Melody sakit

734 53 3
                                    

Kicauan burung-burung dipagi hari terdengar riang menyambut matahari yang bersinar cerah.

Dikediaman Natio, si bungsu dan kakak kembarnya sudah siap dengan seragam putih Abu-Abu nya untuk sarapan bersama kakak ketiganya si gadis gingsul.

"Ci ge, ci shani mana kok belum keliatan???" Tanya Zee pada kakaknya.

Ia heran karena kakak keduanya yang biasanya selalu siap di meja makan saat ini justru belum terlihat sama sekali.

"Ci Shani hari ini kelas siang dek, katanya dosennya ada seminar dulu. Jadi yaaa gak ikut siap-siap sama kita. " Jelas Gracia padanya.

Zee hanya mengangguk dan melanjutkan sarapannya.

"Toy, susunya diabisin yaa". Titah Gracia dengan lembut.

Christy tersenyum dan mengangguk.

Ia tidak bicara karena mulutnya penuh dengan nasi goreng buatan kakak keduanya yang sangat dia sukai.

Shani selalu menyiapkan sarapan setiap pagi selesai ia sholat subuh.

Hal itu rutin ia lakukan sejak sang bunda tiada.

Tak lama kemudian, Shani datang menuruni tangga menuju ruang makan.

Wanita itu terlihat sudah rapih dengan kemeja lengan panjang putih dan celana panjang kulot.

"Ciciku.. Cantik sekali. " Gumam Zee melihat kakaknya.

"Udah pada makan? " Tanya Shani.

"Udah cii.. " Jawab mereka serempak.

"Loh kak Melody kok gak ikut makan? Kamu gak bangunin Ge? " Tanya Shani.

"Aku tadi ketuk-ketuk kamarnya tapi gak ada jawaban ci. Mungkin tadi lagi mandi. " Jawab Zee mewakili Gracia yang sibuk menenggak susunya.

Shani pun memutuskan untuk menemui kakak sulungnya itu untuk diajak sarapan bersama.

"Kak Mel... " Serunya sambil mengetuk pintu kamar Melody.

Namun tak ada jawaban.

Shani pun mencoba mengetuk lagi pintu kamar itu.

Namun masih tak ada suara.

Shani khawatir lalu mencoba membuka pintu kamar Melody yang ternyata tidak dikunci.

Shani pun masuk dan menemukan kakak sulungnya masih tidur dengan selimut bergelung ditubuhnya.

"Astaga kak Mel.. Kok masih tidur? Kakaakk.. Heii.. Banguuun. Udah siang loh ini, kakak telat nanti. " Ucap Shani membangunkan Melody dengan lembut menggoyangkan tubuhnya.

"Ngh.. " Melody melenguh.

"Kak..bangun yuuk.. Kita sarapan.. "

"Iyaa Shan.. " Ucap Melody dengan suara serak.

Perlahan Melody pun bangkit dari tidurnya.

"Maaf ya Shan.. " Ucapnya menatap Shani.

Shani hanya menggeleng seraya tersenyum. Merapihkan rambut Melody yang terlihat berantakan.

"Kakak pucet banget??? " Gumamnya saat menatap wajah Melody.

"Kakak cuci muka dulu yaa. " Ucap Melody tanpa merespon gumaman Shani.

Namun saat akan bangun, Tiba-tiba Melody merintih kesakitan sambil memegangi perutnya.
Shani terkejut dan bergegas merengkuh tubuh Melody.

"Kakak kenapa?? Ya Tuhan badan kakak kok panas banget?? "Tanyanya khawatir saat menyentuh kulit Melody.

" Perut kakak sakit, Shan... Aarrgh". Melody melenguh kesakitan.

Shani pun merebahkan tubuh Melody diatas ranjangnya lagi dan menyelimuti nya.

"Tunggu ya, aku panggil dokter Gaby buat periksa kakak. " Pamitnya seraya berjalan keluar.

Ia pun berjalan setengah berlari menuju kamarnya melewati tiga adiknya yang sudah menyelesaikan sarapannya.

"Kenapa ci?? Kak Melody mana? " Tanya Gracia bingung.

"Cici mau ambil HP mau telpon dokter Gaby. " Ucapnya.

Mendengar hal itu, Christy terkejut.

Zee dan Gracia juga terlihat khawatir.

"Kak Melody kenapa ci??"tanya Christy.

"Kakak demam, terus sakit perut dek.. " Jawab Shani.

"Pake telpon aku aja ci.. " Gracia menyodorkan hpnya pada Shani dan Shani menerimanya.

Dokter Gaby adalah dokter keluarga Natio.

Ia dokter yang dipercaya merawat bunda Ve ketika sakit.

"Ge, kamu anter adek-adek ya. Cici sekalian titip absen ke Sisca. Gak mungkin kak Melody ditinggal sendirian. " Ucap Shani setelah menghubungi dokter Gaby.

"Iya ci, jangan khawatir. "Jawab Gracia.

" Kitty ga mau sekolah. "Gumam Christy.

" Dek.. Gak boleh dong, harus sekolah. "Ucap Shani.

" Tapi kak Mel... Aku mau nemenin kak Melody. " Ucapnya.

"Dek... Ada ci Shani yang jagain kak Melody. Jangan khawatir yaa" Ucap Gracia menenangkan.

"Iya Toy.. Kalo ada apa-apa nanti kita izin pulang cepet aja. Ok? " Bujuk Zee.

Christy pun dengan berat hati menuruti.

Mereka pun pergi meninggalkan mansion.

Menyisakan Shani dirumah bersama para ART dan juga Melody.

.

.

.

.

.

.

.

Dokter Gaby datang setelah sekitar satu jam adik-adik Shani pergi.

Shani menemani Melody dikamarnya selama Gaby memeriksa kondisinya.

Gaby kemudian memerintah asistennya untuk memasangkan infus untuk Melody.

Shani terus disisi Melody sambil mengusap lembut kening kakaknya itu.

Ia tahu bahwa Melody sangat takut dengan jarum suntik, jadi ia berusaha mengalihkan perhatian Melody agar tidak memandang kearah suster yang akan memasangkan selang infus pada telapak tangannya.

"Kakak kamu asam lambungnya tinggi Shan... Ditambah dia kecapekan.. Jadilah dia drop begini. " Ucap Gaby menjelaskan.

"Suruh dia buat gak terlalu stress ya Shan. " Lanjut Gaby dan diangguki oleh Shani.

Mereka berdua pun berjalan keluar dari kamar Melody.

"Mungkin demamnya akan naik turun seharian, jadi saya sudah siapkan resep obat yang bisa kamu beli nanti. Setelah sembuh, kakak kamu diingetin buat jangan kebanyakan minum kopi dan telat makan ya. "

Shani hanya mendengarkan dengan seksama ucapan dokter Gaby sambil sesekali mengangguk.

"Shanii.. " Panggil Gaby tiba-tiba.

Shani pun menghentikan langkahnya dan menatap dokter Gaby.

"Jangan lupa juga sama diri kamu, Shan!" Ucap Gaby dengan tatapan lembut.

Shani tersenyum membalas tatapannya.

"Makasih kak.. Aku bakal selalu perhatiin kesehatan aku kok. " Balas Shani kemudian.

Setelah itu, mereka berdua pun akhirnya berpisah.

Tbc










Hai...

Author balik

Maaf ya udh vacum 2 minggu.. Muehehe

Semoga suka sama chapter hari ini..

Green Flash MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang