Biadabnya seorang Zartin!

6.3K 78 28
                                    

Hari ini Agnes, lulus sekolah. Gadis itu sangat bahagia karena mendapatkan nilai sempurna, bibirnya tak berhenti tersenyum saat sedang berfoto dengan teman dan juga keluarga.

"Anak mamah, pinter sekali. Udah lulus saja." puji Zelita, mengelus lembut rambut Agnes.

"Papah, salut sama kamu." puji juga Gansa, sambil merangkul pundak Agnes.

Agnes, hanya tersenyum mendengarkan pujian dari kedua orang tuanya, namun ada pikiran yang membuat gadis itu tidak tenang, mengenai Zarel, lelaki itu benar-benar tidak punya malu, masih saja menampakkan dirinya dengan senyuman manis, dan wajah datarnya tanpa rasa bersalah.

"Mah, bang Morgan, di mana?" tanya Agnes, berbisik di telinga sang ibu.

"Tadi Morgan, ada di sekitar sini? Tapi kok gak ada ya?" jawab Zelita, celingukan melihat ke area sekitar.

Merasa risih dan kesal karena Agnes, merasa ada yang sedang mengamatinya dari jauh saat ini. Dengan cepat gadis itu berlarian di antara kerumunan orang untuk mencari Morgan.

Bugh!

"Aduh." pekik Agnes, kepalanya terbentur dada bidang Morgan.

"Kamu kenapa? Kok kaya panik gitu?" tanya Morgan, melihat wajah Agnes, berkeringat dingin.

"Kita pulang saja yuk. Perasaanku tidak enak, dari tadi seperti ada yang sedang memperhatikan aku," pinta Agnes, gelisah.

"Apa kamu bertemu dengan Zarel?" tanya Morgan.

"Iya, tadi dia memberikan ucapan selamat. Setelah itu dia pergi entah kemana?" jawab Agnes.

"Mamah, sama papah, di mana?" tanya kembali Morgan.

"Di situ." tunjuk Agnes, namun Gansa, dan Zelita, tidak ada di tempat yang di tunjuk Agnes. "Loh kok gak ada? Tadi mereka di sana." panik Agnes.

"Gawat! Ayo, kita harus cari mamah sama papah," panik Morgan, menarik tangan Agnes, kemudian berlari keluar dari sekolah itu.

"Ada apa? Kenapa harus tergesa-gesa seperti ini?" tanya Agnes, setelah mereka berdua di dalam mobil.

"Mamah, sama papah, kemungkinan besar di culik sama ayah kamu." jawab Morgan, menyalakan mesin mobil kemudian melaju dengan kencang.

"Hah secepat itu? Mereke berdua baru aja aku tinggal untuk mencari kamu. Bagaimana ayah bisa, menculik mamah sama papah, secepat itu?" bingung Agnes.

"Kamu lupa kalo Zartin, lelaki biadab dengan segala cara dia akan melakukan apapun, demi apa yang dia mau."

"Aku, rasa yang dari tadi terus mengamati ku itu ayah, ternyata sudah ada rencana."

"Itu kenapa aku tau kalo Zartinlah yang menculik papah, sama mamah. Karena tadi di belakang sekolah ayahmu datang, dia menemuiku memberikan ancaman."

"Ancaman apa?"

"Agar aku menyerahkan kamu! Namun aku menolak, itulah kenapa dia semakin berutal sekarang. Yang aku khawatirkan mamah, takut lelaki itu berbuat macam-macam, setidaknya dia tau kalo mamah, manta istrinya."

"Sekarang kita harus mencari kemana? Hanya mamah, yang tau markas ayah, kita harus minta bantuan sama siapa?" isak Agnes, panik bukan main, air matanya terus berderai.

"Aiden, dia selama 1thn sudah berkerja sama dengan mamah, pasti dia tau di mana markas Zartin? Aku, yakin itu."

Agnes, hanya menatap wajah Morgan, dengan tatapan kagum dan dalam, sungguh dia tak menyangka jika Morgan, bukan hanya menyayangi Agnes, namun ibunya Zelita, sungguh dia terharu dengan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TUBUHMU MILIKKU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang