6. HAH!!!

90 7 0
                                    

"Hah" Kenzo menatap Adam dengan wajah bingung.

"Hah?" Ulang Adam ikut bingung dengan jawaban Kenzo.

Kenzo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dari semua cewek di muka bumi ini cuma dia yang natap gue kayak ngeliat tai kucing di pinggir jalan" .

"Hah!"

"Hah heh hoh mulu lo" balas Kenzo kesal.

Adam makin bingung dengan jawaban Kenzo. Bukannya tadi malam Ling-Ling sendiri yang mengatakannya.

"Lo gak becanda. Halah ngaku aja" ucap Adam berusaha mengorek kebenaran.

Kenzo menatap Adam dengan wajah sebal. Sebenernya sekarang tangannya ingin menonjok manusia yang ada di depannya, tapi muka tampannya akan terluka.

"Gini loh... Mungkin lo gak tau ya, tapi tu cewek kayaknya benci banget sama gue" Kenzo menyeruput air putih yang ada digelasnya "kadang gue ngerasa mata tu cewek bisa ngeluarin laser saking tajamnya".

"Tapi, dia bilang pernah nembak lo" ucap Adam yang sukses membuat Kenzo tertawa.

"Nembak di alam mimpi?" Kenzo terdiam sejenak "kenapa lo bisa ketemuan sama dia".

Adam menceritakan semuanya, pertemuan mereka dan percakapan pendek yang terjadi hingga akhirnya Ling-Ling harus pergi.

Kening Kenzo langsung mengkerut, seumur hidupnya dia tidak pernah akrab dengan Ling-Ling. Dia hanya menganggapnya sebagai teman Selly yang tak begitu penting dan wanita yang melihatnya dengan penuh rasa jijik.

Seketika dia teringat pertemuan singkat beberapa hari yang lalu. Ketika dia tanpa sengaja bertemu dengan Ling-Ling dan berbincang sejenak.

Itu memang percakapan pendek, namun entah kenapa penuh dengana maksud tersembunyi. Seolah cewek itu mengetahui segalanya yang ada di langit dan bumi.

"Lo punya hubungan apa sama Ling-Ling?" Tanya Kenzo yang akhirnya mengucapkan nama itu.

Adam menundukkan kepalanya. Ini bukan hubungan yang istimewa, Ling-Ling hanya beberapa kali membantunya jika di rundung oleh anak-anak nakal setelah akhirnya Selly mengulurkan tangannya untuk membantu Adam berdiri.

Dia mengakui jika tatapan mata Ling-Ling memang agak misterius, penuh dengan rahasia dan mungkin hal-hal yak tak terpikirkan oleh manusia umunya. Tapi memang itu daya tariknya.

"Gue gak sedeket itu" ucap Adam dengan nada murung.

"Bahkan gak sedeket sampai bisa bicara?" Tanya Kenzo sekali lagi.

Kenzo mengangguk pelan. Entah kenapa rasanya begitu pilu tapi memang begitulah adanya.

Kenzo terdiam sejenak. Mencerna semua kejadian, dan akhirnya memikirkan suatau kemungkinan.

"Kayaknya dia tau ada sesuatu sama kita" ucapnya dengan setengah yakin. Dengan pendekatan yang dia lakukan secara tiba-tiba dan begitu blak-blakan bisa jadi dia mengetahui hal ini.

"Maksud lo dia tau kalau kita bertukar tubuh?" Tanya Adam dengan nada terkejut.

"Mungkin, kita belum tau pasti".

*****

Selly duduk sendiri ditengah kerumunan orang yang berlalu lalang. Matanya terus menjelajahi seluruh penjuru tempat seolah mencari seseorang yang tak kunjung datang.

"Bener-bener tu orang, perasaan pesawat udah turun sejak tadi tapi kenapa batang hidungnya belum keliatan sih" gumam Selly kesal.

Namun tak lama kemudian ada sosok laki-laki yang berdiri tegak dibelakangnya.

"Lama nunggu?" Ucap laki-laki itu sambil tersenyum miring ke arah Selly.

Selly yang kesal hanya bisa menatapnya dengan tajam. "Ya.. bisa-bisa jamuran gue di sini" dia beranjak dari tempat duduk lalu pergi meninggalkannya.

Dengan langkah yang agak dipercepat laki-laki itu berusaha menyanding Selly lalu mengacak-acak rambutnya.

"Abang!!" Seru Selly kesal.

Bintang tertawa kecil mendengar teriakan adiknya.

"Ih lagian kenapa sih lo udah pulang aja. Padahal belum satu tahun juga kan".

Bintang terkekeh. "Lo gak kangen sama abang paling ganteng ini".

Selly menatap Bintang dengan tajam lalu memalingkan muka. "Enggak... Lagian lo kan emang pergi buat lupain masa lalu lo kan".

"Yah. Lo tau kan mama minta gue agar pulang. Walaupun gue sebenernya gak pengen".

Selly mendecak sebal. Dia masih teringat ketika kakaknya yang tampak seperti mayat hidup ketika dia baru kembali dirumahnya. Entah kenapa hanya karena seorang cewek yang entah itu siapa bisa membuat kakaknya seperti kehilangan segalanya.

Bintang mengelus rambut Selly dengan lembut. "Gak papa, gue baik-baik aja kok".

Selly menepis tangan Bintang. Sejujurnya dia senang karena kakaknya kembali dan melanjutkan pendidikan di sini. Namun itu semua buruk jika dia kembali murung.

"Haaah" selly mendesah sebal. "Perasaan gue pas sekolah diluar dulu gak segitunya deh, sekarang giliran anak cowok ini" Selly menatap Bintang lalu kembali memalingkan muka. "Apa gue di pungut dari tempat sampah ya".

Mereka berdua berhenti karena ingin memilih taksi yang akan di tumpangi. Yah ini bandara pasti  sudah ada jejeran mobil atau motor yang menunggu disekitarnya. Dan diantara mereka Selly menemukan sosok yang tak asing.

"Hais kenapa Kenzo ada di sini" ucapnya makin kesal. Dia sudah tidak mood dengan adegan pertemuan adik kakak ini, dan sekarang ada parasit yang paling dia benci.

Tanpa sengaja mata mereka saling bertemu. Namun tidak seperti yang Selly pikirkan, ternyata Kenzo hanya tersenyum tipis. Tidak ada adegan norak seperti biasanya. Yah walaupun Selly agak terkejut tapi itu cukup melegakan.

"Ah Kenzo" cetus Bintang yang cukup membuat Selly terkejut.

"Lo kenal dia?".

"Ya. Dia ketua geng motor kan, pasti lah gue kenal" lanjut Bintang.

"Jangan bilang dia penerus geng lo" ucap Selly asal menebak. Namun dari reaksi Bintang yang hanya memberi senyuman berarti itu tidak salah.

"Waw... Gak heran. Sifat kalian gak jauh beda".

Tak lama dari kejauhan terlihat Adam yang berjalan menghampiri Kenzo.

"Mana" Adam menyodorkan tangannya, dan Kenzo tanpa pikir panjang memberikan helm yang ia bawa sejak tadi.

Adam naik keatas motor itu, namun yang mengejutkannya ialah dia membonceng Kenzo.

Mata Selly langsung terbelalak, setahunya Adam tidak bisa mengendarai motor. Dan apa-apaan Kenzo hanya diam saja. "Pasti tu anak bully Adam biar mau bonceng dia".

"Siapa ranting itu?" Tanya Bintang ketika melihat mereka berdua.

Selly mengangkat salah satu alisnya. "Apa maksud lo ranting" tanyanya dengan nada datar.

Bintang menatap adiknya yang kini tampak seperti akan mencabik-cabiknya jika dia terus berbicara. Namun dia tidak perduli, toh anak ini masih kecil.

"Orang yang bonceng Kenzo" ucapnya sambil tersenyum nakal.

"Bug...!!!" Selly menendang betis Bintang dengan lumayan keras dan sukses membuat korbannya meringis kesakitan.

*****

Selamat membaca 🤗

ROTASI (TRANSMIGRASI) On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang