng kepala mendengar penuturan Azizi.

"Azizi.. " Panggil Shani lembut.

Zee menoleh sambil tersenyum.

"Iyaaa ci.. "

"Bantuin adeknya.. Walaupun kalian beda posisi, tapi tetep harus saling membantu. " Ucap Shani menasehati.

"Hehe iya ci, aku kesini sebenernya mau pinjem laptop ci Gre.. Soalnya laptop aku lagi upgrade softwarenya. " Jawab Zee sambil mengusap-usap tengkuknya.

"Astaga Zoy.. Zoy.. Yaudah yuk.. Sekalian cici bantuin dede. Ci aku ke kamar Zoya dulu ya.. " Ucap Gracia sambil menggendong tas laptopnya.

"Yaudah sana Ge.. " Jawab Shani.

"Cici istirahat dulu.. Jangan lupa obatnya diminum. " Ucap Zee sambil menggandeng tangan Gracia.

Shani kemudian mengangguk dengan senyuman.











.

.

.

Matahari semakin meninggi bersamaan dengan jam dinding yang menunjukkan pukul 12 siang.

Shani baru saja selesai dengan dokumen-dokumen yang Sisca dan Desy kirimkan via email.

Tak lupa juga menyelesaikan laporan tugas kuliahnya.

Selama 3 jam berkutat didepan laptopnya dan menghabiskan beberapa teguk air putihnya akhirnya semua pekerjaan Shani selesai dan ia bisa menutup laptopnya.

"Aduuh ini Gege kemana ya..katanya mau ngerjain tugas kuliahnya sama aku." Gumam Shani sambil bersandar di kursinya.

Shani pun memutuskan untuk menyusul adiknya itu dikamar adik-adik bungsunya dengan bangkit dari duduknya.

Namun baru beberapa langkah berjalan, kepalanya terasa berat dan sakit sekali. Pandangan mata Shani juga memburam perlahan dan terasa berkunang-kunang.

Shani memegangi tengkuknya sambil berjongkok di depan kursi dengan kedua tangannya.

"Aaaarrrrggghhhh" Shani menggeram tertahan.

Ia sungguh kesakitan seakan kepalanya dihujani belasan pukulan dengan palu gada besar. Lebih lebih sakit dari biasanya. Airmata dan peluh menetes bersamaan seiring remasan dikepalanya semakin kuat.

"Bunda....Shani gak kuat ...la-gi..."

Menyerah.

Shani menyerah menahan sakitnya lalu akhirnya tubuhnya merebah diatas lantai.

Kedua mata Shani perlahan mulai terpejam.

"Ciciiiii!!!!"

"Ci greeeeee....ci Shani ci.."

Christy terkejut bukan main mendapati kakak keduanya terbaring di lantai dengan hidung yang mengeluarkan darah.

Gracia yang mendengar teriakan Christy dikamarnya bergegas berlari kencang tanpa mempedulikan keselamatannya karena berlari dengan melewati tangga.

"Ci Shani!! "

Dilihatnya Shani terbaring dipangkuan Christy dengan kondisi yang buruk.

Wajah kakaknya itu pucat sekali.

"Ci.. Bangun cii! " Ucap Christy dengan derai airmata.

Gracia mendekati mereka dan mengambil alih tubuh Shani.

"Ci... Bangun ci... " Ucapnya sambil menepuk-nepuk pipi Shani, namun Shani tak bergeming.

Airmata Gracia menetes mengenai wajah Shani.

Sungguh ia sangat kalut dan takut.
Bagaimana bisa Shani sampai begini.

Apakah Shani tidak meminum obatnya?

Namun ia berusaha untuk tetap tenang agar adiknya tidak ikut kalut.

"K-kita bawa cici kerumah sakit.. Z-zoy... Kamu.. Tolong telpon kak Mel ya.. " Ucap Gracia menahan tangisnya.

Dengan sekuat tenaga ia membopong tubuh Shani diikuti oleh kedua adiknya.

Ci... Please

Jangan pergi tanpa pamit ci..

Aku belum bahagiain kamu ci
















Tbc

Green Flash MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang