16

31 4 0
                                    

Bintang menatap Selly dengan kesal, bagaimana bisa dia memberikan nomer Bintang tanpa seizinnya, apalagi kepada Ling-Ling.

"Yaelah bang, gak ada salahnya dicoba. Ling-Ling anaknya lumayan baik kok, siapa tau kan lo bisa move on" ucap Selly berusaha meyakinkan Bintang.

Bintang menghela nafas panjang. "Lumayan?".

Selly memalingkan pandangannya. "Iya lumayan. Dia juga cantik kan, terus pinter juga, terus sifatnya juga gak jauh beda sama mantan abang".

"Lo emang tau sifat mantan gue dari mana" sahut Bintang dengan tatapan tajam.

Seketika nyali Selly langsung menciut, ini sudah lama semenjak terakhir kali Bintang memberikan tatapan maut itu. "Y-yaaa, k-koneksi gue banyak bang, kalau gue kepo bakal gue cari sampe dapet jawabannya. Lagian apa salahnya sih mencoba dulu".

"Ini bukan masalah nyoba atau gimana, lo seharusnya tanya gue dulu sebelum kasih nomer gue ke dia" balas Bintang dengan berusaha menahan rasa kesalnya.

"Emang kalau gue tanya, lo bakal ngasih?. Nggak kan. Makanya gue langsung kasih ke dia aja".

Bintang mengacak rambutnya dengan frustasi. "Gue blok aja nomernya" ucapnya lalu pergi menuju kamarnya.

"Bang!... Serius lo blok!!, Bang!!" Tetiak Selly dari balik pintu kamar namun Bintang tidak merespon.

Bintang menatap ponselnya lalu memblokir Ling-Ling begitu saja. Dia sudah cukup lelah dengan tugas kampus dan juga masa lalunya, sekarang tidak ada waktu untuk memikirkan hal yang tidak penting.

Walau takdir berkata lain.

"Kak Bintang mau pesen minum apa, nanti Ling-Ling bayarin".

Bintang memijat pelipisnya. Entah bagaimana dia bisa masuk ke dalam ranjau yang disiapkan oleh Selly dan satu temannya itu hingga berakhir duduk berduaan di cafe bersama Ling-Ling.

"Gue bisa beli sendiri, lo pikir gue mokondo" balas Bintang dengan ketus.

Ling-Ling tersenyum, dia mengambil buku menu dan membalikkan setiap halaman untuk mencari makanan yang dia inginkan.

"Oke, satu jus jeruk sama satu es cream vanila buat kak Bintang".

"Gue gak bermaksud buat pesen itu"

"Ah" Ling-Ling kembali menatap buku menu. "Sorry, seingatku kak Bintang suka es cream  vanila, jadi ku pesenin itu".

"Lo tau dari mana?" Balas Bintang kini dengan raut wajah jijik. "Apa jangan-jangan lo stalker. Ohhh atau pertemuan kemaren itu rencana lo".

Ling-Ling tertawa kecil. "Ehhhh, Maybe yes, maybe no. Tapi bukannya bagus kalau dapet stalker kayak Ling-Ling" balasannya dengan senyum yang terasa begitu familiar bagi Bintang.

Bintang memalingkan wajahnya. "Kayaknya gue kurang tidur " gumamnya.

Ling-Ling menyerahkan buku menu agar Bintang bisa memilih menu yang dia mau. "Nih,  daripada Ling-Ling salah lagi kan".

Bintang membolak-balik setiap halaman, melihat semua menu yang tertera, dan itu terjadi selama lima belas menit. Bintang ingin memilih selain es cream tapi entah kenapa semuanya tidak menggugah selera.

"Gue es cream  vanila" ucapnya dengan wajah memerah karena malu, namun dia berusaha tenang.

*****

"Lo yakin mereka bisa?" Tanya Lian sambil mengawasi Bintang dan Ling-Ling dari seberang cafe.

Selly menggelengkan kepalanya. "Jujur enggak, tapi apa salahnya mencoba. Kita juga belum tau kan apa yang Ling-Ling akan lakuin. Lagian ini pertama kali kita liat dia suka sama seseorang, mungkin dia tipe cewek yang bringas".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROTASI (TRANSMIGRASI) On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang