Morgan Granza anaska, seorang lelaki yang tumbuh dengan dedikasi dari seorang ayah, tidak ada sosok seorang ibu yang jadi penghangat Morgan, kala kecil.
Morgan, di rawat dan di urus oleh sang ayah, sosok ibu bagi Morgan, ada di diri ayahnya yang bernama Gansa Granza anaska, peria yang memiliki wibawa tangguh dan mandiri.
Gansa, selalu ada untuk Morgan, walaupun demi kian, Morgan, tumbuh sebagai lalaki yang angkuh, dingin, pemain wanita, tempat sehari-hari Morgan, yaitu Club.
Morgan, menjadi anak brutal apa lagi di saat dia menginjak usia 20thn, dia semakin brutal, Morgan, bergabung dengan mafia, kejam yang membuat kepribadian dia semakin kejam, tidak memiliki hati nurani.
Apa lagi belas kasihan dia tidak memiliki itu. kepada siapapun Morgan, sangat kejam, dia benar-benar menjadi lelaki kejam. Namun setelah sang ayah menika dengan Zelita Azura putri, ibu dari Agnes, kepribadian Morgan, mulai membaik karena perubahan itu di buat oleh Agnes.
Walaupun di sini Agnes, yang tersiksa harus menerima perlakuan bejad Morgan, menumpahkan hasratnya pada Agnes. Jika keinginannya di tolak oleh Agnes, maka Morgan, akan mengancam dengan apapun agar Agnes, patuh.
*****
Mobil hitam itu mendarat sempurna di depan gerbang sekolah, di dalam ada gadis cantik dan lelaki tampan, dengan rahang leher yang tegap, tubuh kekar.
"Sudah sampai." ucap Morgan.
"Iya tau." jawab Agnes.
Gadis itu melepas seat belt, menata wajahnya, membenarkan rambutnya, membuat Morgan, tersenyum kecil memandang gadis itu.
"Kamu, itu mau sekolah, buka mau jadi model." kekeh Morgan.
"Tampil cantik itu harus." ucap Agnes, dengan tatapan mata sinis.
Agnes, selesai menata semuanya, tangannya membuka pintu hendak keluar dari mobil, namun tangan Morgan, menghentikan tubuh Agnes, membuat gadis itu kembali duduk.
Cup.
Morgan, mencium kilat bibir Agnes, membuat gadis itu salah tingkah, dan panik takut jika ada orang yang melihat mereka berciuman di mobil.
"Bang, ada anak sekolah atau guru yang liat gimana? Bisa berabe urusannya." kesal Agnes, mendorong tubuh Morgan, agar duduk kembali di kursinya.
"Gak papa dong sayang, bibir kamu gemesin." ucap Morgan, dengan entengnya.
"Udah akhh, aku mau masuk kls, telat nanti." ujar Agnes, berjalan keluar dari mobil terus di pandang oleh Morgan, hingga gadis itu di sapa oleh seorang lelaki, dan berjalan masuk kedalam bersama teman lelakinya.
"Apa-apaan nih?" kesal Morgan, namun dengan terpaksa dia harus segera pergi dari sana karena ada urusan mendesak.
*****
Agnes, duduk di bangku tunggu dekat gerbang sekolahnya, gadis itu memainkan kakinya, dengan ponsel di tangannya, menunggu abangnya datang untuk menjemputnya.
"Nes, lagi nungguin siapa?" tanya seorang lelaki lekat dengan seragam sekolahnya.
"Lagi, nungguin abang aku." jawab Agnes, mengadah melihat siapa yang saat ini bertegur sapa dengannya.
Zarel, ikut duduk di sampai Agnes, seolah-olah menemani gadis itu agar tidak sendirian di sana, pasalnya yang lainnya sudah pulang hanya tinggal Agnes, dan Zarel, yang belum pulang.
"Kayanya abang kamu, bakal lama deh. Gimana bareng aku, aja pulangnya?" tawar Zarel, dengan senyuman manis dan hangat.
Agnes, reflek menoleh pada Zarel, tawaran itu sebuah peluang besar baginya, karena sejak pertama Agnes, masuk ke sekolah lelaki pertama yang menarik perhatian adalah Zarel.
Namun apa boleh buat, dia tidak bisa sembarangan mengiyakan tawaran Zarel, karena terhalang oleh Morgan, kakak tirinya yang teramat Fosesif.
"Gak papa Rel, bentar lagi juga abang aku nyampe." tolak Agnes, dengan senyuman kecut nya.
"Tapi aku, lihat kamu di sini udah setengah jam loh, gapapa aku anterin aja, lagian kita searah." ucap Zarel, terus memberikan tawaran pada Agnes.
Jika Agnes, berpikir memang benar dia sudah menunggu terlalu lama, katanya hanya 5mnit, namun sudah setengah jam lebih Morgan, belum juga datang.
"Okey, aku anterin aja." kekeh Zarel.
"Oke deh." final Agnes.
Zarel, menghidupkan motornya kemudian Agnes, bersiap untuk naik ke motor Zarel, namun mobil hitam datang dengan bunyi klaksonnya.
Baru saja Agnes, akan bahagia walaupun hanya sesaat bersama lelaki pujaannya, Morgan datang menghancurkan kebahagiaannya. Sungguh sangat menyebalkan.
"Abangku, udah datang, Aku duluan ya." kiku Agnes, di jawab anggukan dan senyuman manis oleh Zarel.
"Cepat masuk." pinta Morgan, dengan wajah masam, mata sinis.
*****
Sesampainya di rumah Agnes, langsung masuk tampa menunggu Morgan, gadis itu berjalan mendekati pintu, memutar knop pintu kemudian masuk kedalam.
Morgan, yang mengekor di belakang langsung membuka jasnya, melonggarkan dasinya, lalu menarik Agnes, yang ingin naik tangga. Agnes, di jatuhkan di sofa, dengan ciuman brutal Morgan.
Dengan ganas, dan buas, Morgan mencium bibir Agnes, lelaki itu seperti kesetanan, tangannya membuka kancing baju sekolah Agnes, menurunkan ciumannya ke leher Agnes, lalu ke dada Agnes.
"Akhh. Eumhh." desah Agnes, ketika bibir Morgan, menghisap dadanya.
Sungguh lelaki fosesif, cemburuan, melihat Agnes, hanya sekedar bertegur sapa, dan berbicara dengan lelaki lain, Morgan langsung menghukum Agnes.
"Akhh." desah Agnes, ketika vaginanya di sentuh oleh kedua jari Morgan.
Tangan di bawah sana bermain dengan milik Agnes, bibir terus menghisap dada Agnes, seolah tanpa ampun Morgan, berjongkok membuka kedua paha Agnes menghisap, menjilat, vagina gadis itu.
"Eumhh. Akhhh." desah Agnes, tubuhnya menggeliat nikmat karena bibir Morgan, bermain di bawah sana.
Seperti apa yang di lakukan pagi tadi lagi-lagi Morgan, menghentikan aksinya di saat Agnes, akan pelepasan, membuat kepala gadis itu pening, seakan ada yang mengganjal di bawah sana.
"Memohonlah padaku Agnes," pinta Morgan, dengan senyuman devilnya.
Agnes, bingung dia sangat gengsi dan malu jika harus terus memohon pada abangnya, namun apa boleh buat, kepalanya dia benar-benar pusing, membuat gadis itu menderetkan giginya saking pusingnya.
"Kau, tak ingin memohon? Aku, akhir di sini." ancam Morgan, tubuhnya hendak berdiri namun di tahan oleh tangan Agnes.
"Aku, mohon sentuh aku." mohon Agnes, membuat Morgan, puas mendengarnya.
Morgan, kembali berjongkok menjilat dan menghisap vagina Agnes, memainkannya agar lebih lama Agnes, pelepasan.
"Akhhh. Euhhhh." desah Agnes, tubuhnya benar-benar menggeliat nikmat.
Morgan, terus memainkan vagina, mencium, menjilat, menghisap brutal vagina Agnes, membuat gadis itu mengeluarkan cairan putih.
"Akhhh." desah final Agnes, setelah pelepasan.
Kelakuan Morgan, membuat gadis itu lemas setelah pelepasan, tidak ada aba-aba apapun Morgan, langsung saja mencium brutal Agnes, untung saja di rumah sepi tidak ada orang satupun.
Morgan, menggendong tubuh Agnes, ala bridal stail, masuk ke kamarnya, lalu merebahkan tubuh Agnes, di ranjang dengan kancing baju gadis itu kembali di kancing oleh Morgan.
"Istirahat ya sayang," ucap Morgan, mencium kening Agnes.
.
.
.
#TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUHMU MILIKKU!
Dla nastolatkówmengandung cerita dewasa 18 sampai 21++ mau lanjut baca ya udah tanggung sendiri. jangan lupa setelah membaca tinggalkan ⭐, follow, dan komen ya guys. ****** punya abang lelaki itu emang menyebalkan apa lagi jika abang tiri seperti Morgan, selalu m...