Morgan, menatap jalanan di depannya dengan perasaan kesal, tercampur emosi, tangannya terus meremas setir mobil, sesekali dia melirik kesamping kursinya melihat Agnes, yang sedang terlelap tidur.
Beberapa saat lalu Morgan, datang ke club membuat keributan di sana. Membabi Buta wajah Zarel, hingga lelaki itu terkapar pingsan di tempat. Setelah kepergian Agnes. Morgan, membuka hpnya melihat GPS, tidak membiarkan gadisnya lepas begitu saja.
Namun alangkah kagetnya Morgan, melihat GPS Agnes, menuju ke club. Perasannya tidak enak, mengingat pakaian yang di pakai Agnes, sangatlah sexy, jadinya Morgan, bergegas pergi ke club mengikuti Agnes.
Bagaimanapun Agnes, sudah jadi seutuhnya miliki Morgan, terserah dengan hati dan perasaan Agnes, untuk saat ini sungguh Morgan, tidak peduli sama sekali! Yang terpenting Agnes, miliknya. Tubuhnya miliknya, jangan sampai ada seseorang yang berani memiliki Agnes, selain dirinya.
Saat Morgan, mengendarai mobil menuju club sungguh Morgan, seperti lelaki kesetanan, hampir saja para pejalan kaki, dan kendaraan lainnya mengalami kecelakaan. Hingga sampai di club kedua mata Morgan, melotot melihat Agnes, tengah berciuman mesra dengan Zarel.
Sungguh emosi melihatnya, kaki Morgan, berjalan cepat menyingkirkan tubuh Agnes, dari pangkuan Zarel, kemudian memukul, bagian wajah dan dada Zarel, tanpa ampun! Tidak membiarkan Zarel, melawan Morgan, terus memukul wajah Zarel, hingga lelaki itu pingsan di buatnya.
"Fuck! Sialan kau Zarel."
Morgan terus mengumpat Zarel, dengan tangan yang terus saja di pukul ke setir mobil, perasaan kacau dan kesal begitu memburu di hatinya.
Brak!
Brug!
Mobil Morgan, tiba-tiba saja di himpit oleh 2mobil di kanan dan kirinya, lelaki itu mengendarai mobil ke jalan sepi agar tidak ada kecelakaan di sana.
Citttt!
Morgan, menghentikan laju mobilnya dengan rem mendadak! Meririk Agnes, yang senantiasa terlelap di sampingnya, dengan wajah merah akibat mabuk.
Morgan, turun dari mobil setelah mengutak-atik hpnya entah apa yang dia lakukan? Dan entah memanggil siapa? Yang penting dia harus segera menyelesaikan masalah ini secara cepat.
"Mau apa lagi sih Lo, semua?"
Sungguh Morgan, muak menghadapi anak buah Zartin, ayah dari Agnes, mereka semua tidak jera walaupun terus di hantam dan babak belur oleh Morgan.
"Serahkan gadis itu." pintanya sambil menunjuk mobil di mana di dalamnya ada Agnes.
"Jangan harap." jawab Morgan, tersenyum devil.
Morgan, menatap satu persatu ke 5orang dihadapannya, matanya seperti sedang mencari seseorang di antara 5orang itu.
"Akh. Gak usah banyak bacot! Ayo, serang dia." ujar salah seorang itu dan mereka langsung menyerang Morgan.
Mau tidak mau Morgan, harus meladeni mereka walaupun dia sudah lelah, dan harus segera membawa pulang Agnes, sungguh gadis itu kini banyak yang mengincar.
Morgan, berada di tengah-tengah di kelilingi 5orang itu, satu persatu mereka menyerang Morgan, memukul dan menendangnya, Morgan tidak mau menyerah walupun 5 lawan 1 itu mustahil namun dia sangat yakin jika dia bisa mengalahkan mereka.
Jika itu untuk mempertahankan Agnes, jika itu untuk melindungi Agnes, segala upaya akan di lakukan Morgan, walau nyawa jadi taruhan, apapun akan di lakukan Morgan, jika itu yang terbaik untuk Agnes, sungguh mengharukan.
Bugh!
"Akhh." rintih Morgan, tubuhnya mundur kebelakang karena mendapatkan pelukan di dada dan di perutnya.
"Sudah lah menyerah saja, Serahkan gadis itu." pinta peria itu bisa di bilang dia pemimpinnya di antara 5orang itu.
"Jangan harap!" jawab Morgan, meludahkan air liurnya bersamaan dengan darah karena sobek di bagian sisi bibir Morgan.
"Memang pantang menyerah ya. Serang dia lagi." perintahnya ingin menyerang Morgan.
Cittt!
2motor dan satu mobil menghadang di depan Morgan, dan di depan 5orang itu ya tepatnya di tengah-tengah. Morgan, tersenyum kemenangan melihat anak buahnya sudah sampai di tempat.
"Serahkan pada kami Bos! Cepat urus gadismu." saran Aiden, teman dekat Morgan, sekaligus rekan kerja Morgan.
"Aku, serahkan semuanya padamu." ujar Morgan, buru-buru naik ke mobil dan pergi dari sana.
*****
Morgan, memapah Agnes, masuk kedalam rumah, lelaki itu tidak menggendongnya karena Agnes, terus saja memberontak minta untuk jalan sendiri saja alhasil di mapah oleh Morgan.
"Kamu, tau? Aku, sayang sama dia, aku cinta sama dia." racau Agnes, sambil berjalan khas orang mabuk.
"Berapa banyak kamu minum Nes? Hingga mabuk berat seperti ini."
"Minum banyak! Soalnya minumannya enak, bikin hati dan pikiran aku plong." jawab Agnes, berbalik memandang Morgan, memainkan pipi Morgan, oleh kedua tangannya.
"Nes, udah. Ayo ganti bajumu! Kita istirahat." ujar Morgan, menepis tangan Agnes, dari pipinya.
"Mari kita lakukan sesuatu dulu sebelum istirahat." pinta Agnes, berjalan dan menjatuhkan tubuhnya di sofa.
"Sesuatu apa? Ini sudah tengah malam." tanya Morgan, menghampiri Agnes, ingin mengangkat tubuh gadis itu, namu Agnes, malah menarik lengan Morgan, hingga lelaki itu terjatuh di atas tubuh Agnes.
Agnes, membelai wajah Morgan, memainkan jarinya di leher Morgan, mengelus leher Morgan, sambil tersenyum mesum membuat Morgan, mengerti apa yang di maksud sesuatu oleh Agnes.
"Kamu yang mulai. Bukan aku yang memaksa." ujar Morgan, penuh kemenangan menatap Agnes, yang tergeletak nakal di sofa.
Morgan, mencium bibir Agnes, secara lembut di balas dengan lembut oleh Agnes, kedua tangan gadis itu mengalung di leher belakang Morgan, malam ini permainan di kuasai oleh Agnes.
Morgan, menciumi leher Agnes, meninggal tanda merah di sana, turun ke bagian dada, dengan sebelah tangannya menyentuh area sensitif Agnes.
"Eumhh. Ahhhh." desah Agnes.
Sungguh di saat Agnes, sedang mabuk seperti ini? Gadis itu menjadi liar dan sexy, bahkan saat ini gadis itu sudah ada di atas tubuh Morgan, membuka bajunya hingga tanpa meninggalkan sehelai benang.
Agnes, kembali mencium bibir Morgan, dengan tangan membuka kancing baju Morgan, sampai lelaki itu telanjang dada. Kedua tangan Morgan, memainkan dua gundukan besar berisi tanpa adanya penghalang.
"Eumhhh." desah Agnes, tubuhnya liar di atas tubuh Morgan.
"Ternyata kau nakal baby." puji Morgan, melihat tingkah Agnes.
Agnes, tersenyum gemas. Dia turun dari tubuh Morgan, membuka celana lelaki itu hingga sekarang mereka full body tanpa adanya penghalang di tubuh keduanya.
Agnes, kembali naik ke tubuh Marga, memposisikan surgawinya ke milik Morgan, masih ada rasa perih dan sakit, namun gadis itu berusaha memasukan milik Morgan, ke lubangnya.
Jleb!
"Ahhh." desah Morgan, matanya tertutup kala surgawi Agnes, menghimpit nya di bawa sana.
Bokong gadis itu bermain dengan ganas dan sexy, gairah dari keduanya sungguh panas, keringat bercucuran dari pelipis hingga seluruh badan.
"Damn baby! Kau, sungguh liar." desah Morgan, memegangi sisi bokong Agnes.
"Ahh. Morgan, aku ingin keluar ahhh." ucap Agnes, di sela desahannya.
"Bersamaan baby, ahhh." ujar Morgan, dan Agnes, semakin kencang gerakannya karena dirinya terangsang nikmat.
Entah berapa rode yang di lakukan keduanya yang jelas cairan milik Morgan, sudah menumpuk di rahim Agnes, tinggal menunggu waktu yang tepat dimana Agnes, akan benar-benar menjadi miliknya.
.
.
.
#TBC.
Entah kapan lanjut lagi? Kayanya bakal rada lama deh untuk update part selanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUHMU MILIKKU!
Teen Fictionmengandung cerita dewasa 18 sampai 21++ mau lanjut baca ya udah tanggung sendiri. jangan lupa setelah membaca tinggalkan ⭐, follow, dan komen ya guys. ****** punya abang lelaki itu emang menyebalkan apa lagi jika abang tiri seperti Morgan, selalu m...