Bingung Agnes.

8.1K 57 1
                                        

Malam kembali menyapa, semilir angin mengibaskan rambut Agnes, yang saat ini sedang duduk sendiri di teras belakang rumahnya.

Gadis itu duduk termenung sendiri, entah apa yang sedang di pikirkan gadis itu saat ini? Namun suasana hatinya tidak baik-baik saja, terlihat dari raut wajahnya seperti menyimpan sesuatu yang di khawatirkan.

"Kenapa melamun sendirian?" tanya Morgan, ikut bergabung duduk di sebelah Agnes.

"Tidak papa, pengen sendirian aja." jawab Agnes, simpel.

"Apa yang kamu pikirkan? Kamu, mengkhawatirkan keadaan sekarang?" tanya kembali Morgan.

"Tidak. Aku, tidak mengkhawatirkan apapun." bohong Agnes.

Morgan, tersenyum miring mendengar jawaban dari mulut Agnes, mungkin dia pikir Morgan, sebodoh itu? Sampai Agnes, berbohong pada abangnya.

"Nes, aku bukan lagi anak kecil. Emang aku percaya dengan jawaban kamu barusan? Sama sekali enggak. Bibirmu boleh berbohong, tapi sorot matamu tidak bisa berbohong." ujar Morgan, mengerti apa yang sebenarnya Agnes, pikiran.

"Begitu ya?" guman Agnes, dengan mata menatap kedua bola mata Morgan.

"Iya, begitu sayang." jawab Morgan, dengan embel-embel sayang.

"Jangan manggil aku, kaya gitu Geli tau." cibir Agnes, dengan raut wajah menjijikkan.

"Bukan biasanya aku panggil seperti itu? Kenapa sekarang berbeda?" bingung Morgan, merangkul pundak Agnes.

"Gak tau akh. Pokonya geli dengerinnya." kesal Agnes.

Morgan, menatap adik tirinya dengan heran ada apa dengan gadis ini? Kenapa rasanya seperti seorang wanita yang sedang hamil? Moodnya tiba-tiba saja berubah-ubah, kadang galak, kadang santai, kadang juga jutek.

"Ada apa denganmu?" tanya Morgan, serius.

"Ada apa Apanya? Aku, baik-baik saja." jawab Agnes, jutek.

"Kamu lagi pms? Atau lagi ngidam?" pertanyaan kedua membuat Agnes, membulatkan kedua matanya.

"Ngidam apanya? Emang kapan kita melakukannya?" panik Agnes, wajahnya benar-benar serius.

"Sering." bisik Morgan, dengan senyuman menggoda.

"Tapi gak sampai tahap itu."

"Iya, memang belum, tapi segera tahap itu. Cepat atau lambat." goda Morgan, tersenyum mesumnya.

"Terserahlah." pasrah Agnes, gadis itu terlihat lelah.

"Sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Wajahmu lelah, sorot matamu resah, mood mu gak bagus, ceritakan jangan di pendam."

Lagi-lagi Morgan, meminta agar Agnes, menceritakan semua unek-uneknya karena lelaki itu yakin seyakin-yakinnya, jika Agnes, sedang memikirkan sesuatu.

"Aku... "

Agnes, menggantung ucapannya seakan sungkan bercerita pada sang kakak, tapi tatapan Morgan, saat ingin jawaban darinya.

"Apa? Tersukan." pinta Morgan, sangat penasaran.

"Aku, memikirkan kejadian beberapa hari lewat, tentang ayah yang ingin menculiku, dan ingin menjual ku, lalu bang Morgan, terluka. Sampai di waktu itu abang, berkelahi dengan mereka yang ingin menculiku, lalu pulang dengan keadaan berantakan dan lukamu semakin parah." jelas Agnes, menegakan tubuhnya memandang netral wajah Morgan.

"Kenapa kamu, memikirkan semua itu?" tanya Morgan, serius.

"Karena semua itu butuh penjelasan yang pasti dari bang Morgan,"

TUBUHMU MILIKKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang