prolog.

29.9K 113 1
                                    

Agnes Fov.

Gimana rasanya punya abang tiri yang teramat sangat mesum? Dan selalu ingin memaksaku melakukan hubungan terlarang itu? Sudah pasti sangat menjengkelkan dan menyebalkan bukan?

Walaupun kami adik kakak tiri, tidak memiliki hubungan darah sama sekali, tapi ketika di rumah jika abangku yang bernama Morgan, selalu mesum, dan menginginkan tubuhku, jelas itu mengganggu ketenangan dan kedamaianku ketika belajar.

Ayah dan ibuku, tidak mengetahui hal ini. Bahkan mereka tidak mengetahui jika bang Morgan, selalu bersikap berlebihan terhadapku, mungkin kami menyembunyikan hal ini sudah 6bln semenjak ayah Morgan, dan ibuku menikah.

Seperti saat ini ketika aku, sedang fokus belajar di kamarku, tiba-tiba saja pintu kamarku terbuka dan menampakkan bang Morgan, di ambang pintu dengan senyuman mesumnya.

"Abang ngapain masuk kamar aku?" panik ku sambil berjalan kearah bang Morgan.

"Kenapa? Aku kangen sama kamu dan tubuhmu," jawabannya sambil kembali menutup pintu bahkan menguncinya dari dalam.

"Tapikan ayah sama ibu, lagi nonton TV di ruang tengah, bagaimana kalo mereka lihat abang masuk kamarku?" tanyaku penuh dengan kepanikan.

"Kenapa harus panik sih? Lagian emangnya kenapa kalo abang masuk kamarmu? Mereka juga tidak masalah." jawabannya dengan wajah tenang dan damai.

"Bukan begitu bang, malam begini ngapain coba masuk ke kamarku? Bukannya tidur, malah kesini." kesalku, kembali duduk di kursi belajar.

"Tenang sayang, mereka gak tau kalo aku, masuk kamarmu," ucapan penenang itu sering aku dengar di kala bang Morgan, setiap malam masuk kamarku.

Iya, setiap malam, setiap detik, setiap menit, bahkan setiap hari.

Aku, menghiraukan ucapan bang Morgan, aku kembali fokus belajar, namun siapa sangka bang Morgan, malah bertingkah, mengangkat tubuhku yang tadinya duduk di kursi kini sudah duduk di meja rias.

"Jangan cuek gitu dong." ucap bang Morgan, ingin mencium bibirku tetapi aku, berhasil menghindari.

"Bang, aku lagi ngerjain tugas sekolah, besok harus sudah di kumpulkan." elak'ku, berusaha menghindar dari kemesuman nya.

"Bentar doang kok." rengeknya seperti seseorang yang meminta susu pada ibunya.

"Gak. Aku mau ngerjain tugas." tolak'ku kembali.

Bang Morgan, menatap aku dengan tatapan tajam, dan wajah tidak suka, aku menjadi takut, melihat wajah bang Morgan, yang seketika menyeramkan.

Cup.

Sepertinya bang Morgan, kesal kepadaku karena penolakan? Karena dia orangnya tidak suka dan tidak menerima penolakan.

Saat ini aku dan dia, berciuman panas di meja rias, tanganku tertahan di meja rias, kedua tangan bang Morgan, memeluk pinggang rampingku.

"Eumhh." desaku, dengan tangan memukul dadanya mengisyaratkan jika oksigenku hampir habis.

"Bibirmu manis." pujinya sambil mengelus lembut bibirku dengan ibu jarinya.

"Aku tau." jawabku singkat karena kesal, selalu brutal kalo ciuman.

Bang Morgan, tidak melepaskan pelukannya dari pinggang ku, malah dia menatapku lekat, penuh dengan kekaguman, bahkan saat ini bibirnya tersenyum manis.

Entah senyuman apa itu?

Namun aku bingung pada diriku sendiri, kenapa setiap kali Bang Morgan, menciumku atau melakukan hal yang lebih dari itu, aku sama sekali tidak menolak dan malah menikmati aksinya.

"Udah ya bang, aku mau mengerjakan tugas." pintaku ingin turun dari meja.

Tetapi bang Morgan, malah mengangkat tubuhkuku ke kasur dan menidurkan aku, membuat aku berada di bawahnya dan abangku di atas tubuhku.

"Sebentar lagi." pintanya menyatukan kelima jarinya dan jariku menjadi saling menggenggam.

Tubuhku terlentang, kedua tanganku di angkat keatas, bibir kami lagi-lagi berciuman santai, tidak begitu brutal sangat lembut.

Perlahan satu tangan bang Morgan, melepaskan tanganku beralih ke leherku, dan menurun ke dadaku, meremas dua gundukan besar milikku, kini bibirnyapun ikut turun ke bagian leherku.

"Akhh" desah ku nikmat.

Tangan bang Morgan, berhasil membuka kancing baju piyama ku, dan sialnya aku, tidak memakai dalaman, jadi dengan mudah bang Morgan, menghisap nya di sana.

"Eumhh" desah ku menggeliat nikmat.

Begini-begini bang Morgan, tidak pernah melakukan aksinya melebihi batasnya, hanya sebatas dadaku saja.

katanya kalo dia mengambil keperawananku sekarang, nanti di mana aku sama dia jodoh, gak bakal seru di malam pertama.

Memang pemikiran yang aneh, menurutku.

Setelah puas menghisap dan bermain di dadaku, bang Morgan, kembali menjilat dan menciumi leherku, telingaku, dan bibirku dengan buasnya.

"Eumhh" desah ku ketika bang Morgan, menghisap dan menjilati telingaku serta leherku.

"Akhhh" desah Bang Morgan, tiba-tiba saja ambruk di sampingku.

Aku, menghirup udara banyak banyak, dengan tangan kembali mengancing piyamaku, baru saja ingin bangun, dan mengerjakan tugas, bang Morgan, malah memeluk tubuhku menenggelamkan wajahnya di dadaku.

"Tidur saja. Masalah tugasmu, besok pagi kamu, hanya tau beres." ujar bang Morgan, suaranya agak berat seperti mengantuk.

"Tapi, abang gak tidur di kamar abang sendiri?" tanyaku dengan tubuh terlentang menatap langit-langit kamar.

"Aku, ingin tidur denganmu, nanti subuh baru bangun, tenang pintu di kunci dari dalam ini." jawab Bang Morgan, lalu terlelap tidur setelahnya.

Aku, hanya menghela nafas pasrah, tidak di pungkiri lagi pelukan ini memang nyaman, hangat, dan sialnya lagi aku, suka pelukannya.
.
.
.

Prolog dulu ya guys, terus dukung aku, dan novel ku, makasih yang udah baca dan selalu menantikan novel novelku.

TUBUHMU MILIKKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang