Matahari kembali bertegur sapa dengan indahnya di pagi hari, angin yang sejuk, langit yang bersih, daun-daun yang basah karena embun pagi.
Agnesia Zelian Azura, seorang gadis cantik yang masih duduk di bangku sekolah SMA, gadis cantik yang memiliki tubuh sempurna, dan wajah cantik, gadis itu harus rela hilang harta dan tahtanya karena di renggut oleh sang kakak.
Tapi Agnes, bisa apa? Dia, tidak ingin terus menerus menyalahkan takdir, dan menyalahkan Tuhan, mungkin jalan hidupnya sudah memang harus seperti ini! Walaupun ada sesal yang besar di hatinya untuk saat ini.
Agnes, terduduk di bibir ranjang dengan handuk di kepalanya, tengah menatap dirinya dari pantulan cermin tinggi yang memperlihatkan seluruh tubuhnya. Dia membuka baju bagian dadanya di mana terlihat tanda merah begitu banyak di sana.
Lalu matanya memandangi lehernya sama halnya begitu banyak tanda merah, yang di buat oleh Morgan. Sungguh Agnes, tidak ingat apa-apa setelah kejadian malam itu, yang dia ingat terakhir bertemu dengan Zarel, mengajaknya ke club, setelah itu dia tidak ingat apa-apa karena mabuk berat.
"Apa zarel, melakukan sesuatu padaku?" paniknya masih memandangi bagian leher yang merah.
Otaknya terus berputar mengingat-ingat apa saja kejadian tadi malam? Namun karena masih pusing akhirnya dia keluar dari kamar dan berjalan kearah kamar Morgan.
Tok! Tok!
Gadis itu mengetuk pintu hingga pintu terbuka menampakkan Morgan, dengan wajah kusut, sisi bibir ada darah yang sudah kering, bagian pelipis mata membiru, sisi pinggang juga biru, dan luka tusuk sebelumnya kembali berdarah di baju putih Morgan.
Sepertinya setelah apa yang terjadi semalam lelaki itu tidak merawat lukanya, di biarkan begitu saja hingga darah pun mengering di sisi bibirnya.
"Hah?" kaget Agnes, melihat tubuh Morgan, yang tidak baik-baik saja.
Dia ingin menyentuh bagian wajah Morgan, yang terluka, dan ingin merawat luka di pinggang Morgan, namun niatnya dia urungkan kembali, mengingat kelakuan tidak senonoh yang di lakukan Morgan, kemarin malam.
"Ada apa?" tanya Morgan, dengan tatapan kosong, dan wajah lelah.
"Apa ini kau yang buat?" tanya Agnes, menunjukkan leher merahnya pada Morgan, dengan wajah serius dan sinis.
Sepertinya setelah kejadian kemarin kini Agnes, tidak ada lagi embel-embel Abang kepada Morgan. Mungkin dia sudah terlalu muak, atau kesal kepada Morgan.
"Kau, yang minta di sentuh. Sekarang kau, menyalahkan aku?"
"Karena itu memang maumu! Kenapa tidak menghindari? Kenapa tidak kau, berikan aku obat penghilang mabuk?" pekik Agnes, emosionalnya kembali bangkit.
Morgan, tersenyum getir mendengar ucapan Agnes. Memang benar apa yang dia ucapkan! Namun tidak semua ucapan Agnes, benar. biarlah untuk saat ini Morgan, ingin egois.
"Untuk apa kau mabuk? Oh, ya. Aku tau! Kamu, mabuk agar bisa bermesraan dengan Zarel, menggoda dia, pintar kamu! Sekarang, kamu sudah jadi bagian wanita malam. Yaitu jalang!" cibir Morgan.
Plak!
Satu tamparan di layangan begitu saja ke wajah Morgan, oleh Agnes. Matanya kembali berkaca-kaca mendengar ucapan perih dari mulut Morgan.
"Jaga bicaramu! Aku, datang ke club itu semua karenamu. Kau, yang memulai kau, yang membuat hidupku hancur." teriak Agnes.
"Kau, ini wanita macam apa? Lari dariku kemudian ke club, dan berciuman dengan si Zarel, brengsek itu! Kau, mau jadi jalang sama dia hah!" bentak kembali Morgan, menahan rasa sakit di pinggangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUHMU MILIKKU!
Dla nastolatkówmengandung cerita dewasa 18 sampai 21++ mau lanjut baca ya udah tanggung sendiri. jangan lupa setelah membaca tinggalkan ⭐, follow, dan komen ya guys. ****** punya abang lelaki itu emang menyebalkan apa lagi jika abang tiri seperti Morgan, selalu m...