Kenzo masuk ke dalam rumah sederhana yang kini menjadi istananya. Walau rasanya asing tapi ketika melihat sosok wanita paruh baya yang menyambutnya dengan senyuman hangat, membuat Kenzo merasa nyaman.
"Ibu, maaf Adam pulang malam".
Sara mengelus rambut Kenzo dengan lembut. "Cepat bersih-bersih. Ibu akan menyiapakan makanan".
Kenzo tersenyum lalu pergi menuju ke kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya di kasur yang tidak bisa dibilang empuk.
"Yah, dia terlalu rapuh untuk dunia yang keras ini. Apalagi dengan Adam yang berusaha bunuh diri" gumam Kenzo ketika mengingat saat pertama kali dia melihat wajah Sara yang tampak lelah dan putus asa.
Kenzo menatap ke langit-langit ruangan, dia berusaha mengingat-ingat kasih sayang sebelum berada di sini.
"Mereka sibuk sama kerjaan dan harta warisan kakek. Tapi berkat itu juga gue gak kekurangan secara finansial".
Kenzo terdiam sejenak.
"Yah untuk itu mari kita lupakan soal kasih sayang, entah gue lupa atau memang gak ada" ucap Kenzo dengan raut wajah yang nampak lelah.
Kenzo menghela nafas. "Entah kenapa makin dipikir makin pusing ".
"Adam, cepat mandi nak. Ini makanya sudah siap" seru Sara yang membuyarkan lamunan Kenzo.
Dengan cepat dia menyambar handuk lalu berlari kecil menuju kamar mandi.
*****
Adam berusaha bertindak senormal mungkin karena ada Ling-Ling di depannya.
"Kenapa diem aja. Ayo minum" ucapnya sambil menyodorkan minuman yang telah ia beli.
"Ok, thanks" balas Adam menerima minuman itu.
Entah kenapa mereka sekarang bisa bertemu, tapi ini cukup membuat Adam gelisah. Padahal dia tadi hanya ingin membeli makanan di minimarket tapi tanpa disangka Ling-Ling juga ada di sana.
Dan yang lebih membuat Adam gelisah adalah respon Ling-Ling yang tampak begitu dekat dengan Kenzo.
"Udah lama gak ketemu, gimana kabar lo?" Tanya Ling-Ling berbasa-basi.
"Seperti yang lo liat, gue baik".
Ling-Ling mengangkat salah satu alisnya lalu tersenyum. "Yah, gue cuma heran kenapa lo akhir-akhir ini gak muncul. Biasanya nyari Selly".
"Ah... gue lagi sibuk".
"Cih... jawabannya dingin banget. Yah gue tau lo nolak cinta gue. Tapi jangan gitu juga".
"Apa" mata Adam membelalak, dia tak percaya dengan ucapan Ling-Ling.
Ling-Ling tertawa kecil. "Reaksi lo kenapa kayak gitu".
Adam terdiam sejenak. Dia tidak menyangka ternyata Ling-Ling pernah di tolak oleh Kenzo, dan lebih mengejutkannya lagi dia tidak tau akan hal itu. Padahal Adam menyimpan rasa kepada Ling-Ling dan seringkali mencari informasi tentangnya.
"Yah... g-gue gak suka sama lo" balas Adam dengan hati yang berat.
"Eh... sejak kapan lo gagap?".
"S-siapa yang gagap".
Ling-Ling kembali tertawa. "Oke-oke. Btw, gue kemaren liat lo belajar naik motor. Emang kenapa?. Bukannya lo ketua geng motor. Apa semenjak di tendang Selly lo jadi gagar otak. Tapi emang gue liat lumayan kenceng nendang nya".
Adam tersentak, dengan panik dia berusaha menjawab pertanyaan Ling-Ling. "A-aku, a-anu... ah, maksud gue".
Ponsel Ling-Ling tiba-tiba berbunyi menghentikan Adam yang masih berusaha memikirkan apa yang ingin dia ucapkan. Dengan wajah kesal Ling-Ling menatap ponselnya lalu memasukkannya ke dalam saku jaket.
"Kayaknya gue harus balik. Yaudahlah makasih buat waktunya, see you" Ling-Ling berjalan santai meninggalkan Adam yang masih mematung.
"Haaaaaah" desahnya lega dengan kepergian Ling-Ling. "Dia curiga gak ya".
Adam beranjak dari tempat duduk lalu pergi menuju rumahnya (lebih tepatnya rumah kenzo). Jaraknya tak terlalu jauh dengan minimarket dan itu cukup membantu dia untuk berbelanja.
Memang ada pembantu di rumah , namun sebelum matahari tenggelam mereka sudah pergi meninggalkan Adam sendiri di rumah luas itu. Jadi mau tidak mau jika lapar atau membutuhkan sesuatu, dia harus bergerak sendiri atau kelaparan sepanjang malam.
Tentu ada beberapa makanan ringan tapi dia ingat perkataan Kenzo yang menyuruhnya menjaga pola makan agar tubuhnya tindak melar.
"Semuanya rumit" eluh Adam dengan putus asa sambil membayangkan masakan yang dibuat ibunya tanpa harus menjaga pola makan.
Jika dia ada di rumah kecil itu, mungkin perutnya sekarang sudah buncit karena terlalu banyak makan. Dan karena ingatan itu Adam makin merasa putus asa.
Hari berganti, matahari yang hangat mulai muncul. Cahayanya menembus sela-sela kaca ataupun fentilasi rumah. Namun orang-orang tidak bergeming dari tempat tidurnya karena ini hari minggu.
Sara mengetuk pintu kamar Kenzo menandakan dia harus segera bangun untuk sarapan.
Dengan wajah bantal dan mata yang belum sepenuhnya terbuka dia keluar dari kamar melihat Sara yang sudah duduk dengan Adam di sampingnya.
"Halo Adam, baru bangun?" Tanya Adam yang tentunya sekarang sebagai Kenzo.
Kenzo mengangguk pelan lalu masuk kedalam kamar mandi sampai akhirnya sadar dengan keberadaan tubuhnya di tempat ini.
Dia langsung keluar dan berharap itu tadi hanya hayalan saja. Namun itu tidak benar. Dia kini melihat Adam sedang duduk dengan sepiring makanan di depannya dan tampak berbincang dengan Sara.
"Kenapa lo di sini" seru Kenzo dengan suara yang lumayan keras.
Sara berdiri dari tempat duduknya, menghampiri Kenzo lalu memukulnya dengan telapak tangan. "Kamu ini, ada teman datang malah teriak-teriak".
"Ibuk... Iya, iya" ucapnya sambil berusaha melepaskan diri dari sara.
Walaupun pukulannya bukan dengan tinju yang kuat tapi itu cukup menyakitkan.
Dia berlari masuk kedalam kamar mandi dan menguncinya rapat-rapat.
Tak butuh waktu lama Kenzo ada di kamar mandi. Dia duduk di samping Adam yang sudah selesai dengan makannya menatapnya dengan wajah kesal.
"Lo kenapa kesini pagi-pagi" tanyanya sambil menyuapi mulutnya sendiri.
"Makanlah... Apalagi" jawan Adam dengan senyum miring.
Kenzo menatapnya tak percaya. Bagaimana bisa anak pendiam ini sudah mulai berani mengejeknya, apalagi dengan wajah tampannya itu.
"Yah lakuin sesuka lo" ucap Kenzo mulai tak perduli.
Keadaan menjadi hening sejenak.
"Ling-Ling pernah nembak lo kah?".
"Uhuk-uhuk" Kenzo hampir tersedak karena pertanyaan yang tiba-tiba itu.
****
Happy reading 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
ROTASI (TRANSMIGRASI) On Going
Novela JuvenilAdam saputra merupakan anak kecil kurus yang sering dirundung oleh teman-temannya.karena putus asa dia berniat untuk mengakhiri hidupnya. namun sebelum itu terjadi dia bertukar tubuh dengan Kenzo Putra Ivander seorang ketua geng motor yang tampan da...