Agreement.

9.2K 54 3
                                    

Di dalam mobil Agnes, masih pingsan tubuhnya berada di pangkuan salah satu orang di dalam mobil, 2mobil hitam itu terus melaju kencang agar sampai pada tujuan mereka.

Agnes, terbangun dengan kepala pusing, dan pikiran bingung, mengapa dia berada di dalam mobil? Mengapa dia, bersama orang-orang ini? Seper detik kemudian dia ingat apa yang sebenarnya terjadi.

"Lepasin... Lepasin aku." teriak Agnes, memberontak.

"Diam. Kau harus patuh." tukas peria yang sedang memegangi kedua tangan Agnes.

"Tidak. Lepaskan aku, turunkan aku." teriak kembali Agnes.

"Percuma. Kamu sudah ada di dalam genggaman kami, sebentar lagi kamu, akan di jual, oleh ayahmu sendiri." jelas peria itu membuat Agnes, tercengang mendengar kata 'ayah'.

"Ayah? Akhhh. Lepaskan, aku gak mau bertemu dengan ayah bejad seperti dia." rontak Agnes.

"Diamlah." pekik peria yang menyetir mobil.

Burgh. Burgh.

"Sial, siapa lagi ini." kesal peria itu karena mobilnya di serepet oleh mobil dan motor di kanan dan kirinya.

Agnes, melihat ke jendela lalu memastikan mobil siapa di luar sana, setelah melihat dengan jelas ternyata itu mobil Morgan.

"Bang Morgan, tolongin aku." teriak Agnes, dari dalam mobil sambil memukul kaca, entah di dengar atau tidak oleh Morgan.

Tapi Morgan, melihat Agnes, memukul kaca mobil, dan seperti berteriak meminta tolong.

Kedua mobil, dan satu mobil, kemudian satu motor, bertarung saling menyerempet dan saling menyerang menggunakan pistol.

Morgan, tidak ingin gadisnya di miliki oleh orang lain, apa lagi Agnes, saat ini akan di jual oleh ayah kandungnya sendiri, karena ada salah satu teman dari ayah Agnes, yang tertarik pada gadis itu.

Memang ayah yang bejad, tidak memiliki hati nurani, putri nya sendiri harus jadi korban, dan di jadikan bahan tukaran dengan uang.

"Bertahan Agnes, aku datang." ucap Morgan, pelan mengendarai mobilnya sekencang mungkin agar bisa menyerempet mobil di depannya.

Chitttttt.

Mobil yang di kendaraan Agnes, tiba-tiba berhenti membuat Agnes, yang duduk di belakang terjungkal ke depan.

Orang-orang itu turun dari mobil saat melihat Morgan, yang turun dari mobil membawa tongkat, bersama dengan temannya yang sama halnya membawa tongkat.

Walaupun situasi saat ini sangat genting namun mata Agnes, terpukau melihat Morgan, berpakaian dengan bagian baju yang tidak di kancing sama sekali, menggunakan celana pendek, rambut hitam berponi di belah dua, menggunakan kaca mata hitam, berjalan dengan santai menghampiri orang-orang itu.

Sungguh sangat keren, begitulah pikiran Agnes, saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungguh sangat keren, begitulah pikiran Agnes, saat ini.

"Lo, gak capek melindungin nih cewek?" taya lawannya.

TUBUHMU MILIKKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang